Beranda Lokal Informasi Wisata yang Ada di Provinsi Sumatera Paling Lengkap

Informasi Wisata yang Ada di Provinsi Sumatera Paling Lengkap

Objek Wisata Sumatera Lengkap
Desa Paradiso, Pulau Cubadak, Sumatera Barat

Informasi Wisata di Sumatera – Pulau Sumatera terdiri atas sembilan propinsi, yaitu (1) Nanggroe Aceh Darussalam, (2) Sumatera Utara, (3) Sumatera Barat, (4) Riau, (5) Jambi (6) Bengkulu, (7) Sumatera Selatan, (8) Lampung dan (9) Bangka Belitung. Masing-masing daerah itu mempunyai latar belakang sosial budaya dan objek wisata yang menjadi ke­banggaan daerah.

Objek Wisata di Sumatera

Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Objek Wisatanya

Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam terletak di Pulau Sumatera bagian utara yang luasnya 55.390 kilometer persegi dengan jumlah penduduk 3.415.393 jiwa (menurut sensus pen­duduk tahun 1990). Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam terbagi atas dua kotamadya, yaitu Kotamadya Banda Aceh dan Kota­madya Sabang. Di samping itu, Provinsi Nanggru Aceh Darussalam juga terbagi atas tujuh kabupaten, yaitu (1) Kabu­paten Aceh Besar, (2) Kabupaten Aceh Barat, (3) Kabupaten Pidie, (4) Kabupaten Aceh Utara, (5) Kabupaten Aceh Timur, (6) Kabupaten Aceh Tengah, dan (7) Kabupaten Aceh Selatan.

Bahasa yang dipergunakan masyarakat Aceh, antara lain (1) bahasa Gayo-Alas, yang dipergunakan oleh penduduk Gayo dan Alas di Aceh Tengah, (2) bahasa Aneuk Jamee dipergunakan oleh penduduk di Aceh Selatan dan Aceh Barat, (3) bahasa Tamiang dipergunakan di daerah perbatasan antara Aceh dan Sumatera Timur, (4) bahasa Aceh dipergunakan oleh penduduk Aceh Timur, Aceh Utara, Pidie, dan sebagian penduduk Aceh Barat.

Sastra daerah Aceh terbagi dalam bentuk puisi dan prosa. Sastra daerah Aceh yang berbentuk puisi pada umumnya masih disajikan dalam bahasa Aceh, sedangkan yang berbentuk prosa sebagian besar sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Di propinsi Nanggru Aceh Darussalam banyak kita jumpai objek-objek wisata. Objek-objek wisata itu tersebar di kedua kotamadya dan ketujuh kabupatennya. Di Kotamadya Banda Aceh dan di Kotamadya Sabang ter­dapat beberapa objek wisata, seperti Pantai Cermin, Taman Sari, Pantai Kasih, Pantai Anou Itam, Taman Laut Pulau Rubiah, Danau Aneuk Laot, dan Teluk Sabang.

Di Kabupaten Pidie, Kabupaten Aceh Besar, dan Kabupaten Aceh Utara terdapat objek-objek wisata, seperti Guha Tujoh Laweung, Kolam Mandi Jim-Jim, Pantai Lhoknga-Lampuuk, Pantai Ujong Batee, dan Pantai Ujong Blang. Di Kabupaten Aceh Timur, Kabupaten Aceh Tengah, Kabupaten Aceh Barat, Kabupaten Aceh Selatan, dan Kabupaten Aceh Tenggara terdapat objek-objek wisata seperti Kuala Beukah, Kuala Langsa, Danau Laut Tawar, Pemandian Air Panas Simpang Balek, Air Terjun Tuwi Lhok dan Tingkat Tujoh di Tapaktuan, Taman Nasional Gunung Leuser, dan Taman Lawe Gurah. Sebuah bandar udara di Aceh yang bernama Belang Bintang sering digunakan untuk membawa wisatawan dan meningkatkan kunjungan pariwisata.

Provinsi Sumatera Utara dan Objek Wisatanya

Daerah provinsi Sumatera Utara luasnya 71.680 kilometer persegi dengan jumlah penduduk 10.252.311 jiwa (menurut sensus penduduk tahun 1990). Daerah ini didiami oleh tiga suku bangsa, yaitu Batak, Melayu, dan Nias. Suku bangsa Batak men­diami daerah mulai perbatasan Provinsi Naggru Aceh Darussalam, di utara sampai ke perbatasan Riau dan Sumatera Barat di sebelah selatan. Suku bangsa Melayu mendiami daerah Pesisir Timur, Provinsi Sumatera Utara. Suku bangsa Nias mendiami Pulau Nias, sebuah pulau yang terletak di sebelah barat Pulau Sumatera. Bahasa yang dipergunakan oleh masyarakat Sumatera Utara, antara lain bahasa Batak, bahasa Melayu, dan bahasa Nias.

Bahasa Batak seperti yang dikatakan oleh P. Voorhoeve (1955:9) dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu (1) kelompok utara (Karo, Dairi, dan Alas), (2) kelompok selatan (Toba, Angkola, dan Minangkabau), dan (3) kelompok tengah atau perantara (Simalungun). Di samping itu, bahasa Melayu juga dibedakan atas tiga tingkatan variasi bahasa, yaitu variasi bahasa (1) tingkatan bangsawan, (2) tingkatan menengah, dan (3) tingkatan rakyat (Masindan, 1987: 10). Seperti yang dikatakan terdahulu, di Provinsi Sumatera Utara didiami oleh suku bangsa Batak, Melayu, dan Nias. Ketiga suku bangsa itu mempunyai sastra daerah masing-masing.

Suku bangsa Melayu mengenal bentuk sastra lisan. Sastra lisan tersebut mempunyai peranan dan kedudukan yang meliputi berbagai aspek kehidupan masyarakat Melayu. Sastra lisan Melayu mengenal bentuk puisi seperti pantun, syair, gurindam, dan prosa, seperti mite, legenda, dan dongeng. Suku bangsa Batak juga mempunyai sastra daerah sendiri, seperti sastra Batak Toba, sastra Batak Karo, sastra Batak Simalungun, sastra Batak Angkola/Mandailing, dan sastra Dairi. Sastra Batak Toba mempunyai bentuk prosa, puisi, dan lakon. Sastra Batak Toba yang berbentuk prosa bernama turi-turian torsa dan torsa. Sastra Batak Toba yang berbentuk puisi, di antaranya andung-andung, tonggo-tonggo, tabas, dan umpasa. Sastra Batak Toba yang berbentuk lakon adalah embas, tumba, dan opera Batak (Simbolon, 1986:7).

Sastra Batak Karo mengenal sastra lisan dan tulisan. Sastra lisan Batak Karo yang terkenal antara lain Ndungndungen (pantun), bilang-bilang (dendang duka), cakap lumat (pepatah perumpamaan), turi-turian (cerita), dan tabas (mantra) (Tarigan, 1979:9–10). Sastra tulis Batak Karo lama disuratkan pada lak-lak (kulit kayu) dan bambu dengan aksara Karo.

Sastra Batak Simalungun berbentuk prosa dan puisi. Sastra Batak Simalungun yang berbentuk prosa adalah mite, legende, dan dongeng, sedangkan yang berbentuk puisi adalah umpasa dan hutinta (Damanik, 1986: 16–23).

Di Provinsi Sumatera Utara terdapat banyak objek wisata yang menarik. Perhubungan untuk sampai ke tempat-tempat objek wisata itu juga tidak sulit. Di kota Medan terdapat banyak bangunan indah dan bernilai sejarah, di antaranya ialah Istana Maimun dan Masjid Raya. lstana Maimun dibangun oleh seorang arsitek Italia pada tahun 1888. Sampai sekarang istana ini masih ditempati oleh turunan Sultan Deli.

Di pantai Selat Malaka, 55 km ke arah tenggara kota Medan, terletak Pantai Cermin. Pantai ini berpasir putih dan berpemandangan yang indah. Ke arah selatan kota Medan ter­letak kota Bandar Baru, sebuah kota peristirahatan paling ter­kenal di Dataran Tinggi Karo. Dari Bukit Gundaling di kota ini orang dapat melihat pemandangan yang indah ke arah Gunung Sibayak dan seluruh Dataran Tinggi Karo.

Di beberapa desa di Tanah Karo masih terdapat rumah­ rumah adat khas Karo, beratap tinggi meruncing terbuat dari ijuk. Desa Lingga, 4 km di sebelah selatan Kabanjahe, sering di­kunjungi oleh turis karena di desa ini masih ada rumah adat. Sebagian ilmuwan memperkirakan bahwa rumah-rumah adat di desa ini telah berumur 200 tahun lebih.

Desa lainnya, yang masih mempunyai rumah adat ialah Peceren dan Barus Jahe. Danau Toba dan kota-kota di sekitarnya menjadi objek wisata yang menarik di Sumatera Utara. Kota Parapat yang ter­letak 176 km dari kota Medan adalah tempat peristirahatan yang paling terkenal di Danau Toba. Dari Prapat, dengan mengguna­kan perahu motor, kita dapat pergi ke Pulau Samosir, yaitu sebuah pulau yang terletak di tengah-tengah Danau Toba.

Di Pulau Nias, tepatnya di desa Bawomataluo (Bukit Mata­hari) terdapat istana kepala suku. Di depan istana itu terdapat dua buah batu setinggi 7 m. Batu ini dipergunakan untuk meletakkan mayat. Di desa Hili Simaetano dapat dilihat rumah adat, tari tradisional (termasuk tari perang), dan acara loncat baru setinggi 2,2 m yang dilakukan oleh para pemuda. Bandar udara yang berfungsi mengangkut wisatawan pergi dan pulang ke Medan adalah Bandar udara Polonia.

Provinsi Sumatera Barat dan Objek Wisatanya

Daerah Provinsi Sumatera Barat luasnya 42.327,30 km persegi dengan jumlah penduduk 3.998.677 jiwa (menurut sensus penduduk tahun 1990). Daerah itu terdiri atas delapan kabupaten dan enam kotamadya. Kedelapan kabupaten itu adalah (1) Kabu­ paten Pasarnan, (2) Kahupaten Agam, (3) Kabupaten Lima Puluh Kota, (4) Kabupaten Tanah Datar , (5) Kabupaten Solok, (6) Kabupaten Padang Pariaman, (7) Kabupaten Pesisir Selatan, dan (8) Kabupaten Sawah Lunto Sijunjung. Di samping itu , Propinsi Sumatera Barat mempunyai enam kotamadya, yaitu (1) Padang, (2) Bukittinggi, (3) Padang Panjang, (4) Payakumbuh, (5) Solok, dan (6) Sawah Lunto.

Menurut Djamaris (1994:26–28) sastra daerah Sumatera Barat pada awal kehidupannya adalah sastra yang disampaikan dari mulut ke mulut. Tahap kedua kehidupan sastra Minangkabau adalah naskah (tulisan tangan dengan menggunakan huruf Arab­ Melayu, kemudian dengan huruf Latin). Tahap ketiga kehidupan sastra Minangkabau adalah sastra cetak (buku cetakan). Di Provinsi Sumatera Barat kita bisa menjumpai objek-objek wisata, seperti Taman Hutan Raya Bung Hatta. Objek wisara ini merupakan sebuah cagar alam yang terletak di lereng Bukit Barisan dan tertutup hutan tropis. Taman seluas 70.000 ha ini terletak kira-kira 20 km dari kota Padang.

Objek wisata pantai terdapat di Teluk Bungus yang letaknya beberapa kilometer dari kota Padang. Di samping itu, di Propinsi Sumatera Barat terdapat kota Bukittinggi yang dikelilingi oleh tiga gunung berapi, yaitu Gunung Merapi, Gunung Sago, dan Gunung Singgalang. Tempat ini memiliki udara yang segar dan menyejukkan. Objek wisata Ngarai Sianok terentang sepanjang 13 km. Ngarai ini berdindingkan karang yang terjal, batu, kapur, dan tertutup oleh tumbuh-turnbuhan hijau yang lebat.

Di seberang ngarai terletak Kota Gadang yang terkenal dengan kerajinan perak dan sulaman tangannya. Objek wisata yang tidak kalah menarik, yaitu Danau Maninjau dan Danau Singkarak. Bandar udara yang berfungsi mengangkut wisatawan adalah Tabing.

Provinsi Riau dan Objek Wisatanya

Daerah Provinsi Riau luasnya 94.561,60 km2 dengan jumlah penduduknya 3.281.046 jiwa (menurut sensus penduduk tahun 1990). Secara geografis Provinsi Riau terbagi atas dua daerah, yaitu Riau Daratan dan Riau Kepulauan. Kedua daerah itu ter­bagi atas lima kabupaten dan satu kotamadya.

Kelima kabupaten dan satu kotamadya itu, adalah (1) Kabupaten Riau, (2) Kabu­ paten Bengkalis, (3) Kabupaten Kampar, (4) Kabupaten Indragiri Hulu, (5) Kabupaten Indragiri Hilir, dan (6) Kotamadya Batam. Ibukota Riau adalah Pekanbaru. Menurut Dahlan (1985) bahasa Riau dibagi empat, yaitu (1) bahasa Melayu Riau, (2) bahasa Melayu dialek Minangkabau, (3) bahasa Banjar, dan (4) bahasa Rambah/Kampar yang dipengaruhi oleh bahasa Batak.

Sastra daerah Riau mengenal bentuk karya sastra, baik sastra lisan maupun sastra tulis. Pada masa keemasan Melayu, di Pulau Penyengat, Riau, terdapat percetakan khusus yang menangani berbagai kegiatan sastra tulis. Provinsi Riau memiliki berbagai objek wisata, seperti Pulau Batam dan Tanjung Pinang. Bandar udara Pekanbaru yang ber­fungsi bagi wisatawan keluar dan masuk propinsi ini adalah Simpang Tiga.

Provinsi Jambi dan Objek Wisatanya

Daerah Provinsi Jambi luasnya 206 km2 persegi dengan jumlah penduduk 2.014.054 jiwa (menurut sensus penduduk tahun 1990). Daerah itu terbagi atas lima kabupaten dan satu kotamadya. Kelima kabupaten dan satu kotamadya itu ialah (1) Kabupaten Batanghari, (2) Kabupaten Bungo Tebo/Muara Bungo, (3) Kabupaten Kerinci, (4) Kabupaten Sarolangun Bangko, (5) Kabupaten Tanjung Jabung, dan (6) Kotamadya Jambi. Ibukota Provinsi Jambi adalah Jambi. Di Provinsi Jambi terdapat beberapa bahasa daerah. Bahasa daerah itu adalah bahasa Kerinci, bahasa Melayu Jambi, dan bahasa Melayu Bangko.

Jambi sebagai salah satu daerah budaya di Indonesia memi­liki pula kebudayaan sastra yang beragam. Sastra daerah Jambi terdiri atas puisi dan prosa. Puisi rakyat Jambi ada yang berupa pantun, petatah-petitih, dan mantra. Prosa rakyat Jambi adalah mite, legenda, dan dongeng. Berbagai bentuk sastra itu meng­gunakan bahasa daerah Jambi.

Seperti daerah-daerah Iainnya di Indonesia, Jambi juga memiliki objek wisata alam yang banyak dikunjungi oleh wisata­wan domestik dan mancanegara. Wisata alamnya adalah Taman Nasional Kerinci Seblat yang terletak di Kabupaten Kerinci, dan Sarolangun Bangko. Luas taman ini sekitar 558.842 ha, dan merupakan salah satu taman nasional dari enam belas taman nasional yang ada di Indonesia. Taman ini banyak dikunjungi oleh wisatawan domestik dan mancanegara karena memiliki udara yang segar dan bersih, serta kaya akan flora dan fauna yang dilindungi. Di dalam taman ini terdapat Danau Depati Empat yang terletak di Kabupaten Sarka (Sarolangun Bangko). Danau itu mempunyai fenomena alam yang cukup menarik karena ditumbuhi oleh berbagai tumbuhan dan dihuni oleh binatang liar.

Di Kabupaten Kerinci terdapat pula objek wisata alam yang lain, yaitu Gunung Kerinci, Gunung Raya, Gunung Masurai, Gunung Kebonsong, Gunung Gadis, Air Panas Semurup, dan Air Panas Sungai Medang. Danau Kerinci merupa­kan objek wisata yang utama di Kabupaten Kerinci. Pada waktu tertentu dilakukan acara “Pesta Danau” yang biasa dilakukan setiap tahun pada bulan Juli atau Agustus. Pesta Danau ini banyak menarik pengunjung, baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri.

Di Kabupaten Batanghari terdapat objek wisata yang penting, yaitu Candi Muara Takus. Candi ini terletak di daerah Muara Jambi (suatu tempat di muara sungai Batanghari). Daerah candi itu terletak di atas tanah dengan luas puluhan kilometer persegi dengan sembilan buah candi. Salah satu candi yang terkenal adalah “Candi Tinggi”. Bandar udara kota Jambi yang berfungsi sebagai tempat ke­luar masuk wisatawan provinsi ini bernama Bandar udara Sultan Taha.

Provinsi Bengkulu dan Objek Wisatanya

Daerah Provinsi Bengkulu terletak di bagian barat Pulau Sumatera bagian selatan dan sejajar dengan Bukit Barisan. Luas daerah ini 19.788.70 kilometer persegi dengan jumlah penduduk 1.178.951 jiwa (menurut sensus penduduk tahun 1990). Daerah Provinsi Bengkulu terbagi atas tiga kabupaten/kota­madya, yaitu (1) Kabupaten Bengkulu Selatan, (2) Kabupaten Bengkulu Utara, (3) Kabupaten Rejang Lebong, dan (4) Kota­madya Bengkulu.

Penduduk asli daerah Bengkulu terdiri atas empat suku, yaitu (1) suku Rejang, (2) suku Serawai, (3) suku Melayu, dan (4) suku Enggano. Di samping itu, terdapat pula suku Jawa, suku Bali, suku Bugis, dan suku Minangkabau sebagai suku pen­datang. Bengkulu yang dihuni oleh berbagai suku itu memiliki bebe­rapa bahasa daerah, seperti (1) bahasa Melayu, (2) bahasa Rejang, (3) bahasa Serawai, (4) bahasa Pasemah, (5) bahasa Lembak, dan (6) bahasa Pekal.

Bahasa daerah yang ada di Bengkulu itu tidak mengenal kelas bahasa seperti dalam bahasa Jawa. Bahasa daerah itu dipergunakan dalam upacara adat dan tradisi kuno. Di samping itu, masyarakat Bengkulu juga memper­gunakan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia digunakan pada pertemuan-pertemuan resmi. Seperti halnya daerah lain di Indonesia, Provinsi Bengkulu juga mempunyai sastra daerah. Sastra daerah itu ditulis dalam berbagai bahasa yang ada di Bengkulu. Selain itu, di Bengkulu juga dikenal kesusastraan suci. Kesusastraan suci ini biasanya digunakan dalam upacara yang bersifat religius.

Provinsi Bengkulu memiliki banyak objek wisata, seperti (1) Taba Penanjung, (2) Lembah Pematang Danau, (3) Kuala Padang Guci, (4) Pantai Nala, (5) Pantai Panjang Gatling Cempaka, (6) Pantai Pasir Putih, (7) Pantai Jakat, (8) Pantai Muara Kedurang, (9) Teluk Beringin Padang Guci, dan (10) Pantai Linau.

Objek wisata Taba Penanjung terletak 42 km dari kota Bengkulu. Dari tempat ini tampak kota Bengkulu dengan latar belakang Samudera Hindia. Sementara itu, Lembah Pematang Danau terletak 16 km dari kota Curup (ibukota Kabupaten Rejang-Lebong). Lembah Pematang Danau itu dikelilingi oleh bukit-bukit sehingga udaranya sangat sejuk.

Objek wisata Kuala Padang Guci terletak 37 km dari kota Manna (ibukota Kabupaten Bengkulu Selatan). Objek wisata Pantai Nala dan Pantai Panjang terletak 3 km dari kota Bengkulu. Pantai itu panjangnya 7 km dan dapat dilewati oleh kendaraan bermotor. Pantai Jakat terdapat di Kotamadya Bengkulu, letaknya bersebelahan dengan Pasar Bengkulu. Sementara itu Pantai Muara Kedurang, Teluk Beringin, Padang Guci, dan Pantai Linau, terdapat di Kabupaten Bengkulu Selatan.

Di Provinsi Bengkulu kita bisa jumpai bunga bangkai (Raftlesia Arnoldi), bunga anggrek air (Danau Dendam Tak Sudah), dan bunga bangkai raksasa.

Provinsi Sumatera Selatan dan Objek Wisatanya

Daerah Provinsi Sumatera Selatan luasnya 109.254 kilometer persegi dengan jumlah penduduk 6.275.945 jiwa (menurut sensus penduduk 1990). Provinsi Sumatera Selatan terbagi atas dua kotamadya dan delapan kabupaten, yaitu Kotamadya Palembang, Kotamadya Pangkal Pinang, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Kabupaten Ogan Komering Ulu, Kabupaten Labat, Kabupaten Muara Enim, Kabupaten Musi Banyuasin, Kabupaten Belitung, Kabupaten Bangka, dan Kabupaten Musi Rawas.

Menurut Saleh (1988) bahasa daerah di Sumatera Selatan ber­jumlah 17 bahasa, yaitu (1) bahasa Palembang, (2) bahasa Kubu, (3) bahasa Musi, (4) bahasa Rawas, (5) bahasa Pasemah, (6) bahasa Enim, (7) bahasa Ogan, (8) bahasa Komering, (9) bahasa Melayu Bangka, (10) bahasa Melayu Belitung, ( I I ) bahasa Sernende, (12) bahasa Sesak/Laut, (13) bahasa Orang Lom, (1 4) bahasa Serawai, (15) bahasa Panesak, (16) bahasa Kayu Agung, (17) bahasa Rejang. Objek-objek wisata yang terdapat di Provinsi Sumatera Selatan, antara lain, adalah Kawah Tekurep, Taman Purbakala Ganding Suryo, acara lomba Perahu Bidar, Bukit Siguntang, Pulau Kemaro, dan Air Terjun Tenang.

Kawah Tengkurep adalah nama kompleks makam Sultan Mahmud I dan keluarganya. Makam itu beratap beton dan ben­ uknya seperti kawah (kuali besar) yang telungkup. Taman Purbakala Ganding Suryo adalah nama kompleks kuburan Islamabad ke-16. Di dalam kuburan itu terdapat makam Ki Gede Ing Suryo, seorang raja yang menurunkan raja-raja Palembang.

Perahu Bidar adalah perahu cepat yang sering diperlomba­kan di Sungai Musi setiap tanggal 17 Agustus, dengan menem­puh jarak 1.500 meter. Perahu yang panjangnya antara 20-50 meter ini didayung oleh 30-50 orang. Bukit Siguntang adalah tempat kedudukan Kerajaan Sriwijaya (abad ke-7). Sementara itu, Pulau Kemaro adalah pulau kecil di tengah Sungai Musi. Di pulau ini berdiri sebuah wihara yang banyak dikunjungi orang, terutama oleh masyarakat Cina. Air Terjun Tenang adalah air terjun terbesar di propinsi ini. Tingginya mencapai lebih kurang 80 meter.

Provinsi Lampung dan Objek Wisatanya

Daerah Provinsi Lampung luasnya 35.376 km2 dan jumlah penduduknya 636.418 jiwa (menurut sensus penduduk tahun 1990). Daerah ini terdiri atas satu kotamadya dan tiga kabupaten, yaitu kotamadya Bandar Lampung, Kabupaten Lampung Selatan, Kabupaten Lampung Tengah, dan Lampung Utara. Di samping itu, provinsi ini juga memiliki beberapa pulau sebagai bahagian dari daerahnya. Pulau-pulau itu adalah Pulau Darat, Pulau Legundi, Pulau Tegal, Pulau Sebuku, Pulau Ketagian, Pulau Sebesi, Pulau Poahawang, Pulau Krakatau, Pulau Putus, dan Pulau Tabuan.

Letak geografis daerah Provinsi Lampung adalah sebagai berikut: di sebelah barat berbatas dengan daerah Propinsi Bengkulu dan Samudera Indonesia, di sebelah timur berbatas dengan Laut Jawa, di sebelah utara berbatas dengan Provinsi Sumatera Selatan, dan di sebelah selatan berbatas dengan Selat Sunda. Daerah Provinsi Lampung didiami oleh dua macam pendu­duk, yaitu penduduk asli dan penduduk pendatang.

Penduduk pendatang terdiri atas berbagai suku bangsa yang ada di Indonesia yang datang ke Lampung, baik itu melalui program transmigrasi maupun perpindahan yang disebabkan oleh faktor lain. Karena keragaman penduduk yang mendiami Lampung, hahasa yang digunakan oleh penduduknya juga beragam Achyar ( 1986:4) rnembagi bahasa Lampung ke dalam dua dialek, yaitu dialek “A” dan “O “. Dialek “A” dipakai oleh orang Belalau, Sukau Peminggir, Teluk Semangka, Teluk Lampung, Tulang Bawang Atas, Krui, Komering, dan Pubiyan, sedangkan dialek “O” dipakai oleh orang Abung dan Tulang Bawang Selatan.

Baca juga: 13 Tempat Wisata Paling Terkenal di Malaysia yang Bisa Anda Kunjungi

Sastra yang berkembang di kalangan masyarakat Lampung adalah sastra lisan. Sastra Lampung menurut bentuknya dapat dibagi atas prosa dan puisi. Pada zaman dahulu, sastra lisan itu disarnpaikan oleh orang tua kepada anak atau cucunya pada waktu senggang atau waktu menjelang tidur.

Seperti daerah lainnya di Indonesia, Provinsi Lampung juga memiliki objek-objek wisata yang menarik. Objek-objek wisata itu, antara lain adalah Cagar Alam Bukit, Cagar Alam Way Kambas, dan Pantai Merak Blantung. Cagar Alam Bukit luasnya mencapai 258 hektar. Wilayahnya terdiri atas daerah pegunungan dan pantai, yang tertutup oleh hutan tropis lebat. Di tempat ini dijumpai berbagai jenis binatang menyusui, seperti siamang, beruang matahari, gajah, tapir, harimau, dan badak Surnatera. Selain itu, terdapat pula berbagai jenis burung, seperti burung enggang, bu rung bulbul, dan burung tekukur.

Cagar Alam Way Kambas adalah taman nasional di pantai timur Provinsi Lampung. Taman ini merupakan tempat yang paling baik di Pulau Sumatera untuk melihat harimau dan gajah liar. Tanah berlumpur yang sangat luas di sepanjang pantai beserta rawa-rawa yang penuh dengan tumbuh-tumbuhan sejenis buluh dan bakau itu merupakan habitat alami bagi berbagai jenis burung. Cagar alam ini letaknya kira-kira 84 km dari kota Bandar Lampung. Sekolah Gajah di Taman Nasional Way Kambas juga merupakan salah satu daya tarik tersendiri bagi para wisatawan. Gajah-gajah di sini sudah ada yang berhasil di­latih untuk bermain sepak bola.

Pantai Merak Blantung merupakan daerah pantai di Kalianda yang ideal untuk mandi, berenang, dan berselancar. Pantai ini letaknya kira-kira 50 km dari Bandar Lampung.

Provinsi Bangka Belitung dan Objek Wisatanya

Kepulauan Bangka Belitung adalah provinsi Indonesia. Terletak di pantai tenggara Sumatera, provinsi ini terdiri dari dua pulau utama yaitu Bangka dan Belitung, serta beberapa pulau kecil. Bangka Belitung berbatasan dengan Selat Bangka di barat, Laut Natuna di utara, Laut Jawa di selatan, dan Selat Karimata di timur. Ibukotanya dan kota terbesar adalah Pangkal Pinang. Pada sensus 2015, populasi Bangka Belitung adalah 1.372.813 jiwa.

Provinsi ini memiliki iklim khatulistiwa dengan hutan hujan tropis, yang sayangnya saat ini mulai menghilang karena deforestasi. Gunung Maras adalah titik tertinggi di provinsi dan pulau Bangka, dengan ketinggian mencapai 699 meter. Ada beberapa sungai di provinsi ini, seperti Sungai Sebuku, Sungai Baturusa, dan Sungai Mendo. Provinsi ini terdiri dari beragam etnis, budaya, dan bahasa; kelompok etnis utama adalah Melayu, Cina dan Jawa. Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi provinsi Bangka Belitung, sementara dialek Melayu dan Hakka lokal berfungsi sebagai lingua franca provinsi.

Secara historis, Bangka Belitung berganti ke kerajaan Sriwijaya, Majapahit dan Palembang, sebelum menjadi koloni negara asing Belanda, Inggris, dan Jepang. Bangka Belitung dulunya adalah salah satu daerah kekuasaan belanda. Setelah kemerdekaan Indonesia, wilayah ini dikelola di bawah provinsi Sumatera dan Sumatera Selatan. Bangka Belitung resmi menjadi provinsi ke-31 di Indonesia pada tahun 2000.

Bangka Belitung memiliki banyak pantai dan beberapa pulau kecil. Beberapa pantainya sangat terkenal karena daya tarik alaminya dengan perairan laut biru, beragam terumbu karang, pasir putih, dan formasi batu granit raksasa. Pesona luar biasa pantai Bangka Belitung telah menarik wisatawan dari seluruh dunia. Beberapa pantai terkenal di Pulau Bangka adalah Pasir Padi, Matras, Parai Tenggiri, Tanjung Pesona, Rambak, Teluk Limau, Teluk Uber, Tanjung Penyusuk, Tanjung Kalian, dan Tanjung Kerasak.

Beberapa pantai di Pulau Belitung adalah Tanjung Kiras, Tanjung Pendam, Tanjung Tinggi, Pantai Tanjung Kelayang, Tanjung Binga, Pantai Panyaeran, Tanjung Kubu, Teluk Gembira, dan Pantai Tanjung Ru. Sebagian besar pantai di Belitung memiliki situs untuk menyelam, scuba, snorkeling, memancing, dan berlayar.