Beranda Pengetahuan 4 Faktor yang Diprediksi Picu Anak Tumbuh Menjadi Tidak Baik

4 Faktor yang Diprediksi Picu Anak Tumbuh Menjadi Tidak Baik

Sebuah penelitian ilmiah di Selandia Baru mengklaim telah berhasil mengidentifikasi empat ciri kepribadian anak yang paling besar kemungkinannya menjadi seorang kriminal atau penjahat saat mereka tumbuh dewasa kelak nanti. Kelompok ilmuan yang dipimpin oleh Avshalom Caspi dari Duke University di North Caroline, Amerikat tersebut, mengikutsertakan 1037 orang partisipan yang lahir di Dunedin selama empat dekade terakhir.

Faktor tumbuh anak
Ilustrasi, seorang anak sedang marah berteriak

Usia mereka saat ini rata-rata 38 tahun, para peserta dinilai dari hasil wawancara, riwayat kesehatan, dan catatan pemerintah. Demikian juga perilaku kriminal, faktor gaya hidup seperti merokok, jenis obat-obatan (resep dokter) yang dikonsumsi, kelebihan berat badan, dan hak kesejahteraan masyarakat, juga ikut pula dipelajari dalam kaitannya dengan kondisi masa kecil tertentu.

Di antara kelompok orang yang diteliti, ada 2,142 kasus tindak kriminal termasuk pelanggaran lalu lintas rutin. Pelanggaran kriminal tersebut sangat terpusat, dengan 20 persen dari  total  kelompok merupakan pelaku dari semua tindak kejahatan. Dari hasil penelitian tersebut, para peneliti menemukan ada empat faktor anak usia dini berpotensi menjadi pelaku kriminal saat mereka tumbuh dewasa. Adapun diantaranya:

– Tumbuh di lingkungan dengan status sosial ekonomi rendah;
– Menjadi subjek (korban) penganiayaan anak;
– Menerima hasil buruk pada tes IQ anak-anak;
– Memperlihatkan kontrol pengendalian diri yang rendah pada masa kanak-kanak.

Anak-anak yang mengalami kesemua empat faktor masa kecil di atas hanya 22 persen dari jumlah populasi yang diteliti. Dan 22 persen orang ini bertanggung jawab atas 81 persen kasus tindak kejahatan di seluruh kelompok tersebut. selain sebagai mayoritas pelaku tindak kriminal, 22 persen orang ini juga menyumbang :

– 36 persen klaim asuransi kecelakaan dari total seluruh kelompok;
– 40 persen dari kelebihan berat badan dalam kilogram;
– 54 persen dari total rokok yang dikonsumsi;
– 66 persen dari tunjangan kesejahteraan;
– 57 persen dari setiap malam yang dihabiskan di rumah sakit;
– 77 persen dari anak-anak yang dibesarkan tanpa ayah (yatim);
– 78 persen dari obat-obatan yang diresepkan dokter.