Beranda Lainnya Bayi Ini Lahir dari Embrio yang Dibekukan Selama 24 Tahun

Bayi Ini Lahir dari Embrio yang Dibekukan Selama 24 Tahun

Saat metode IVF (in vitro fertilization) dan donasi sperma telah lama dilakukan selama beberapa dekade, menyumbangkan embrio baru populer dalam 10 tahun terakhir. “snowflake baby” sebuah istilah yang berasal dari nama agensi adopsi embrio, mengacu pada anak yang lahir dari embrio beku yang ditanamkan ke dalam rahim seorang wanita. Salah satu dari bayi-bayi ini baru saja dilahirkan bulan lalu dan yang membuatnya spesial adalah, ternyata ibu yang mengandungnya hanya terpaut usia satu tahun dengan si bayi. Memungkinkan jarak terpanjang antara konsepsi dan persalinan.

Kriopreservasi embrio pertama kali diperkenalkan pada pertengahan 1980an oleh para periset Greg Fahy dan William F. Rall. Embrio yang disumbangkan akan dibekukan sehingga penerima bisa menggunakannya di kemudian hari atau tetap dibiarkan menjadi embrio jika sebagian proses implantasi telah berhasil.

Pada tanggal 25 Juli 1978, Louise Brown menjadi manusia pertama yang lahir setelah dikandung lewat metode IVF atau orang awam menyebutnya bayi tabung. Perawatan tersebut dikembangkan oleh Robert G. Edwards yang menerima Hadiah Nobel dalam bidang Fisiologi dan Kedokteran pada tahun 2010 atas karyanya bersama Patrick Steptoe. Setelah diperkenalkannya vitrifikasi, Lilia Kuleshova menjadi ilmuwan pertama yang berhasil menstabilkan telur wanita yang menghasilkan kelahiran hidup pada tahun 1999. Sejak saat itu, telah terjadi banyak kemajuan dalam teknologi kriopreservasi seperti krioprotektan yang membantu menurunkan suhu beku dan meningkatkan viskositas. Hal ini mencegah cairan dalam embrio dari kristalisasi dan, sebagai gantinya, membuatnya tetap dalam keadaan amorf atau tak terbentuk.

Pada tanggal 25 November 2017, Tina Gibson melahirkan Emma Wren setelah berhasil melakukan implantasi embrio hasil sumbangan yang dibekukan pada tanggal 14 Oktober 1992. Tina sendiri berusia 25 tahun saat melahirkan putrinya dari anak embrii beku yang berusia 24 tahun.

Bayi tabung

Emma Wren, bayi yang lahir dari embrio beku selama 24 tahun (NEDC)

Di NEDC, Tina dan suaminya, Benjamin Gibson dari Tennessee Timur, menunjukkan gambar embrio mereka pada saat proses transfer. Embrio Emma dicairkan oleh direktur laboratorium NDEC Carol Sommerfelt pada tanggal 13 Maret 2017, dan Tina hamil setelah transfer embrio beku (FET) yang dilakukan oleh presiden pusat di tempat tersebut, Dr. Jeffrey Keenan. Meskipun ada ratusan transfer embrio beku yang berhasil, Emma Wren memegang rekor terpanjang antara konsepsi dan kelahiran hidup sejak awal IVF. Sebelumnya, seorang wanita asal New York melahirkan seorang anak laki-laki yang sehat pada tahun 2010 setelah ia ditanamkan embrio beku berusia 20 tahun. Juga, pada tahun 2013, ilmuwan Amerika berusia 45 tahun Kelly Burke melahirkan anaknya, Liam James, yang dikawinkan dengan di-cryopreservasikan selama 19 tahun. Embrio beku Burke yang dipilih sebenarnya adalah salah satu telur yang telah disumbangkan ke orang lain, dua di antaranya digunakan oleh pasangan lain dari Oregon pada tahun 1994 untuk IVF, dan sisanya dibekukan.

Pada bulan Mei 2012, ada lebih dari 600.000 embrio di-cryopreservasikan di laboratorium dan klinik kesuburan di AS yang menunggu untuk digunakan oleh pasangan yang ingin menciptakannya atau “diadopsi” oleh pasangan baru.

Ketika seseorang memilih IVF, tergantung pada usia wanita dan faktor kesehatan lainnya, lebih dari satu embrio dibuat jika implantasi yang pertama tidak berjalan seperti yang direncanakan. Tapi hanya satu dari 10 embrio ini yang pernah digunakan. Menurut Dr. Jeffrey Nelson, Direktur Pusat Reproduksi Huntington di California, hanya sekitar 21% pasien menyumbangkan embrio yang tersisa. Menurut American Society for Reproductive Medicine, 54% ingin mempertahankannya di masa depan ketika mereka ingin memiliki anak lagi, 21% ingin menyumbangkannya untuk penelitian, dan 7% menyumbangkannya ke pasangan lain. Sebagai konsekuensinya, ada lebih dari 600.000 embrio yang tersimpan di laboratorium dan klinik kesuburan.

Meskipun banyak pasangan yang mendapat manfaat dari konsep adopsi embrio merasa senang, praktik tersebut telah menuai kritik dan kekhawatiran orang-orang dari berbagai bidang.

Demonstrasi massa

Didirikan pada tahun 2003, National Donate Donation Center (NEDC) adalah klinik spesialis kesuburan Kristen di Knoxville, Tennessee yang membantu pasangan suami-istri heteroseksual mengadopsi embrio dan mengklaim telah memungkinkan kelahiran 700 anak melalui adopsi embrio. Fasilitas lainnya adalah Program Adopsi Snowflake Embrio dijalankan oleh Badan Adopsi Remaja Nightlight, yang mengklaim telah memungkinkan kelahiran 400 anak-anak dari embrio beku.

Karena pusat kesuburan ini hanya melayani pasangan heteroseksual, mereka telah diberi peringatan akan tuntutan hukum di masa depan karena melakukan diskriminasi terhadap wanita lajang dan pasangan sesama jenis yang menginginkan seorang anak. Mereka yang mendukung sumbangan embrio untuk penelitian sel induk dan aktivis hak-hak aborsi juga mengungkapkan keprihatinannya atas pandangan para pendukung pro-kehidupan. Juga, pasangan pro-kehidupan yang berusaha mengadopsi embrio dan percaya bahwa kehidupan manusia dimulai pada pembuahan itu sendiri, seringkali menghadapi dilema moral untuk menambahkan ke bank embrio beku yang sudah ada karena lebih dari satu embrio harus diciptakan untuk memastikan keberhasilan penanaman implan.