Beranda Dunia Kisah Penyelundupan Ribuan Anak Yahudi dari Ghetto Warsawa

Kisah Penyelundupan Ribuan Anak Yahudi dari Ghetto Warsawa

Selama pendudukan Jerman di Polandia, area seluas 3,4 kilometer di Warsawa berubah menjadi ghetto (pemukiman minoritas Yahudi) dengan jumlah lebih dari 400.000 orang Yahudi. Ratusan ribu orang ini tinggal menunggu jadwal untuk dikirim ke kamp penjara Nazi dan kamp eksekusi hukuman mati, sementara mereka yang masih tinggal banyak mengalami kelaparan dan menderita penyakit merajalela.

Melihat kenyataan tersebut, seorang wanita bernama Irena Sendler tergugah hatinya untuk melakukan misi penyelamatan terhadap minoritas Yahudi yang tertindas tersebut. Pada saat itu, ia sedang bekerja sebagai pegawai kesejahteraan sosial dan secara diam-diam sembari mengatur rencana penyelundupan dalam upaya menyelamatkan anak-anak Yahudi yang masih tertahan di ghetto, Marsawa. Sambil melaksanakan tugasnya, ia telah berhasil menyelundupkan ribuan anak-anak ke tempat yang lebih aman. Berikut kisah heroik Irena Sendler selengkapnya.

Penyelundupan anak-anak Yahudi
Penyelundupan anak-anak Yahudi

Lahir di Warsawa pada tanggal 15 Februari 1910, Sendler dibesarkan di sebuah kota bernama Otwock, yang merupakan rumah bagi komunitas Yahudi. Pada bulan Februari tahun 1917, ayahnya yang merupakan seorang dokter bernama Dr. Stanislaw Krzyzanowski meninggal dunia setelah tertular tifus saat merawat pasien Yahudi. Komunitas setempat lalu menawarkan bantuan keuangan agar Sendler dapat melanjutkan studinya, namun ternyata ibunya tidak setuju dan menolak tawaran tersebut.

Semasa hidup, mendiang ayahnya sangat memengaruhi sikap Sendler terhadap orang-orang Yahudi. Hal tersebut kemudian membawanya untuk bergabung dengan Partai Sosialis Polandia saat masih masih berstatus mahasiswa jurusan kesusasteraan Polandia di Warsawa University. Sikap penentangannya terhadap sistem ghetto-bench merusak citranya di universitas. Dan setelah melakukan demonstrasi publik, ia akhirnya diskors selama tiga tahun.

Setelah invasi Jerman di Polandia pada tahun 1939, Sendler pindah ke Warsawa dan mulai bekerja di Departemen Kesejahteraan Sosial kota. Sementara tinggal disana, ia juga memimpin sebuah kelompok dengan resiko tinggi karena bekerja membuat dokumen palsu untuk orang-orang Yahudi sejak Oktober 1941. Dalam hal ini, siapapun yang membantu orang-orang Yahudi akan diberi hukuman mati beserta dengan seluruh keluarganya. Pada tahun 1943, Sendler aktif menggunakan nama samarannya sebagai “Jolanta” dan memimpin sebuah organisasi bawah tanah, Zegota.

Saat bekerja di Departemen Kesejahteraan Sosial, dia diizinkan untuk mengunjungi Ghetto Warsawa sekedar memeriksa infeksi tifus. Orang-orang Jerman takut karena jika dibiarkan akan menyebar ke luar ghetto. Tugas pemeriksaan tersebut ia manfaatkan bersama dengan rekan kerja lainnya untuk menyelundupkan bayi dan anak kecil ke dalam ambulans, trem, paket, koper, dan dengan cara lain yang mungkin bisa dilakukan. sendler sendiri telah menyelundupkan lebih dari 400 orang anak dan beserta dengan seluruh jaringan kelompok yang dipimpinnya, ia telah berhasil menyelundupkan sekitar 2.500 anak-anak.

Untuk mencegah anak-anak kehilangan identitas Yahudi-nya, Sendler menyimpan dokumen-dokumen nama-nama baru berbau Kristen beserta nama asli mereka dan lokasinya saat ini. Sebelum pasukan Gestapo (polisi rahasia resmi Jerman) menggeledah rumahnya, Sendler telah cepat-cepat memberikan dokumen tersebut ke temannya. Setelah penangkapannya, ia dipukuli secara brutal hingga tulang kakinya retak, namun tetap menolak untuk menyerahkan rekan-rekannya maupun daftar nama-nama anaknya.

Sendler kemudian dijatuhi hukuman mati, namun berhasil diselamatkan oleh Zegota dalam perjalanan menuju tempat eksekusi. Meskipun setelah perang usai dia memberikan dokumen tersebut kepada Zegota agar anak-anak dipertemukan kembali dengan keluarganya, sayang hampir semua orangtua mereka terbunuh atau hilang.

Irena Sendler di usia tuanya
Irena Sendler di usia tuanya

Terlepas dari upaya kemanusiaannya dan berakhirnya Perang Dunia, Sendler masih harus menderita selama bertahun-tahun karena polisi rahasia komunis menahan dan menginterogasinya dari tahun 1948 sampai 1949 karena relasinya dengan partai pesaing. Selama masa itu, dia mengalami persalinan prematur dan harus kehilangan seorang anak. Meski dikenal sebagai seorang pejuang kemanusiaan dikalangan Bangsa-bangsa, ia masih tidak diizinkan untuk menerima penghargaan sampai tahun 1983. Tahun 1991, dia memperoleh penghargaan warga kehormatan di Israel.

Pada bulan November 2003, Sendler menerima penghargaan Order of the White Eagle, merupakan tanda jasa sipil tertinggi di Polandia. Dan pada tahun 2007 lalu, ia memperoleh nominasi Hadiah Nobel Perdamaian. Selama tahun-tahun berikutnya, Sendler bekerja sebagai guru dan untuk Kementerian Pendidikan dan Kesehatan. Dia aktif sebagai pekerja sosial yang membantu berbagai panti asuhan dan pusat layanan perawatan.