Beranda Sains Kuku dan Rambut masih Tumbuh Setelah Orang Mati, Mitos atau Fakta?

Kuku dan Rambut masih Tumbuh Setelah Orang Mati, Mitos atau Fakta?

Ada mitos berkembang di masyarakat yang menyatakan bahwa meski seseorang telah meninggal dunia, kuku dan rambutnya tetap akan masih tumbuh selama beberapa waktu. Benarkah demikian, bagaimana sains menjawab akan fenomena tersebut?.

Kukunya orang mati
Kukunya orang mati

Begitu seseorang meninggal dunia, tubuhnya akan langsung berhenti  total memasok oksigen ke sel-sel di seluruh jaringan tubuh. Tanpa oksigen, tubuh kita akan berhenti memproduksi glukosa, merupakan sel  yang bergantung pada “makanan”. Di sinilah kemudian beberapa pseudo-sains terkait mitos itu berasal. Faktanya, kuku dan rambut kita memang terbuat dari jaringan mati dan oleh sebab itu setelah kematian, akan ada kelebihan dari jaringan-jaringan tersebut.

Meskipun fakta menunjukkan bahwa rambut dan kuku memang terdiri dari keratin yang tidak bernyawa, proses untuk membuatnya membutuhkan aktivitas dari matriks germinal, yang menghasilkan keratin itu sendiri. Tanpa kehidupan, matriks tidak dapat menghasilkan kuku lagi. Hal yang sama berlaku juga pada rambut, yang juga terbuat dari keratin tidak hidup dan diproduksi oleh matriks yang hidup.

Setelah aktivitas otak berhenti, dan seseorang dinyatakan meninggal, dibutuhkan beberapa menit agar sel-sel di dalam tubuh mati. Sel-sel saraf mati paling cepat, hanya dalam 7 menit, tetapi proses seluler lainnya masih terus berlangsung. Jika kita ambil rata-rata pertumbuhan kuku dan rambut seseorang dalam sehari, sekitar 0,1 milimeter untuk kuku dan 0,5 milimeter untuk rambut, maka sesuaikan dengan usianya. Pertumbuhan rambut dan kuku melambat seiring bertambahnya usia, kita bisa membayangkan bahwa rambut dan kuku orang yang sudah meninggal akan masih tumbuh sekitar 3 mikrometer. Sebagai referensi, satu rambut manusia biasanya setebal 100 mikrometer.

MITOS

Jadi jika kita sudah tahu rambut dan kuku tidak bisa tumbuh tanpa struktur hidup untuk memproduksinya, mengapa orang masih berpikir demikian?.  Saat sel mati dan proses pembusukan dimulai, salah satu hal pertama yang mulai terjadi adalah dehidrasi. Tanpa kemampuan mempertahankan pemeliharaan jaringan, air menguap dari tubuh, mengeringkan kulit orang yang sudah meninggal.

Saat tubuh mengering, volumenya akan menyusut, semuanya kecuali protein keratin yang sudah kering. Jadi, bukannya kuku orang meninggal yang tumbuh, tetapi kulit di jari-jari justru tertarik ke dalam, menyisakan dan menyebabkan struktur kuku yang lebih keras. Hal yang sama juga berlaku pada rambut orang yang sudah meninggal.

Kadang-kadang mortician (perusahaan pemakaman) harus mengoleskan krim pelembab dalam jumlah besar ke tubuh manusia yang meninggal agar tidak terlihat jelas bahkan meski baru beberapa hari setelah kematiannya. Pria berjanggut, terutama membutuhkan kelembaban yang cukup untuk menjaga penyusutan seminimal mungkin.

Jadi sebenarnya yang terjadi, bukannya  kuku dan rambut orang yang meninggal masih tumbuh. Melainkan kulitnya yang menyusut sehingga kuku dan rambutnya kelihatan lebih mencolok seperti tumbuh lagi.