Beranda Dunia Peneliti Ungkap Ada Dua Ratu Mesir Kuno Sebelum Tutankhamun

Peneliti Ungkap Ada Dua Ratu Mesir Kuno Sebelum Tutankhamun

Tutankhamun, putra raja Mesir Kuno, baru berkuasa setelah dua saudara perempuannya bersama-sama memegang takhta, menurut seorang ahli Mesir Kuno di Universite du Quebec a Montreal (UQAM) Kanada.

Makam Firaun
Seorang pria dan seorang wanita melihat sarkofagus emas dinasti ke-18 Firaun Tutankhamun, yang dipamerkan di ruang pemakamannya di Lembah Para Raja dekat kota Luxor di Mesir selatan pada 31 Januari 2019. / Foto: Phys.org

Para peneliti sebenarnya sudah tahu jika lebih dari setengah abad seorang ratu telah memerintah sebelum Tutankhamun, yang makamnya ditemukan pada tahun 1922. Hal ini lantas memicu minat global pada Egyptology.

Namun beberapa peneliti mengira dia adalah Nefertiti, saudara perempuan dan istri Akhenaten, yang menyatakan dirinya “raja” setelah kematiannya (Akhenaten). Yang lain percaya ia adalah putri tertua Putri Meritaten.

Valerie Angenot dari UQAM mengatakan saat ini telah melakukan analisis berdasarkan studi simbol yang mengungkapkan bahwa dua anak perempuan Akhenaten merebut kekuasaan pada kematiannya sementara saudara lelakinya Tutankhamun, yang berusia empat atau lima tahun pada waktu itu, masih terlalu muda untuk memerintah.

Akhenaten memiliki enam putri sebelum dikaruniai putra di kemudian hari, dengan kondisi tubuh yang lemah dan terganggu oleh penyakit sepanjang hidupnya.

Akhenaten menikahi Meritaten untuk mempersiapkannya pada suatu hari pemerintahan, tetapi beberapa prasasti juga menunjukkan bahwa dia sedang merawat anak perempuan lain Neferneferuaten Tasherit, untuk memerintah.

Mereka bersama-sama naik ke tahta pemerintahan dengan nama umum kerajaan, menurut Angenot.

Karyanya dipresentasikan di American Research Center di konferensi tahunan Mesir di Alexandria, Virginia, dimana teorinya tersebut diterima dengan baik oleh khalayak yang hadir.

“Egyptology adalah disiplin yang sangat konservatif, tetapi ide saya secara mengejutkan diterima dengan baik, kecuali untuk dua rekan saja yang sangat menentangnya,” katanya, seraya menambahkan ia berharap dapat memajukan pengetahuan tentang masalah suksesi di Mesir Kuno dan Zaman Amarna.