Kita pasti tahu bahwa kebiasaan merokok sangat buruk bagi kesehatan karena dapat menimbulkan berbagai macam penyakit berbahaya . Baik dari bungkus rokok itu sendiri maupun dari iklan – iklan yang sering bermunculan dari media cetak maupun elektronik, pasti disitu tertera sebuah kalimat yang mengatakan: “MEROKOK DAPAT MENYEBABKAN KANKER, SERANGAN JANTUNG, IMPOTENSI DAN GANGGUAN KEHAMILAN DAN JANIN”.
Bahkan Pemerintah saat ini mewajibkan semua bungkus rokok yang ada di Indonesia harus menyertakan gambar – gambar mengerikan dampak dari kebiasaan merokok. Semua itu dilakukan dalam upaya menyadarkan masyarakat akan bahayanya merokok, baik untuk diri kita sendiri maupun generasi yang akan datang. Namun apa daya, peringatan – peringatan tersebut seolah – olah hanya dianggap sebagai hiasan semata. Mereka tetap cuek merokok dan tidak peduli dengan segala resiko kesehatan yang akan terjadi.
Bebrbicara tentang bahayanya merokok dan berbagai macam dampak buruknya, ternyata tidak hanya sebatas pada kesehatan fisik saja. Baru – baru ini para ilmuan mengonfirmasi bahwa tembakau bisa menjadi salah satu faktor penyebab gangguan kejiwaan, disamping juga skizofrenia. Setelah dilakukan ujicoba lapangan dengan mengikut sertakan 15.000 orang perokok aktif dan 273.000 orang yang bukan perokok, semakin menguatkan dugaan bahwa merokok memang dapat meningkatkan resiko seseorang mengalami psikosis (gangguan kejiwaan).
“Meskipun sulit untuk mengonfirmasi arah penyebabnya, temuan kami menunjukkan bahwa kita harus mempertimbangkan secara serius merokok sebagai salah satu kemungkinan faktor pengembangan masalah psikosis”. Kata James McCabe, salah seorang ahli ilmu psikologis, yang juga pemimpin dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Institute of Psichiatry, Universitas King’s College, London.
McCabe menambahkan bahwa tembakau hanya merupakan salah satu dari banyak faktor diantaranya juga faktor genetik, gaya hidup, nutrisi dan pengaruh lain yang meningkatkan munculnya skizofrenia. Skizofrenia merupakan gangguan mental serius yang mempengaruhi sekitar 1% populasi manusia. Gejala umumnya adalah gangguan dalam berfikir dan memersepsikan sesuatu.
Dalam penelitian ini, McCabe dan timnya menganalisis perbandingan antara para perokok dengan orang – orang yang memiliki masalah psikosis, dan hasilnya didapati bahwa ada 57% perokok aktif diantara mereka. Robin Murray, seorang psikiater yang bekerjasama dengan McCabe, mengatakan bahwa salah satu penjelasan tentang kemungkinan hubungan antara merokok dan gangguan kejiwaan (psikosis) bisa jadi adalah karena kelebihan komposisi dopamin dalam otak.
“Kelebihan dopamin adalah penjelasan terbaik untuk masalah psikosis. Ada kemungkinan nikotin yang terkandung dalam rokok dapat meningkatkan sekresi dopamin, yang menyebabkan berkembangnya psikosis”. Dia mengatakan. Seperti dilansir dari laman Theguardian.
