Beranda Kesehatan Gigi Meledak, Penyakit Aneh Abad 19 yang Masih Jadi Misteri

Gigi Meledak, Penyakit Aneh Abad 19 yang Masih Jadi Misteri

Kita tentunya telah sering mendengar tentang wabah flu dan virus yang memang sudah umum dialami orang sehari-hari. Namun dalam sejarah dunia selama ini, pernah tercatat ada kasus penyakit aneh yang mewabah sekitar abad ke-19 dimana banyak orang yang berobat ke dokter dengan kondisi giginya meledak.

Meski telah lama berlalu, sampai hari ini belum ada ilmuan yang mampu menjelaskan secara pasti terkait alasan di balik fenomena aneh ini.

W.H. Atkinson, seorang dokter gigi abad ke-19, melaporkan kondisi aneh di mana banyak orang mengalami gigi meledak seketika di mulutnya. Menurut laporannya, ia menggambarkan kondisi ini sebagai wabah

Penyakit gigi meledak
Ilustrasi dari “Puisi Robert Burns, jilid I”, Edinburgh, 1897

W.H. Atkinson adalah seorang dokter gigi abad ke-19 yang bekerja di Pennsylvania. Dia menangani langsung beberapa pasien yang mengalami penyakit gigi meledak dan mendokumentasikan penemuan anehnya tersebut.

Mereka menderita fenomena tidak biasa yang ia gambarkan sebagai “ledakan gigi” atau exploding teeth. Ya, persis seperti namanya, Gigi orang-orang tersebut meledak seketika langsung di dalam mulutnya. Laporan Atkinson diterbitkan dalam jurnal “The Dental Cosmos,” sebuah jurnal besar untuk industri kedokteran gigi Amerika pada abad ke-19.

Dalam jurnalnya tersebut, Atkinson melaporkan tiga pasiennya yang menderita kondisi ini. Dia menyaksikan kasus pertama pada tahun 1817 yang melibatkan seorang pendeta dari Springfield, Pennsylvania. Kondisi pendeta itu mengerikan.

Rasa sakit membuatnya gelisah dan, pada satu kesempatan, dia pernah membentur-benturkan kepalanya di tanah menahan rasa sakit luar biasa yang dialaminya. Dia juga dilaporkan menjulurkan kepalanya di bawah pojok pagar dan menaruhnya di air layaknya perilaku pada binatang.

Tapi keesokan paginya, ada retakan tajam, dan giginya berubah menjadi serpihan-serpihan yang membuatnya lega. Ya, giginya telah meledak di mulutnya.

Kasus kedua terjadi pada tahun 1830, dan pasien, Ny. Letitia D., menderita sakit gigi yang parah. Namun begitu giginya pecah menjadi serpihan-serpihan kecil, rasa sakit yang berkepanjangan itu hilang.

Hal yang sama terjadi pada tahun 1855 ketika Ibu Anna datang ke Dr. Atkinson dengan salah satu gigi taringnya terbelah dari depan ke belakang. Kali ini juga, Ny. Anna merasa lega segera setelah giginya meledak.

Beberapa kasus yang mirip juga disaksikan oleh dokter gigi lain pada abad ke-19. Dalam sebuah kasus yang tercatat pada tahun 1871, molar seorang wanita muda meledak begitu keras sampai dia menjadi tuli selama beberapa hari berikutnya. Namun, tidak ada lagi kasus semacam itu sejak tahun 1920-an

penyakit gogo meledak
Kedokteran Gigi tahun 1900-an

Terlepas dari ketiga di atas, ada cerita-cerita lain tentang kasus gigi meledak sepanjang sejarah. Ada suatu kasus pada 1871 yang dilaporkan oleh seorang dokter gigi Amerika, J Phelps Hibler.

Dalam laporannya, dia menyebutkan telah merawat seorang wanita muda yang menderita sakit gigi sangat parah. Anehnya, sakit giginya langsung sembuh ketika bagian giginya yang sakit, yaitu molar, meledak. Suara ledakannya begitu keras hingga menyebabkan wanita muda itu tuli selama beberapa hari.

Sejak tahun 1920-an, kasus-kasus penyakit gigi meledak dilaporkan sudah tidak ada lagi. Menurut Hugh Devlin, seorang profesor di University of Manchester School of Dentistry, meskipun cukup umum pada gigi yang sakit untuk terbelah, namun fenomena gigi meledak benar-benar aneh dan tidak biasa. Kerusakan gigi mungkin satu-satunya penjelasan terkait fenomena ini menurut Devlin.

Atkinson menawarkan dua penjelasan yang mungkin untuk fenomena ganjil ini. Hipotesis pertamanya adalah ledakan mungkin disebabkan oleh peningkatan tekanan pada pulpa karena pembentukan substansi “kalori bebas” di gigi. Hipotesis kedua menjelaskan adanya penumpukan gas di akar akibat konsekuensi dari kerusakan gigi yang mengarah ke ledakan. Namun akhirnya, kedua teori itu terbukti salah

Atkinson telah mengajukan dua penjelasan yang mungkin bisa menjadi penyebab gigi seseorang meledak. Hipotesis pertamanya menyatakan bahwa kasus aneh ledakan gigi dapat dikaitkan dengan zat yang dikenal sebagai “kalori bebas”.

Zat ini menumpuk di gigi dan mengarah ke peningkatan tekanan pada pulpa. Peningkatan tekanan mungkin menjadi alasan di balik fenomena ledakan-gigi. Namun teori ini kemudian terbukti tidak benar karena didasarkan pada teori ilmiah yang ketinggalan zaman.

Penjelasan kedua, kerusakan gigi yang parah, mungkin adalah penyebabnya. Ketika seseorang menderita kerusakan gigi yang parah, ada gas yang menumpuk di akar gigi. Gas inilah yang mungkin menyebabkan terjadinya ledakan tersebut.

Tetapi teori ini tampaknya tidak benar menurut Profesor Devlin. Menurut dia, “Sangat tidak mungkin jika gas dapat menumpuk di gigi dan cukup kuat untuk membuatnya meledak – ingat, gigi sangat kuat. Dokter gigi abad ke-19 tidak mengerti karies – mereka berpikir itu berasal dari dalam gigi. Hanya pada abad terakhir ini kita mulai memahami bahwa karies disebabkan oleh diet dan oleh bakteri yang terbentuk di permukaan gigi. ”

Penjelasan yang paling dapat diterima, dan masuk akal saat ini adalah bahan kimia yang digunakan untuk membuat tambalan gigi jauh hari sebelumnya. Tapi tetap saja, tidak ada cara untuk membuktikan bahwa semua pasien dengan penyakit gigi meledak memiliki tambalan. Sampai hari ini, mistri itu masih belum terpecahkan.

Mistri gigi meledak masih belum terpecahkan
Mistri gigi meledak masih belum terpecahkan.

Ketika teori Atkinson dianggap sudah tidak relevan lagi, satu-satunya penjelasan yang masuk akal adalah terkait bahan kimia yang digunakan untuk menambal gigi di era awal kedokteran gigi. Sebelum penemuan amalgam merkuri pada tahun 1830-an, logam seperti timah, timah, dan perak digunakan untuk mengisi rongga gigi.

Jika, dalam kasus apa pun, dua logam berbeda digunakan saat mengisi rongga gigi, maka ada kemungkinan sel elektrokimia terbentuk di dalam mulut. Sehingga mulut akan berperilaku layaknya “baterai bertegangan rendah.”

Dalam hal gigi sudah melemah, ledakan mungkin bisa terjadi di bawah tekanan seperti itu. Hidrogen yang dihasilkan bahkan bisa meledak jika orang itu merokok pada saat yang sama atau memiliki percikan api di dalam mulut karena proses filing besi.

Hal ini nampaknya dianggap sebagai penjelasan logis bagi kebanyakan dokter gigi saat ini, tetapi tetap tidak ada cara untuk membuktikan teori tersebut.

Belum ada catatan bahwa pasien yang menyaksikan ledakan gigi mereka, pada kenyataannya, memiliki tambalan gigi berongga.

Jadi, mistri masih tetap menjadi penyebab sebenarnya dari fenomena aneh dan mengerikan penyakit gigi meledak.