Beranda Binatang Hewan Paling Langka Badak Jawa Ditemukan Mati di Ujung Kulon

Hewan Paling Langka Badak Jawa Ditemukan Mati di Ujung Kulon

Otoritas Taman Nasional Ujung Kulon Indonesia (TNUK) mengkonfirmasi bahwa baru-baru ini ditemukan badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) yang mati di habitat terakhir spesies paling langka dan terancam punah tersebut di TNUK, Provinsi Banten.

Hewan paling langka badak Jawa
Hewan paling langka badak Jawa ditemukan mati di TNUK

Petugas humas TNUK Monica Dyah Rahmaningsih mengatakan bahwa tim patroli menemukan bangkai badak di kawasan hutan Citadahan pada 21 Maret 2019. Hutan tersebut adalah salah satu wilayah habitat populasi badak Jawa di bagian selatan taman nasional.

Penyebab kematian hewan paling langka itu diduga akibat kolik usus.

“Badak yang mati ditemukan ketika tim melakukan patroli di siang hari,” kata Monica seperti diberitakan Betahita.id, Kamis, 25 April, menambahkan bahwa yang mati tersebut adalah badak jantan muda tetapi umur pastinya belum diidentifikasi.

Monica mengatakan pihaknya telah melakukan necropsy untuk mengetahui penyebab kematian, sambil menunggu hasil lab.

“Dari apa yang kita saksikan, tanduk dan tubuh lengkap. Tidak ada bekas luka terbuka dan ada darah mengalir di beberapa bagian,” kata Monica. Dia melanjutkan dengan mengatakan bahwa lembaganya masih mempelajari kemungkinan penyakit sebagai penyebab utama kematian badak tersebut.

“Kami akan mengumumkan rilis resmi tentang penyebab kematiannya.”

Tahun lalu, badak Jawa lain bernama Samson juga ditemukan mati di pantai Karang Ranjang di Pandeglang, yang juga ada di kawasan TNUK.

Berdasarkan tes patologi, kematian badak jantan dewasa disebabkan akibat kolik usus. Bakteri mikroflora di usus mengeluarkan racun yang menyebar ke seluruh tubuh dan merusak organ badak.

Badak Jawa adalah salah satu mamalia besar paling langka di dunia dan dilindungi oleh hukum Indonesia. International Union for Conservation of Nature (IUCN) menyatakan statusnya sebagai Critically Endangered (CR).

Berarti populasinya di alam liar hampir punah dengan populasi saat ini tercatat sebanyak 68 individu saja, dengan dua kelahiran pada tahun 2018. Ada 29 badak jantan dewasa, 24 betina dewasa, dan 15 badak muda. Jumlahnya menurun menjadi hanya 67 ekor setelah kematian spesies yang terancam punah baru-baru ini di TNUK.

Kepala TNUK mengkonfirmasi berita kematian badak di taman nasional. “Saya tahu tentang itu, namun tidak benar-benar tahu detailnya,” katanya.

Sebelumnya, direktur jenderal konservasi sumber daya alam dan ekosistem di lingkungan dan kehutanan kementerian Ir. Wiratno menyatakan bahwa kantornya sedang memeriksa studi tentang kematian badak jawa di Taman Nasional Ujung Kulon.