Beranda Lainnya 10 Teori Filosofis yang Akan Merubah Total Pandanganmu Tentang Dunia

10 Teori Filosofis yang Akan Merubah Total Pandanganmu Tentang Dunia

Teori filosofis
Ilustrasi lukisan abstrak alam semesta karya Sam del Russi

Kenyataan yang sesungguhnya belum tentu seperti dan sesederhana yang kita pikirkan. Beberapa hal yang kita terima sebagai kebenaran, bisa saja itu merupakan kesalahan besar namun belum sempat disadari.

Para ilmuwan dan filsuf telah melakukan segala upaya untuk mengubah persepsi kita tentangnya. Di bawah ini adalah beberapa teori filosofis yang dapat membuka cakra pemahaman kita tentang dunia dengan cara yang sangat jauh berbeda. Selamat memahami…

1. Big Freeze.

Big freeze adalah teori kondisi akhir yang sedang dituju alam semesta kita saat ini. Alam semesta memiliki persediaan energi yang terbatas. Menurut teori ini, ketika energi itu akhirnya habis, alam semesta akan berubah menjadi keadaan beku. Energi panas yang dihasilkan oleh gerakan partikel akan berangsur-angsur aus, yang berarti bahwa pada akhirnya, gerakan partikel ini akan melambat dan, mungkin, suatu hari, semuanya akan berhenti total. Mungkin inilah yang dinamakan sebagai akhir dunia alias Kiamat.

2. Solipsisme

Solipsisme adalah teori filosofis, yang menyatakan bahwa tidak ada yang ada selain kesadaran individu itu sendiri. Pada awalnya, teori ini dianggap tidak masuk akal, tetapi jika kita mau terus memikirkannya, sangat tidak mungkin untuk membenarkan vapa pun kecuali kesadaran kita sendiri.

Untuk memastikannya, cobalah luangkan waktu sejenak untuk mengingat semua mimpi yang telah kamu alami dalam hidup ini. Apakah tidak mungkin semua yang ada di sekitarmu sebenarnya hanyalah mimpi yang sangat rumit?. Tetapi,dalam hal ini bisa saja kamu mengatakan, ada orang dan hal-hal di sekitar kita yang tidak dapat kita ragukan karena kita dapat mendengar, melihat, mencium, merasakan dan merasakannya.

Orang-orang yang menggunakan LSD, misalnya, mengatakan bahwa mereka dapat menyentuh halusinasi yang sangat nyata seperti yang kita alami saat ini. Tetapi kita bisa mengatakan bahwa penglihatan mereka tidaklah “kenyataan”. Mimpi yang pernah kamu alami juga dapat mensimulasikan sensasi serupa. Terlebih lagi, apa yang kita rasakan hanyalah produk dari pemrosesan informasi yang terjadi di berbagai bagian otak.

Akibatnya, bagian mana sebenarnya dari kehidupan yang tidak dapat kita ragukan? Mungkin tidak ada. Kita masing-masing hanya bisa yakin dengan pikirannya sendiri.

3. Idealisme

George Berkeley, bapak Idealisme, berpendapat bahwa segala sesuatu ada sebagai gagasan dalam pikiran seseorang. Berkley menemukan bahwa beberapa rekannya menganggap teorinya bodoh. Kemudian salah satu lawannya menendang batu dengan mata terpejam dan berkata, “Aku tidak melakukannya!”

Idenya adalah jika batu itu benar-benar hanya ada dalam imajinasinya, dia tidak akan bisa menendangnya dengan mata tertutup. Cara Berkeley membantah ini sulit dipahami, terutama di zaman sekarang. Dia berpendapat bahwa ada Tuhan yang mahakuasa dan mahahadir yang dapat melihat semuanya secara bersamaan.

4. Plato dan Logos

Semua orang pasti pernah mendengar tentang Plato. Dia adalah salah satu filsuf paling terkenal di dunia. Seperti semua filsuf lainnya, ia memiliki beberapa argumen tentang sifat realitas. Dia berpendapat bahwa di luar realitas yang kita sadari, ada dunia dengan bentuk-bentuk “sempurna”. Segala sesuatu yang kita lihat hanyalah bayangan, tiruan dari bagaimana segala sesuatu tersebut sebenarnya.

Plato berpendapat bahwa dengan mempelajari filsafat, kita memiliki kesempatan untuk melihat sekilas bagaimana keadaan sebenarnya dan menemukan bentuk sempurna dari semua yang kita rasakan.

Selain pernyataan yang mengherankan ini, Plato, sebagai seorang monist, juga mengatakan bahwa semuanya terbuat dari satu zat. Ini berarti (menurut dia) bahwa segala sesuatunya dari bintang di langit hingga debu di bawah tempat tidur kita terdiri dari bahan dasar yang sama, tetapi dalam bentuk yang berbeda. Dengan ditemukannya atom dan molekul, pernyataan Plato ini telah terbukti benar sampai batas tertentu.

5. Presentisme

Waktu adalah sesuatu yang kita anggap sebagai kenyataan. Tentu saja, kita biasanya membaginya menjadi masa lalu, sekarang dan masa depan. Presentisme berpendapat bahwa masa lalu dan masa depan adalah konsep yang dibayangkan sementara hanya masa kinilah yang nyata.

Dengan kata lain, piring yang ada di mejamu dan setiap kata dari artikel ini tidak akan ada lagi setelah kamu selesai membacanya sampai kamu buka untuk membacanya lagi. Masa depan dianggap sama dengan masa khayalnya karena waktu tidak dapat ada sebelum dan sesudah itu terjadi, sebagaimana diklaim oleh Santo Agustinus.

6. Eternalisme

Eternalisme adalah kebalikan dari presentisme. Dimana in adalah teori filosofis yang mengatakan bahwa waktu itu berlapis-lapis. Semua lapisan waktu ada secara bersamaan, tetapi pengukuran ditentukan sebatas oleh pengamat itu sendiri. Apa yang mereka lihat tergantung pada titik mana yang mereka lihat.

Dengan demikian, dinosaurus, Ratu Victoria dan Justin Bieber semuanya ada secara bersamaan tetapi hanya dapat diamati dari lokasi tertentu. Jika seseorang memiliki pandangan realitas ini, maka masa depan tidak akan ada lagi dan kehendak bebas deterministik adalah ilusi.

7. Otak dalam Stoples

Eksperimen pemikiran “otak dalam toples” adalah pertanyaan yang dibahas oleh para pemikir dan ilmuwan yang, seperti kebanyakan orang, percaya bahwa pemahaman seseorang akan kenyataan hanya bergantung pada perasaan subjektif mereka.

Jadi, apa esensi dari eksperimen pemikiran ini? Bayangkan kamu hanyalah otak dalam wadah yang dijalankan oleh alien atau ilmuwan gila di luar sana. Bagaimana kamu tahu? Dan bisakah kamu benar-benar menyangkal kemungkinan bahwa ini adalah kenyataan?

Eksperimen pemikiran ini mengarah pada kesimpulan yang sama: kita tidak dapat mengkonfirmasi keberadaan sebenarnya dari apa pun kecuali kesadaran kita sendiri.

8. Teori Multiverse

Kebanyakan orang pasti pernah mendengar tentang “multiverse” atau alam semesta paralel setidaknya sekali dalam hidupnya. Seperti banyak dari kita telah lihat, kata-kata paralel, dalam teori ini disebutkan bahwa, ada dunia yang sangat mirip dengan dunia kita sekarang, dengan sedikit (atau dalam beberapa kasus) terjadi perubahan atau perbedaan. Teori multiverse berspekulasi bahwa mungkin ada jumlah tak terbatas dari realitas alternatif saat ini.

Jadi apa intinya semua ini? Dalam kenyataan paralel, kamu mungkin saja hidup di sudut dunia yang berlawanan atau mungkin sudah meninggal dalam kecelakaan mobil. Dalam dunia lainnya, kamu mungkin belum pernah dilahirkan karena orang tuamu tidak pernah saling bertemu. Probabilitasnya sangat tidak terbatas.

9. Realisme fiksi

Teori ini dianggap sebagai cabang yang paling menarik dari teori multiverse. Superman itu nyata. Ya, beberapa dari kamu mungkin akan memilih cerita yang berbeda, demi argumen pribadi, Harry Potter mungkin juga nyata.

Cabang teori ini berpendapat bahwa dengan jumlah alam semesta yang tak terbatas, segala sesuatu pasti ada di suatu tempat. Jadi, semua fiksi dan fantasi favorit kita bisa bersifat deskriptif tentang alam semesta alternatif, yang merupakan tempat semua potongan yang tepat muncul untuk mewujudkannya.

10. Fenomenalisme

Setiap orang seringkali tertarik pada sesuatu hal yang terjadi ketika tidak melihatnya secara langsung. Para ilmuwan telah dengan cermat mempelajari masalah ini dan mencapai pada kesimpulan yang menarik.

Para filsuf fenomenalis percaya bahwa objek hanya ada sebagai fenomena kesadaran. Jadi, laptopmu hanya ada di sini saat kamu menyadarinya dan percaya akan keberadaannya. Tetapi ketika kamu sudah memalingkannya, maka laptop itu tidak ada lagi sampai kamu atau orang lain berinteraksi dengannya. Tidak ada keberadaan tanpa persepsi. Penjelasan ini adalah akar dari fenomenalisme.