Beranda Kesehatan 7 Hal Tak Terduga Penyebab Diabetes Menurut Sains

7 Hal Tak Terduga Penyebab Diabetes Menurut Sains

Penyakit diabetes
Penyakit diabetes

Tak dipungkiri bahwa banyak orang saat ini menderita penyakit diabetes. Bahkan menurut informasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) melalui laman depkes.go.id menyebutkan bahwa Indonesia adalah peringkat keenam terbanyak di dunia setelah Tiongkok, India, Amerika Serikat, Brazil dan Meksiko, dengan rentang usia antara 20-79 tahun dengan jumlah lebih dari 10 juta orang.

Mengetahui fakta tersebut, kita bisa melihat bahwa penderita diabetes tidak hanya orang tua saja. Tetapi usia 20 tahunan juga sudah banyak yang mengalaminya. Tentu hal ini tidak bisa dianggap remeh, karena diabetes merupakan salah satu penyakit paling mematikan ketiga di Indonesia setelah stroke dan jantung.

Kebanyakan orang menganggap diabetes dipicu karena pola makan dan gaya hidup yang buruk, hal ini 100 persen memang benar. Tapi ada juga faktor-faktor lain yang dapat meningkatkan peluang seseorang mengalami diabetes, bahkan masih jarang orang mengetahuinya. Berikut ini beberapa hakr tak terduga yang juga bis menyebabkan diabetes menurut ilmu pengetahuan atau sains

1. Arsenik

Penelitian melaporkan bahwa paparan arsenik kronis dapat mengganggu sekresi insulin, dan juga meningkatkan risiko diabetes tipe 2.

Sesuai penelitian yang diterbitkan pada tahun 2017 di American Journal of Physiology, arsenik “mencemari air minum sekitar 100 juta orang di seluruh dunia dan telah dikaitkan dengan resistensi insulin dan diabetes.

Arsenik terdeteksi di udara, makanan, air, dan minyak yang biasa kita gunakan sehari-hari. Kita tidak mungkin menghindari paparan arsenik karena ditemukan secara alami di lingkungan. Juga, tidak adanya batasan untuk total arsenik dalam makanan kita. Arsenik terdeteksi pula dalam makanan umum termasuk ayam, beras, bubuk protein dan jus apel.

2. BPA

BPA atau dikenal juga dengan Bisphenol A adalah senyawa sintetis yang sering digunakan dalam memproduksi jenis plastik tertentu dalam makanan kaleng, mainan, peralatan medis, dan liner minuman.

Penelitian menunjukkan bahwa BPA dikaitkan dengan banyak gangguan kesehatan. Jurnal Penelitian Lingkungan dan Kesehatan Masyarakat, studi manusia dan laboratorium menunjukkan bahwa paparan BPA terkait dengan peningkatan risiko diabetes tipe 2. Zat kimia ini bekerja langsung pada sel pankreas, sehingga mengganggu sekresi insulin dan glukagon, yang dapat memicu keadaan resisten insulin.

Apa cara terbaik untuk menghindari BPA? Batasi paparan terhadap segala jenis plastik, pilih stainless steel atau kaca jika memungkinkan. Bahkan tanda terima dari kasir, seringkali juga dilapisi dengan BPA atau senyawa kimia serupa.

3. Merkuri

Penelitian menunjukkan bahwa merkuri dapat menyebabkan hiperglikemia dengan mengubah fungsi sel beta pankreas. Meskipun hubungan antara diabetes tipe 2 dan paparan merkuri tidak konsisten di semua penelitian, ada data yang menunjukkan kaitan antara kejadian diabetes dan konsentrasi merkuri total.

4. Pestisida

Pestisida adalah bahan kimia yang banyak digunakan di pertanian untuk membasmi dan mencegah serangga serta hama yang dapat mengganggu produktivitas dan pertumbuhan tanaman.

Tinjauan sistematis dan meta-analisis yang diterbitkan di Environment International meneliti peran pestisida dalam patogenesis diabetes. Termasuk adalah 22 studi dan hubungan positif antara peningkatan paparan pestisida dan prevalensi diabetes.

Efek buruk dari pestisida dapat menjadi akut atau kronis tergantung pada tingkat paparannya. Untuk mengurangi paparan tersebut, pilihlah yang organik sedapat mungkin. Terutama saat membeli buah dan sayuran dari luar, berikut adalah artikel tentang cara menghilangkan pestisida dari buah dan sayuran.

5. Phthalates

Phthalate adalah bahan kimia yang biasa digunakan dalam plastik, untuk membantu meningkatkan fleksibilitas, daya tahan, dan transparansi banyak produk plastik. Sebuah penelitian yang dilakukan di Australia, mendeteksi ftalat di hampir 99,6% sampel urin partisipan, dan dilaporkan bahwa konsentrasi ftalat berhubungan positif dengan diabetes tipe 2, serta penyakit kardiovaskular serta hipertensi.

Para peneliti menyesuaikan faktor-faktor lain yang biasanya berkontribusi pada penyebab masalah kesehatan ini, termasuk merokok dan konsumsi alkohol, tetapi hubungan antara ftalat, dan penyakitnya adalah sama.

6. Terlalu Lama Menyendiri

Sesekali diam santai di dalam kamar, menonton acara TV, dan membatasi berbicara dengan siapa pun itu wajar. Tapi tidak untuk setiap saat.

Penelitian melaporkan bahwa isolasi sosial dalam kesendirian terkait dengan risiko yang lebih besar terhadap diabetes tipe 2, dan juga meningkatkan peluang terkena demensia. Faktanya, wanita yang usianya berkisar antara 40-75, dan yang tidak berpartisipasi dalam kegiatan sosial 112% lebih mungkin menderita diabetes, dibandingkan dengan orang-orang dengan jejaring sosial yang kuat, menurut temuan Kesehatan Masyarakat BMC baru-baru ini.

Para ahli tidak sepenuhnya memahami hubungannya, tetapi, perlu dicatat bahwa individu yang mengisolasi diri dari teman dan keluarga lebih cenderung mengalami depresi, yang merupakan faktor risiko diabetes, menurut Sathya Jyothinagaram, MD, seorang ahli endokrinologi di Banner University Medical Center di Phoenix.

7. Konsumsi Garam Berlebihan

Konsumsi natrium yang berlebihan juga dapat membuat seseorang lebih mungkin terserang hipertensi atau kelebihan berat badan, 2 faktor besar risiko diabetes. Tapi, itu belum semuanya.

Terlalu banyak asupan garam juga memiliki dampak langsung pada resistensi insulin, menurut para peneliti Swedia. Faktanya, untuk setiap 1.000 mg natrium tambahan yang dikonsumsi oleh peserta studi, risiko diabetes mereka meningkat sebesar 43%.

Jika tidak ingin menanggung risiko penyakit, kita harus berusaha menjaga asupan natrium tetap di bawah 2.300 mg setiap hari, menurut American Heart Association. Jika bisa mendapatkan di bawah 1.500 mg, maka itu jauh lebih baik.