Beranda Unik 4 Kasus Anak Manusia Dibesarkan Hewan Paling Heboh

4 Kasus Anak Manusia Dibesarkan Hewan Paling Heboh

Mungkin Anda pernah melihat salah satu film terkenal yang menggambarkan kehidupan dari seorang manusia liar yang hidup di hutan dan akrab bersama hewan-hewan. Kita memang tidak patut mempercayai semua itu karena setiap adegan yang disajikan dalam film hanyalah fiktif alias rekayasa belaka. Tapi ada juga kasus dalam dunia nyata dimana anak-anak manusia tumbuh liar dan dibesarkan oleh hewan di hutan sehingga memiliki karakteristik layaknya hewan pula.

Karena telah berada jauh dari peradaban manusia begitu lama dan terbiasa dengan kehidupan di alam liar, maka anak-anak telah benar-benar mengadopsi sifat-sifat yang dimiliki hewan dan tidak dapat beradaptasi normal dengan manusia. Berikut ini sebagian kasus anak-anak yang hidup dan dibesarkan oleh hewan paling menghebohkan di dunia.

Bello, bocah malang yang dibesarkan oleh keluarga simpanse karena ditinggal orangtuanya

Bello, bocah yang dibesarkan simpanse
Bello, bocah yang dibesarkan simpanse (image by Dawn.com)

Orangtuanya meninggalkan Belli saat ia baru enam bulan. Sebuah keluarga simpanse kemudian mengadopsi dan membesarkannya. Pada saat diselamatkan oleh petugas, dia berusia sekitar dua tahun. Bello berjalan menggunakan kakinya tapi menyeret tangannya ke tanah layaknya simpanse. Dia juga melompat menjerit-jerita mirip seperti yang dilakukan oleh kera.

Pada tahun 1996, seorang bocah yang bertingkah laku seperti monyet diselamatkan oleh sejumlah petugas di Nigeria. Dia kemudian ditempatkan di rumah spesialis anak-anak. Staf perawat rumah Tudun Maliki Torrey di Kano menamai anak laki-laki tersebut dengan “Bello.” Sebelum diselamatkan, pemburu menemukan Bello dengan keluarga simpanse di Hutan Falgore yang berjarak 150 kilometer selatan Kano.

Pada saat penyelamatannya, Bello berusia sekitar dua tahun. Bello mungkin adalah anak nomaden, etnis Fulani yang melakukan perjalanan keliling daerah. Dilihat secara mental dan fisik saat ditemukan, Bello memang tampak seperti memiliki keterbelakangan. Pejabat percaya bahwa hal itu adalah salah satu hal yang menyebabkan ia ditinggalkan oleh kelompok dan orangtuanya. Dia memiliki dahi yang cacat, bahu kanan miring, dan dada menonjol. Menurut keterangan dari petugas, menelantarkan anak-anak penyandang cacat adalah hal umum yang dilakukan oleh orang-orang Fulani. Tapi Bello beruntung karena keluarga simpanse mengadopsinya.

Abba Isa Muhammad, petugas kesejahteraan Bello, memperkirakan bahwa Bello baru berumur enam bulan saat simpanse mengadopsinya. Saat Bello datang ke rumah perawatan, dia kira-kira memiliki ukuran dan berat seorang anak berusia empat tahun. Bello berjalan dengan gaya seperti simpanse, berjalan dengan kaki belakang dan menyeret tangannya ke tanah. Dia juga bersuara dan bertepuk tangan di atas kepalanya berulang kali persis seperti yang dilakukan monyet. Bello tidak dapat berbicara tapi membuat suara seperti simpanse.

Ramu, bocah asal India yang dibesarkan oleh sekawanan serigala

Image by State Library of South Australia 

Ramu adalah seorang anak laki-laki yang tinggal dan dubesarkan oleh serigala di hutan di India. Kulitnya sangat gelap, memiliki taring seperti hewan, kuku-kuku jarinya yang panjang, rambut kusut, dan kapalan di telapak tangan, siku, dan lututnya. Dia gemar berburu ayam, makan langsung dengan mulutnya di tanah, dan sangat senang jika diberu darah segar.

Ramu berusia sekitar lima tahun pada saat penyelamatannya dari hutan Uttar Pradesh. Dia ditemukan saat kebetulan sefang berkerumun bersama anak-anak serigala lainnya. Ramu tidak minum air seperti cara manusia tapi malah menjilatinya seperti anjing. Dia lebih suka daging mentah dibanding makanan yang dimasak. Ramu berjalan menggunakan tangan dan kakinya saat ditemukan dan ada bekas luka di sekujur tubuhnya.

Para suster di Prem Nivas, sebuah rumah bagi orang miskin yang dikelola oleh Misionaris Cinta Kasih Ibu Teresa, membawanya untik dirawat. Disana ia kemudia n dibersihkan termasuk dicukur rambut dan dipotong bersih kukunya. Meskipun ia bisa belajar untuk mandi dan mengenakan pakaian di bawah perawatan para suster, namun ia tidak dapat berbicara dengan bahasa manusia. Dia akan menyelinap keluar pada malam hari dan menyerang kandang ayam untuk mencari makan.

Menurut Dr. D.N. Sharma, mengingat karakteristik Ramu, jelas bahwa ia telah dibesarkan oleh hewan, terutama serigala, karena mereka sangat umum di Uttar Pradesh. Dr. D.N. Sharma adalah mantan direktur Rumah Sakit Balrampur dimana Ramu dirawat pertama kali saat penyelamatannya.

Andrei Tolstyk, bocah liar yang dibesarkan oleh anjing

Orang tua Andrei Tolstyk meninggalkannya saat ia baru baru berusia tiga bulan. Di tengah keterlantarannya tersebut, ia dibesarkan oleh sekawanan anjing dan merawatnya selama tujuh tahun sebelum akhirnya diselamatkan. Karena sudah kehilangan kontak dengan manusia begitu lama, Andrei tidak dapat berbicara dan telah mengadopsi banyak sifat seperti anjing termasuk berjalan merangkak, menggigit orang, mengendus makanan sebelum memakannya, dan perilaku liar yang umum dilakukan oleh anjing.

Dia ditemukan tinggal di daerah terpencil Siberia tujuh tahun setelah dia ditinggalkan oleh orang tuanya. Rumah tempat tinggalnya berada di lokasi terpencil sehingga tidak diketahui oleh beberapa penghuni lainnya. Penyelamatannya terjadi saat pekerja sosial mencoba untuk mencari tahu mengapa dia tidak mendaftarkan diri di sekolah setempat.

Kehilangan kontak manusia selama hampir tujuh tahun, Andrei tidak dapat berbicara. Dia juga mengadopsi beberapa sifat mirip anjing. Dia takut pada orang-orang di pusat yatim piatu yang membawanya masuk. Dia bersikap agresif dan mengendus semua makanan sebelum memakannya. Dalam waktu sekitar dua minggu, dia belajar berjalan kaki dan bahkan menggunakan sendok. Dia berkomunikasi melalui bahasa isyarat dasar.

Ehsaas, si gadis Mowgli yang dibesarkan oleh monyet

Ehsaas Lebih dikenal dengan julukan si “gadis Mowgli”, karena saat ditemukan tinggal bersama kawanan monyet di Suaka Margasatwa Katarniaghat. Dia berjalan merangkak, tidak dapat berbicara dengan bahasa manusia, makan langsung dengan mulutnya daripada menggunakan tangan, dan takut pada orang-orang. Dia telah berulang kali mencoba melarikan diri dari kurungan rumah sakit dan sangat agresif, suka mencakar dan menggigit orang lain.

Salah satu kasus terbaru dari anak-anak yang dibesarkan oleh hewan terjadi pada bulan April yang lalu di Uttar Pradesh, India. Seorang gadis berusia delapan tahun ditemukan tinggal bersama kawanan monyet di Suaka Margasatwa Katarniaghat. Dia tidak dapat berjalan atau berbicara seperti manusia dan dijuluki sebagai “gadis Mowgli” yang nyata.

Saat dilakukan penyelamatan oleh petugas, sekawanan kera melengking (begitu juga dia) sebagai tanda perlawanan dan mencoba melindunginya agar tidak diambil. Dia sangat agresif dan bahkan bisa melukai orang-orang yang berada di sekitarnya. Meski sikap agresifnya telah mulai agak berkurang dan diajari untuk berjalan dengan dua kaki, dia tetap tidak mau dan berjalan dengan merangkak dengan kedua tangan dan kakinya.