Beranda Sosial Dahsyatnya Efek Kekuatan Kalimat Negatif pada Kehidupan Seseorang

Dahsyatnya Efek Kekuatan Kalimat Negatif pada Kehidupan Seseorang

Efek kalimat negatif
Pertengkaran dalam rumah tangga

Kehidupan dan nasib banyak orang seringkali berakhir persis seperti apa yang sering diucapkannya. Seseorang tidak akan bisa berharap memiliki pernikahan yang bahagia dan langgeng jika  mengatakan suatu kalimat misalnya seperti ini, “pernikahan ini tidak akan pernah bertahan lama”, atau “Rasanya sangat menderita telah menikahi orang seperti kamu”.

Apa yang Anda katakan tersebut kemungkinan besar adalah apa yang akan Anda dapatkan. Arti kata-kata bisa memengaruhi tingkah laku manusia dan karena itu Anda tidak mungkin bisa mendapatkan pernikahan yang bahagia jika sering berbicara kritis terhadap suami/istri, baik secara pribadi atau bahkan di depan teman Anda.

Seringkali dalam kehidupan sehari-hari, kita mendengar ada pasangan suami istri yang  berbicara dengan buruk terhadap satu sama lain, tidak menyadari bahwa kata-katanya itu bisa benar-benar berkontribusi atau berpengaruh terhadap masalah relasional yang mereka alami.

Sangat mudah untuk mengeluh dan mengeluh tentang karakter dan perbuatan orang lain, tapi lebih sulit untuk berbicara tentang kehidupan atau masalah pribadi secara personal. Keluhan kecil yang terbilang sepele cenderung tumbuh dan cepat menjadi isu serius yang menimbulkan pertengkaran di rumah.

Saya tidak menyarankan bahwa suatu masalah harus diabaikan begitu saja. Namun sebaliknya, masalah atau isu haruslah didiskusikan dan dipecahkan secara baik-baik, sedangkan terus-menerus berbicara negatif tentang pasangan atau keluarga tidak akan menyelesaikan apapun. Justru hal ini akan semakin memperburuk keadaan.

Dr. Abri Brancken, seorang penulis, public speaker, dan strategic life coach mengatakan, saya telah bertemu dengan banyak pria dan wanita yang menjadi korban perkataan negatifnya sendiri, seperti seorang wanita yang selalu mengatakan bahwa suatu hari dia akan meninggal karena serangan jantung.

Coba Anda tebak apa yang menyebabkan kematiannya? Atau seorang pria yang terus mengatakan bahwa dia miskin (padahal dia termasuk orang kaya), apa yang terjadi selanjutnya? Dia harus menghadapi masalah keuangan besar yang hampir menghancurkan dia dan keluarganya.

Contoh lain, terhadap seorang wanita yang cukup saya kenal, terus mengatakan bahwa orang-orang yang membuatnya jengkel memberi rasa sakit di kantong empedu (padahal saat itu dia sehat-sehat saja). Sekali lagi, Anda tebak jenis masalah kesehatan apa yang kemudian ia alami?

Orangtua sering membuat kesalahan yang sama dengan melabeli anaknya sendiri sebagai, “bocah bandel”, “Anak yang nakal”, atau bahkan mengatakan hal-hal seperti; “Dasar kamu anak kecil yang bandel dan bodoh”. Padahal ada perbedaan besar antara anak kecil yang nakal dan anak kecil yang berperilaku nakal.

Orangtua mengharapkan anak-anaknya berperilaku baik, namun ironisnya sering menyatakan bahwa mereka anak kecil yang bodoh dan nakal, seringkali terjadi saat orangtua sedang marah dan tidak mampu mengontrol emosinya.

Sebagai orangtua kita tidak boleh dengan entengnya mengutuk orang-orang yang sangat kita cintai , terlebih anak-anak. Ingat, kata-kata dapat membentuk sesuatu, orang dan keadaan. Anda harus mengerti dan sadar bahwa kekuatan hidup dan mati itu ada di lidah, secara harfiah.