Beranda Dunia Canggihnya Cina, ‘Sembuhkan’ Penderita HIV dengan Modifikasi Gen

Canggihnya Cina, ‘Sembuhkan’ Penderita HIV dengan Modifikasi Gen

Ilustrasi modifikasi genetik

Tak bisa dipungkiri, Cina adalah salah satu negara yang sudah terkenal di seluruh dunia akan kecerdikannya dalam hal membuat dan memodifikasi banyak hal, terutama dalam bidang teknologi.

Baru-baru ini, para ilmuwan di Cina berhasil menggunakan alat pengeditan gen CRISPR untuk mengobati pasien penderita HIV. Upaya ini adalah pertama kalinya CRISPR digunakan dalam terapi HIV eksperimental.


Tidak Ada Perubahan Genetika yang Tidak Disengaja

Dalam studi yang diterbitkan di New England Journal of Medicine pada 11 September, Hongkui Deng, dari Universitas Peking, dan rekan-rekannya melaporkan bahwa mereka tidak menemukan perubahan genetik yang tidak disengaja, kekhawatiran umum yang terkait dengan terapi gen.

Dalam penelitian kontroversial sebelumnya, seorang ilmuwan Cina juga menggunakan CRISPR untuk mengedit genom kembar agar mereka jadi kebal terhadap HIV. Jiankui He mengedit DNA embrio, sehingga perubahan gen dapat diturunkan ke generasi berikutnya.

CCR5 Gene

Pasien HIV dalam pengobatan eksperimental tersebut juga menderita leukemia dan membutuhkan transplantasi sumsum tulang. Para peneliti kemudian mengedit DNA dalam sel batang sumsum tulang dari donor dan kemudian mentransplantasikan sel yang diedit tersebut ke pasien.

Para peneliti kemudian menggunakan CRISPR untuk menghapus gen yang disebut CCR5, yang memberikan instruksi kepada protein pada permukaan beberapa sel imun.

HIV menggunakan protein ini untuk masuk ke dalam sel. Orang yang memiliki mutasi alami pada gen CCR5 dengan demikian tahan terhadap infeksi HIV berikutnya.

CRISPR Untuk HIV Dan Leukemia

Sebulan setelah transplantasi, leukemia pasien sembuh total. Sel-sel induk yang diedit secara genetik meningkat dalam tubuh pasien, menghasilkan sel-sel darah, dan bertahan dalam tubuh selama 19 bulan ke depan.

Namun, tingkat HIV dalam tubuhnya meningkat ketika dia (pasien) berhenti minum obat HIV sebagai bagian dari penelitian, jadi penderita harus mulai minum obat lagi untuk sembuh. Meskipun demikian, penelitian ini menunjukkan potensi kegunaan lain dari CRISPR.

“Penelitian ini memberikan harapan baru bahwa setidaknya dalam satu contoh (penelitian) ini, jenis terapi yang digunakan tampak aman,” kata Jennifer Doudna, dari University of California, Berkeley, yang dikreditkan sebagai penemu awal CRISPR. “Langkah selanjutnya tentu saja akan ada beberapa khasiat, manfaat terapeutik untuk hal ini.”