Beranda Lainnya Lima Hal Berkelas yang Dulunya Dianggap Sampah dan Murahan

Lima Hal Berkelas yang Dulunya Dianggap Sampah dan Murahan

Peradaban manusia di muka bumi ini telah mengalami banyak perubahan dari waktu ke waktu. Mulai dari yang masih sangat primitif seperti ribuhan tahun lalu hingga menjadi sangat maju dan modern seperti sekarang ini. Kita telah berhasil menemukan vaksin dan membasmi polio dimana dulunya orang masih mengaggap penyakit ini sebagai kutukan, mengirim pesawat ruang angkasa Cassini ke Saturnus, dan Bahkan menemukan tujuh planet baru yang mirip seperti bumi. Pola pikir dan cara pandang kita akan sesuatu hal juga telah mengalami banyak perubahan.

Contoh misalnya orang yang mengenakan celana sobek-sobek, dulu pasti dianggap gelandangan atau pengemis. Namun kini pakaian model semacam itu sudah menjadi tren fashion anti mainstream yang terkesan mewah dan berkelas.  Melihat fenomena semacam itu bagi orang jaman sekarang tidaklah mengherankan dan sudah menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari. Berikut ini beberapa hal yang dahulu dianggap seperti sampah dan murahan, namun menjadi sangat berkelas di jaman sekarang.

1. Lobster

Dahulu lobster dianggap hewan tidak berguna

Siapa yang tidak tahu lobster, salah satu hewan laut yang menjadi menu makanan mewah yang mungkin hanya orang-orang tertentu saja yang mampu membelinya. Bahkan sekarang lobster sudah identik dengan makanan orang-orang kaya. Tapi dibalik harganya yang super mahal dan rasanya yang lezat , lobster ternyata memiliki sejarah awal buruk yang mungkin tidak pernah kita bayangkan. Bahkan dulu penduduk di Massachusetts sering mendapati tumpukan sampah lobster yang terdampar di pantai dan tidak ada satupun orang yang mau mengambilnya karwna pada waktu-waktu, Lobster dianggap sebagai hewan seperti kecoak yang hidupnya di laut.

Sebelum pertengahan sekitar tahun 1800-an, Lobster masih dianggap sebagai makanan level rendah yang hanya pantas untuk orang-orang miskin saja. Umumnya lobster ini digunakan untuk memberi makanan para tahanan, budak, dan orang-orang yang sedang magang sebagai cara untuk menghemat uang. Seiring berjalannya waktu, reputasi Lobster pun berubah setelah mulai muncul makanan berkaleng dan adanya transportasi kereta api di tahun 1800-an. Karena dijual dengan harga yang lebih murah daripada kacang panggang, yaitu 11 sen per kaleng untuk lobster dan  53 sen untuk kacang panggang, pada saat itu makanan lobster kaleng mulai menjadi primadona.

Lambat laun lobster pun menjadi makanan yang sangat populer bagi para wisatawan yang berkunjung di New England, dan diiringi dengan berdirinya beberapa yang khusus menjual menu makanan libster. Cara pandang orang pun mulai berubah, Lobster kemudian menjadi salah satu komoditas, dan pada saat mulainya perang dunia II, lobster dianggap sebagai makanan mewah dengan citarasa yang sangat lezat.

2. Celana Jeans

Celana jeans dulu identik dengan kaum buruh

Awal mulanya celana jeans diciptakan sebagai baju kerja untuk para penambang. Jeans pada saat itu dianggap sangat rendahan dan hanya cocok untuk para buruh dan pekerja pabrik sebelum akhirnya menjadi celana mainstream seperti sekarang.

Penemu jeans, Levi Strauss, adalah seorang pedagang yang bermigrasi dari Bavaria ke Amerika Utara pada tahun 1850-an. Bersamaan dengan itu, ia membawa beberapa kanvas dan sejumlah barang-barang yang hendak ia jual. Kebetulan di saat yang sama ada beberapa orang penambang yang sedang mencari jenis celana yang kokoh dan tahan digunakan selama bekerja. Dengan bantuan seorang penjahit, Strauss membuat celana tersebut dengan bahan canvas yang ia bawa. Hal ini kemudian menjadi sangat populer di antara penambang dan buruh karena celananya sangat kuat dan tidak mudah robek. Di tahun 1860-an, Strauss mulai membuat variasi model baru dengan melakukan pencelupan kain dengan warna indigo dan menamakannya sebagai “Blue jeans”.

3. Pakaian Robek dan Compang-camping

Pakaian sobek dan compang-camping kini jadi tren

Tren fashion memang selalu mengalami perubahan dari waktu ke waktu waktu dan seringkali jenis pakaian seseorang dianggap sebagai skala kelas. Orang-orang kaya dan bangsawan dulu selalu berpakaian dengan baju-baju mahal yang menutupi diri. Sedangkan orang yang memakai pakain robek atau ditambal dianggap sebagai orang miskin karena mereka tidak bisa membeli baju baru.

Tapi seabad kemudian, tiba-tiba pakaian yang robek-robek dan compang-camping justru pmenjafi pakaian modis. Sekarang, bahkan pakaian yang robek dan banyak tambalan justru harganya bisa mencapai puluhan hingga ratusan juta. Banyak para selebriti terkenal dunia memakai jenis pakaian semacam ini dan diikuti pula oleh para penggemarnya atau orang-orang.

4. Sayap Ayam

Menu makanan ayam spesial

Sebelum penemuan resep masakan yang bervariatif seperti sekaran khususnya untuk mengolah ayam. Dahulu sayap ayam dianggap salah satu bagian yang paling tidak diinginkan dari ayam dan seringkali dikasih makan ke hewan ternak atau dibuang. Tapi sekarang seperti yang kita ketahui, sayap ayam merupakan bagian paling favorit dan banyak dimasak dengan berbagai aneka macam bumbu rasa. Bahkan harganyapun juga yang paling mahal seperti halnya bagian paha ayam.

5. Kentang

Kentang

Kentang adalah salah satu jenis makanan umbi yang paling penting dan banyak dikonsumsi di era kekaisaran Suku Inca. Ketika Spanyol menaklukkan Inca di abad ke-16, mereka membawa umbi tersebut ke Spanyol. Sayangnya sayuran tersebut tidak diterima dengan baik, dan para petani Spanyol hanya mqu menanamnya pada skala kecil sebagai, itupun hanya sebagai makanan ternak. Perlahan-lahan, kentang pun menyebar ke negara Eropa lainnya. Tetapi keberadaan kentang sebagai makanan juga masih belum diterima dengan baik. Orang-orang justru malah curiga dan menganggapnya beracun. Beberapa orang bahkan menganggapnya sebagai sumber penyakit dan percaya bahwa kentanglah yang menyebabkan kusta dan penyakit lainnya. Bahkan orang-orang miskin dan petani yang kelaparan pun sampai takut untuk makannya.

Di Perancis, menanam dan mengonsumsi kentang dianggap ilegal dan sangat dilarang. Sampai akhirnya salah seorang petugas medis tentaea Antoine Auguste Parmentier, menulis tesis tentang manfaat kentang sebagai sumber makanan. Di tahun 1772, Perancis menghapus hukum yang mengatur larangan menanam dan mengonsumsi kentang. Popularitas kentang pun melonjak drastis pada 20 tahun selanjutnya. Kentang bahkan menjadi makanan pokok di Inggris selama masa perang revolusioner. segera, kentang yang sempat dianggap beracun dan makanan murahan tersebut popularitasnya meningkat tajam. Bahkan sekarang kentang banyak diolah menjadi jenis makanan-makanan tertentu yang bernilai jual mahal.