Beranda Lokal Kematian Anggota KPPS Karena Faktor Kelelahan, Kata Ahli

Kematian Anggota KPPS Karena Faktor Kelelahan, Kata Ahli

Kematian anggota KPPS
Ilustrasi wanita kelelahan karena terlalu lama menulis

Hari pemilihan Indonesia atau Pemilihan Umum 2019 yang diadakan pada hari Rabu, 17 April 2019, diwarnai peristiwa dukacita tentang kematian anggota komite kerja TPS, yang sebagian besar disebabkan oleh kelelahan.

Hingga saat ini, 12 anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di provinsi Jawa Barat dilaporkan meninggal karena kelelahan luar biasa setelah bertugas di berbagai tempat pemungutan suara (TPS). Daerah lain di Indonesia melaporkan kematian anggota KPPS termasuk kota Bekasi, Kabupaten Bogor, Malang, Tasikmalaya, dan Karawang.

Mengomentari masalah ini, dokter Christy Rudita Rivanti mengatakan tubuh manusia tidak memiliki batas tertentu untuk tetap terjaga. Namun, dia mengatakan ada beberapa reaksi dan perubahan yang akan muncul ketika seseorang terlibat dalam kegiatan 24-32 jam nonstop tanpa istirahat.

“Tidak ada batasan tertentu tentang berapa lama manusia dapat bertahan tanpa istirahat tidur, terutama karena hal ini juga tergantung pada masing-masing individu. Namun, kelelahan ekstrem atau penurunan fisik tiba-tiba dapat muncul dalam waktu 24 jam atau hingga 32 jam tanpa istirahat, ”kata dokter itu seperti dilansir Tempo, Minggu, 21 April.

Dia menjelaskan bahwa hal itu bisa diperjelas dengan ketidakmampuannya tubuh manusia untuk melakukan detoksifikasi, yang hanya dimungkinkan melalui tidur. Penyakit seperti diabetes dan hipoglikemia juga dapat terjadi akibat keletihan yang konstan.

“Detoksifikasi meregenerasi sel yang rusak dan mengaktifkan sistem kekebalan tubuh. Proses detoksifikasi ini tidak akan terjadi jika seseorang tidak tidur, ”kata dokter, yang juga memperingatkan orang-orang untuk tidak mengganti kelelahan dengan minuman berenergi, yang justru dapat menyebabkan peningkatan detak jantung di puncak kelelahan awal.