Beranda Unik Diiris Hingga Berdarah, Obat Segala Penyakit Populer di Masa Lalu

Diiris Hingga Berdarah, Obat Segala Penyakit Populer di Masa Lalu

Cara pengobatan zaman kuno

Sebagian besar gangguan penyakit saat ini diobati dengan vaksinasi preventif atau antibiotik yang telah diresepkan. Faktanya, pengetahuan tentang adanya kuman yang dapat menyebabkan penyakit baru diketahui sekitar 150 tahun yang lalu. Penisilin tidak ditemukan sampai pada tahun 1928. Dokter atau orang-orang sebelumnya lebih banyak menggunakan teknik pembuangan sebagian darah sebagai bentuk perawatan medis yang dominan selama tiga ribu tahun.

Orang Mesir kuno, Yunani, Romawi, Arab, dan Asia semuanya mengadopsi pengobatan pembuangan sebagian darah sebelum Abad Pertengahan. Filsuf kuno Hippocrates menulis bahwa kesehatan tubuh manusia bergantung pada keseimbangan apa yang disebutnya dalam empat unsur: lendir, darah, empedu hitam, dan empedu kuning. Untuk mengobati penyakit, dokter zaman kuno akan menyeimbangkan kembali cairan seseorang melalui perdarahan, diuretik, atau pembersihan dengan cara tertentu.

Darah menjadi cairan dominan yang lebih banyak diperhatikan oleh dokter, dengan cara mengiris bagian tubuh tertentu (kebanyakan di tangan) hingga keluar darah dalam jumlah yang ditentukan. Meski beberapa dokter akhirnya mulai menggunakan lintah untuk mengeluarkan darah pasien, pisau lancet dan fleam masih menjadi alternatif yang mudah digunakan.

Dalam prakteknya, seorang pasien yang menderita sakit tertentu disuruh duduk kemudian dokter akan menusuk atau menggores (mengiris) bagian tubuhnya dan darahnya dituang ke dalam stoples kecil. Tergantung dari jenis penyakitnya, dalam satu kali perawatan bisa menghilangkan beberapa mililiter hingga puluhan ons darah milik pasien.

Pisau Fleam, seperti yang Anda lihat pada gambar ilustrasi di sini, biasa dibawa oleh para profesional medis dan bahkan dimiliki oleh banyak pasien sendiri. Pisau tersebut memiliki bilah dengan beberapa ukuran yang berbeda, dan dibentuk sedemikian rupa sehingga mampu menciptakan goresan yang rapi dan lurus agar dapat dengan mudah dijahit setelah dilakukan perawatan. Dalam kebanyakan kasus, satu helai rambut hewan bisa dijahit dalam angka delapan guna menutup luka.

Sayangnya, pasien yang sakit pendarahan dan berpenyakit seringkali justru memiliki kebalikan dari efek yang diinginkan. Pendarahan pada orang sakit justru membuatnya semakin bertambah lemah dalam melawan penyakitnya, dan kadang-kadang bahkan sampai menyebabkan kematian.

Raja Charles II pernah menderita kejang pada tahun 1685. Kemudian dokter segera melakukan pembuangan darah sekitar 24 ons dari lengannya. Namun karena sudah kehilangan banyak darah, Raja Charles pun akhirnya meninggal dunia. Presiden pertama Amerika Serikat, George Washington, juga meninggal setelah mengalami pembuangan darah yang berlebihan.

Pada saat Louis Pasteur mulai menyadari efek mikroba pada kesehatan, metode pembuangan darah akhirnya secara perlahan mulai ditinggalkan. Namun hari ini, cara pengobatan kuno tersebut masih digunakan dan bermanfaat dalam mengobati sebagian kecil jenis penyakit. Faktanya, kondisi penyakit yang menyebabkan naiknya zat besi darah atau produksi sel darah merah yang berlebihan dapat diobati dengan membuang sebagian darah pasien. Terapi lintah bahkan sangat populer untuk terapi kecantikan dan pengobatan jenis penyakit tertentu.