Beranda Pengetahuan Makna Kecerdasan Sesungguhnya, Ini Hasil Riset Para Ahli

Makna Kecerdasan Sesungguhnya, Ini Hasil Riset Para Ahli

Ilmuan mengatakan makna kecerdasan sebenarnya adalah kode yang sulit untuk dipecahkan. Secara sederhana, kecerdasan adalah kemampuan untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan tertentu. Tetapi keterampilan dan bagaimana kita mengukurnya bisa berbeda-beda.

Albert Einstein, Ikon kecerdasan dunia
Albert Einstein, Ikon kecerdasan dunia

Lebih jauh, mengapa ada beberapa orang, seperti Albert Einstein, memiliki kecerdasan superior? Akademisi cenderung mengukur kecerdasan menggunakan tes inteligensi quotient (IQ). Psikolog Prancis Alfred Binet dan Theodore Simon mengembangkan tes kecerdasan modern pertama pada tahun 1904.

Setiap tahun, sekelompok peserta tes menentukan kecerdasan rata-ratanya, diwakili oleh skor 100. Sejak tes pertama, setiap generasi tampaknya telah tumbuh dalam hal tingkat kecerdasan, sebuah fenomena yang disebut efek Flynn.

Ketika subjek tes mengikuti tes IQ yang dibuat lebih tua (sudah lama), mereka hampir selalu mendapat skor lebih dari 100. Tapi itu tidak berarti kita lebih pintar dari kakek-nenek kita, melainkan kita mungkin lebih baik dalam hal mengambil tes saja. Tes bakat adalah salah satu cara mengukur kecerdasan, tetapi para sarjana mencatat bahwa sebagian besar tes bakat adalah bias dari sudut pandang penulis sendiri.

Sebagai contoh, Isaac Asimov, seorang novelis dan profesor biokimia, pernah menulis bahwa ia percaya dirinya lebih pintar daripada montirnya. Tetapi saat mekanik perbaikan mobilnya tersebut merancang tes kecerdasan, Asimov menulis bahwa ia pasti akan gagal.

Selama bertahun-tahun, banyak peneliti mengaitkan ukuran tengkorak dengan skor tes kecerdasan tinggi. Tetapi pada 2007, setelah beberapa dekade penelitian, ilmuwan saraf Rex Jung dan Richard Haier menerbitkan sebuah penelitian yang menggambarkan 37 studi neuroimaging IQ yang berbeda.

Hasil yang mengejutkan menunjukkan bahwa kecerdasan terkait bukan dengan ukuran atau struktur otak, tetapi lebih kepada seberapa efisien informasi berjalan melalui otak.

Para ilmuwan menemukan lobus frontal dan parietal memainkan peran paling penting dalam kecerdasan. Area-area ini juga mengendalikan perhatian, ingatan, dan bahasa, yang diyakini Jung dan Haier bukanlah suatu kebetulan. Namun, para ilmuwan saraf menemukan bahwa kecerdasan tersebar di seluruh otak, tidak ada satu wilayah pun yang sepenuhnya bertanggung jawab.

Mungkin ini menjelaskan mengapa beberapa orang memiliki tingkat bakat artistik, keterampilan matematika, atau kemampuan musik yang lebih tinggi. Karena tidak ada struktur tunggal yang bertanggung jawab untuk kecerdasan secara umum, berbagai jenis desain otak dapat menghasilkan berbagai jenis kecerdasan.

Memahami jalan yang ditempuh dan dilalui kecerdasan ke seluruh otak dapat meningkatkan IQ. Pemahaman ini juga dapat membantu memperlakukan orang yang cacat secara intelektual atau perkembangannya. Memahami cara kita belajar bisa menjadi bantuan penting bagi anak-anak di sekolah. Bahkan meski saat tes IQ tidak dapat menjelaskan semua jenis kekuatan otak.

Einstein sendiri pernah menyatakan bahwa, “Tanda kecerdasan sebenarnya bukanlah pengetahuan tetapi imajinasi.”