Beranda Dunia Islam Sejarah Singkat Pertumbuhan Mekah dalam Kisah Nabi Ismail

Sejarah Singkat Pertumbuhan Mekah dalam Kisah Nabi Ismail

Kisah Nabi Ismail
Ilustrasi penduduk Arab pada zaman dahulu

Kisah Nabi Ismail – Sebagaimana telah kita sebutkan dalam artikel sebelumnya yang berjudul Kisah Nabi Ibrahim Hingga Awal Mula Terciptanya Air Zam-zam, Ibrahim bersama istrinya Hajar dan anaknya Ismail datang ke Mekah. Kemudian dia meninggalkan anak istrinya itu di sana. Saat itu Mekah adalah sebuah gurun sahara yang gersang.

Allah telah memerintahkan Ibrahim untuk melakukan hal itu. Kemudian Nabi Ibrahim berdoa kepada Allah untuk menjadikan Mekah sebagai tempat yang aman dan makmur.

Pada saat ditinggal itulah memancar air zam-zam dan kala itu pula kabilah Jurhum yang berasal dari Yaman melintas di sekitar Mekah. Hajar mengizinkan mereka untuk tinggal di tempat itu. Maka, Nabi Ismail tumbuh dan berkembang di tengah mereka dan belajar bahasa Arab yang merupakan bahasa utama mereka. Sedangkan, Nabi Ibrahim datang menziarahinya pada waktu-waktu tertentu.

Dalam sebuah kunjungannya, Allah memerintahkan Ibrahim untuk menyembelih anaknya, Ismail. Maka, keduanya menyerah terhadap apa yang Allah perintahkan. Tatkala apa yang Allah perintahkan dilakukan oleh keduanya, Allah mengganti Ismail dengan domba yang besar. Itu semua merupakan cobaan dari Allah.

Kemudian keduanya mendirikan Ka’bah sesuai dengan perintah Allah. Lalu, Allah mengutus Ismail sebagai Rasul kepada kabilah Jurhum dan orang-orang yang berada di sekitar Mekah.

Allah berfirman,

Dan (ingatlah) ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail seraya berdoa, ‘Ya Tuhan kami, terimalah daripada kami amalan kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Ya, Tuhan kami. Jadikanlah kami berdua orang-orang yang tunduk patuh kepada Engkau, tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadah haji kami, dan terimalah tobat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.(al-Baqarah : 127 – 128)

Setelah meninggalnya Nabi Ismail, orang-orang Jurhum mampu menguasai Mekah dan menjadi penguasa di tempat itu. Namun, mereka justru malah melakukan kerusakan di tempat tersebut. Setelah itu Mekah tunduk dan berada di bawah pemerintahan Khuza’ah. Mereka juga berasal dari Yaman. Sedangkan, Bani Ismail berada dalam posisi yang netral.

Pada masa pemerintahan Bani Khuza’ah ini pemujaan terhadap berhala memasuki kota Mekah. Pemujaan terhadap berhala ini dibawa oleh pemimpin mereka yang bernama ‘Amr bin Luhay. Dia membawa berhala-berhala dari Syam yang kemudian dia sembah dan kemudian diikuti oleh penduduk Mekah.

Setelah itu Bani Ismail semakin banyak dan berkembang. Di antaranya adalah Kinanah (Quraisy adalah salah satu keturunan dari Kinanah). Qushay bin Kilab (kakek nomor empat Rasulullah) berhasil mengusir Khuza’ah dari Mekah, lalu dia memimpin Mekah. Maka, jadilah Mekah berada di bawah kepemimpinan Quraisy.

Setelah itu Mekah dipimpin oleh anaknya yang bernama Abdu Manaf. Lalu, kepemimpinan Mekah dibagi-bagi diantara anak-anaknya: Hasyim, al-Mutthalib, Abdus Syam, dan Naufal-Abdul Mutthalib bin Hasyim (kakek Rasulullah) adalah pemimpin Mekah saat Abrahah berusaha untuk menyerang Ka’bah yang kemudian Allah gagalkan dan hancurkan.

Peristiwa itu dikenal dalam sejarah dengan sebutan Tahun Gajah. Tahun itu adalah tahun di mana Rasulullah dilahirkan pada tahun 570M/52 Sebelum Hijrah.