Beranda Pengetahuan 6 Dampak Psikologis Anak yang Dibesarkan Tanpa Adanya Ayah

6 Dampak Psikologis Anak yang Dibesarkan Tanpa Adanya Ayah

Ilustrasi anak tanpa ayah
Ilustrasi anak tanpa ayah

Efek psikologis dari pengalaman masa kecil kita dapat memiliki dampak besar pada siapa kita nanti di kehidupan yang akan datang. Dalam sebuah artikel yang saya baca di The Daily Mail,salah seorang peneliti bernama Ben Spencer mengatakan bahwa, “Anak kecil yang dibesarkan tanpa peran ayah dapat mengubah struktur otaknya secara permanen (kelak saat dewasa)”.

Berikut ini adalah beberapa kemungkinan yang saya pelajari dampak psikologis dari seorang anak yang tumbuh kembang tanpa adanya ayah.

  1. Lebih cenderung menjadi agresif
  2. Lebih Mudah Mengalami Depresi
  3. Cenderung Merasa Harga Diri Rendah
  4. Lebih Mungkin Melakukan Hal Buruk di Sekolah
  5. Lebih Mungkin Dipenjara dan Melakukan Bunuh Diri
  6. Lebih Mungkin Menggunakan Obat-obatan Terlarang

Lebih Cenderung Menjadi Agresif

Studi psikologis menunjukkan bahwa anak-anak yang tumbuh dewasa tanpa ayah lebih cenderung memiliki sifat agresif dan cepat marah. Saya selalu memendam kemarahan dalam diri. Tidak hanya kemarahan yang meluap-luap, tetapi juga kemarahan yang sifatnya tenang. Bagi saya pribadi, amarah yang tenang lebih berbahaya dan tidak stabil. Amarah diam tidak memiliki katup pelepas yang tepat, yang justru akan menumpuk menjadi besar seperti monster yang tumbuh di dalam diri.

Kemarahan dapat membuat kita berpikir dan bertindak dengan kebodohan. Selain itu, saya juga memiliki peluang lebih besar meneruskan perilaku ini kepada anak-anak saya kelak. Saya selalu memlakukan banyak pertimbangan sebelum memutuskan untuk berumah tangga.

Lebih Mudah Mengalami Depresi

Remaja yang tumbuh tanpa ayah lebih rentan terhadap tekanan emosional. Hal ini adalah subjek yang sulit untuk saya diskusikan karena memaksa pikiranku mengingat masa-masa yang sangat gelap dalam hidup. Saya mengalami depresi yang seolah-olah menembus setiap aspek dalam kehidupan saya. Introversi alami saya memperbesar perasaan bahwa saya seolah-olah sendirian di dunia ini, tidak ada yang dapat memahami apa yang saya rasakan.

Untungnya, saya selalu berhasil mengatasi depresi ini. Saya memikirkan adanya dukungan yang berkelanjutan dari teman-teman dan upaya mereka yang tak henti-hentinya untuk membantuku mengembalikan keseimbangan dalam hidup yang sudah terasa sangat kacau ini. Saya juga ingat guru sekolah menengah dan profesor perguruan tinggi yang berusaha keras untuk mendorongku agar senantiasa menerapkan perilaku positif dalam hidup. Dalam banyak hal, hidup diibaratkan seperti olahraga tim. Jangan takut untuk bersandar pada rekan setim Anda untuk mendapatkan dukungan dan jaminan emosional.

Cenderung Merasa Harga Diri Rendah

Efek psikologis dari tumbuh tanpa adanya ayah dapat menyebabkan masalah krisis harga diri. Sepanjang hidup, saya tidak pernah memiliki kesempatan untuk melakukan percakapan dengan ayah saya sendiri. Pun demikian, saya selalu percaya pasti ada alasan mengapa ayah tidak pernah ada untukku. Saya adalah seorang introvert, yang sebenarnya tidak pernah benar-benar membuka diri kepada orang lain. Saya merasa tidak akan pernah bisa menjadi diri sendiri baik dengan teman-teman atau siapa pun di lingkaran sosial saya; Saya selalu membawa perasaan bahwa saya telah rusak atau seperti orang yang tidak diinginkan. Namun, saya tetap beruntung karena senantiasa menjalin persahabatan sehat yang membuat saya banyak bersikap positif dan optimis.

Untuk seorang remaja yang sedang menantikan kuliah, saya termasuk beruntung karena tidak pernah mengalami kesulitan berkencan. Wanita yang saya kencani dengan hubungan yang tetap stabil telah mengajarkanku banyak tentang bagaimana menjadi seorang pria sejati, dan bagaimana memperlakukan seorang wanita dengan penuh hormat.

Hari ini, saya merasa nyaman dengan diri saya sendiri; Saya puas dengan tidak menjadi sempurna. Efek-efek psikologis yang terjadi secara bersamaan memiliki cara untuk menggabungkan satu sama lain; kuncinya adalah untuk lebih sadar diri dan melawan iblis dalam diri secara langsung.

Lebih Mungkin Melakukan Hal Buruk di Sekolah

Tumbuh tanpa ayah juga memengaruhi pendidikan saya. Saya malu mengatakan bahwa selama ini saya telah drop out dari dua perguruan tinggi karena kurangnya usaha dan motivasi. Saya merasa sangat bersalah tentang hal ini. Saya merasa telah merampas kebanggaan dan kebahagiaan ibu ketika melihat putra sulungnya berjalan melintasi panggung dengan gelar sarjana.

Saya tidak bisa mengembalikan dan memperbaikinya, tetapi saya berjanji suatu hari nanti akan dapat mencapai beberapa keberhasilan yang akan membuat ibu saya merasa bangga memiliki seorang putra seperti saya. Efek psikologis negatif dari dibesarkan dalam rumah tangga dengan orang tua tunggal memang dapat menghambat kita dalam kehidupan, tetapi kita masih punya pilihan, tenggelam atau berenang. Semuanya terserah Anda.

Lebih Mungkin Dipenjara dan Bunuh Diri

Anak-anak yatim, terutama anak laki-laki dua kali lebih mungkin berakhir di penjara di kemudian hari. Tentu ini merupakan statistik yang mengkhawatirkan. Mereka lebih rentan terhadap agresi, lebih cenderung putus sekolah, dan lebih rentan terhadap pengaruh negatif.

Selain itu, salah satu statistik yang paling mengerikan disebutkan bahwa hampir 65% kasus bunuh diri remaja dikaitkan dengan rumah tanpa ayah. Dari pengalaman saya sendiri, saya tahu bahwa anak-anak yang tumbuh tanpa ayah memiliki risiko lebih besar untuk mengalami depresi dan bahkan bunuh diri.

Lebih Mungkin Menggunakan Obat-obatan Terlarang

Anak-anak tanpa ayah lebih cenderung menggunakan narkoba untuk pelampiasan. Ketika masih muda, saya berjuang keras melawan kecanduan yang saya alami. Ibu saya selalu sibuk seharian mengurus pekerjaan yang tentu saja demi untuk kehidupan kami sehari-hari. Saya tidak akan pernah menganggap ibu saya negatif; dia mencintai anak-anaknya, dan memperlakukanku dengan baik yang dia bisa. Dua kakak perempuanku sibuk dengan kuliah. Saya sering menyendiri dan hanya berteman dengan mainan ketika remaja.

Saya memiliki lingkaran teman yang jauh lebih tua dari saya; apa pun yang mereka lakukan, saya juga ikut melakukannya. Mereka punya tato, saya punya tato. Mereka mencoba sesuatu, saya akhirnya ikut ambil bagian juga.

Lambat laun akhirnya saya dapat menarik diri dari lingkaran setan tersebut, menyadari bahwa ada hal lebih baik yang bisa dilakukan selama hidup. Pada titik ini, saya seolah-olah memiliki kekuatan batiniah yang selalu mendorongku untuk menjadi manusia yang lebih baik. Pasti ada harapan yang lebih baik untuk saya.

Tahukah kamu?
Anak perempuan dua kali lebih mungkin mengalami obesitas dan empat kali lebih mungkin hamil di luar nikah saat remaja ketika ayah mereka tidak ada.

Cara Mengatasi Dampak-dampak Buruk yang Mungkin Terjadi

Ada banyak cara konstruktif untuk mengatasi dampak-dampak buruk yang mungkin terjadi pada anak saat dewasa yang dibesarkan tanpa ayah. Meski langkah-langkah tersebut tidak selalu mudah, tetapi siapa pun yang berkomitmen demi kesejahteraan mereka sendiri pasti dapat melakukannya.

Masalahnya adalah dalam hal ini sangat tidak aman membesarkan anak tanpa kepedulian yang memadai (entah memiliki ayah atau tidak). Cara untuk mengatasi ini (pengaruh buruk) adalah dengan memiliki hubungan yang baik dengan siapa pun, menemukan dan atau menciptakan hubungan yang aman guna memungkinkan diri sendiri mengekspresikan emosi dan kebutuhan yang tidak terpenuhi di masa kanak-kanak.

Cara lain yang juga efektif termasuk disebutkan di bawah ini:

  • Konseling dan kelompok pendukung merupakan sarana yang efektif untuk belajar tentang diri kita dan kebutuhan kita sendiri. Media-media ini membantu kita dalam menafsirkan masa lalu untuk membantu kita memandang masa depan secara lebih cerah.
  • Mengidentifikasi role model dan program pendampingan di masyarakat yang menampilkan etika moral dan ambisi untuk memengaruhi anak-anak yang tumbuh dalam rumah tangga yang tidak memiliki ayah secara positif.
  • Mengakui kemarahan dan perasaan terluka. Hidup ini tidak akan pernah jadi lebih baik dengan melakukan perilaku-perilaku negatif di masyarakat. Jujurlah pada diri sendiri. Komunikasikan perasaan dari hati ke hati bukan mengungkapkannya dengan cara negatif. Kuncinya adalah membiarkan diri memiliki kesempatan untuk tumbuh.
  • Mengampuni diri sendiri dan siapa pun yang pernah menyakiti hati kita dengan penuh ketabahan. Hal ini memang cukup susah dilakukan, namun efeknya akan seperti sebuah keajaiban jika kita mampu melakukannya dengan ikhlas. Biarlah Tuhan Sang Pengatur Alam yang berhak menilainya.

Pelajaran Penting dari Ketidakhadiran Ayah

Melalui ketidakhadirannya, ayah mengajariku bahwa hidup ini tidak adil. Tidak ada jaminan bahwa kita akan mencapai apa pun atau dicintai oleh siapa pun. Tidak peduli apa kecenderungan kita sejak lahir, atau apa dampak psikologis yang mungkin terkait dengan pengalaman masa kecil dulu, kita adalah sejatinya adalah pribadi yang pemaaf dan memaafkan. Saya sangat percaya bahwa saya dapat mengatasi apa pun dampak dari tumbuh dewasa tanpa ayah. Saya sangat yakin memiliki masa depan yang cerah dan lebih baik.