Beranda Lainnya 5 Fakta Tentang Kematian yang Bikin Merinding dan Ketakutan

5 Fakta Tentang Kematian yang Bikin Merinding dan Ketakutan

Fakta kematian
Fakta kematian

Kematian adalah sebuah kenyataan yang tidak dapat dihindari oleh setiap makhluk yang hidup di dunia ini. Cepat atau lambat dan tanpa terduga setiap manusia yang masih hidup pasti akan menemui ajalnya masing-masing. Seyogyanya kematian datang bukan untuk ditakuti, melainkan proses alamiah yang harus kita hadapi dan dipersiapkan.

Seseorang yang meninggal dalam kebaikan namanya akan selalu dikenang oleh banyak orang . sebaliknya, seseorang yang meninggal dalam keburukan akan mudah dicampakkan. Oleh karena itu, selagi kita masih diberi kesempatan hidup, alangkah bijaknya kita bisa memperbanyak  berbuat kebaikan agar nantinya mendapat balasan (karma) yang baik pula.

Berbicara tentang kematian, ada sejumlah fakta yang bisa bikin kita merinding dan ketakutan namun memiliki nilai ilmu pengetahuan yang patut kita ketahui dan pahami. Salah satunya disebutkan bahwa disaat seseorang akan meninggal tidak lama lagi dan sebagian besar anggota tubuh tidak berfungsi lagi, indera pendengaran adalah satu-satunya yang masih berfungsi sampai ajal tiba. Berikut ini beberapa fakta lain selengkapnya…

Dalam waktu tiga hari setelah kematian, enzim yang sempat dicerna semasa hidup akan balik mencerna kita sendiri

Selama proses pencernaan, lambung melepaskan enzim dan asam untuk menghancurkan molekul makanan ke dalam pecahan-pecahan yang lebih kecil lagi sehingga dapat diserap dengan mudah oleh tubuh sebagai nutrisi. Sel-sel yang melapisi dinding bagian dalam usus akan melepaskan sebanyak dua liter HCL (Hydrochloric Acid). Karena asam sendiri sifatnya korosif, usus secara teratur akan mengeluarkan (sekresi) lapisan tebal lendir. Nah, proses sekresi ini akan berhenti setelah seseorang mati. Sebagai akibat tidak adanya lendir tersebut, enzim dan asam akan mulai menggerogoti jaringan usus perlahan-lahan.

Saat seseorang sekarat,indera pendengaran adalah satu-satunya alat tubuh yang masih berfungsi

Ada beberapa hal yang terjadi saat seseorang tengah sekarat mendekati ajalnya. Pola pernapasan berubah, terjadi halusinasi, agitasi (kegelisahan), dan nafsu makan hilang total. Akan ada pula perubahan warna kulit dan suhu tubuh, perubahan fungsi usus dan kandung kemih, dan melemahnya otot-otot tubuh.

Di saat semua anggota tubuh tidak berfungsi sempurna lagi, indera pendengaran adalah satu-satunya yang masih bekerja sampai ajal tiba, menurut Dr. Katherine Clark, spesialis staf perawatan paliatif di Rumah sakit Royal Prince Alfred, Sydney. Beliau menyebutkan bahwa hal ini ditunjukkan lewat scan ECG dari beberapa orang berbeda menjelang kematiannya.

Melihat cahaya terang dan terowongan menjelang kematian

Near death experience (NDE) atau pengalaman menjelang kematian diklasifikasikan oleh Kenneth Ring, Profesor Emeritus of Psychology di University of Connecticut, menjadi lima tahap: perdamaian, perpisahan jasad, memasuki kegelapan, melihat cahaya, dan masuk ke dalam cahaya itu sendiri. Menurut Ring, hanya 10% pasien yang mengalami sampai lima tahap. Sementara 60% lainnya hanya mengalami tahap pertama saja.

Ada beberapa upaya penelitian yang pernah dilakukan untuk bisa menjelaskan terkait fenomena NDE ini. Pada tahun 2010, para peneliti di Universitas Maribor berhipotesis bahwa kelebkhan CO2 dalam aliran darah mengubah keseimbangan kimia otak dan memicu adanya “penglihatan lain”. Penjelasan lainnya dikatakan bahwa peningkatan serotonin di otak yang memicu terjadinya NDE. Studi lain menunjukkan bahwa otak memiliki kapasitas untuk aktivitas neurofisiologis dan neurokimia, yang dapat memicu kondisi internal kesadaran menjelang kematian.

Salah satu hal yang paling disesali manusia menjelang kematiannya adalah telah bekerja terlalu keras

Bronnie Ware, seorang perawat paliatif yang telah banyak menasehati pasien sekarat menulis daftar beberapa hal yang paling disesali seseorang menjelang akhir hidupnya. Dia melaporkan bahwa penyesalan yang paling umum secara keseluruhan adalah “Saya berharap punya keberanian untuk menjalani kehidupan yang jujur pada diri sendiri”. sedangkan penyesalan yang paling umum di hampir setiap pasien laki-laki yang ia rawat adalah “Saya seharusnya tidak bekerja terlalu keras”. Penyesalan lainnya termasuk tidak memiliki keberanaian untuk mengungkapkan perasaan, tidak menjalin pertemanan yang baik, dan tidak membiarkan diri mereka hidup bahagia. Hal ini bisa menjadi pelajaran tersendiri bagi kita agar selalu hidup dengan bersyukur.

Democide, pembunuhan warga oleh pemerintahnya sendiri melampaui perang sebagai penyebab kematian non-natural di abad ke-20

Didefinikasikan oleh ilmuan politik, R.J Rummel, Democide juga termasuk genosida, politisida, dan pembunuhan massal. Hal ini juga bisa mencakup kelalaian yang disengaja atau tidak menghargai kehidupan, seperti kelaparan yang dipaksakan, kematian warga sipil selama kerusuhan, dan kematian warga sipil tidak bersalah selama serangan militer. Rummel menemukan bahwa jumlah democide yang dilakukan oleh demokrasi liberal lebih sedikit dibanding dalam rezim otoriter. Rummel juga yakin bahwa pembunuhan massal akan terus bertambah seiring dengan peningkatan kekuatan politik dunia.