Beranda Sains Sergei Krikalev, Manusia Pertama Pemegang Rekor Penjelajah Waktu

Sergei Krikalev, Manusia Pertama Pemegang Rekor Penjelajah Waktu

Perjalanan waktu
Kosmonot Sergei K. Krikalev memberikan senyuman pada media setelah sukses dalam pendaratannya di wilayah terpencil Kazakhstan. Gambar: NASA

Perjalanan waktu sampai kini masih terus menjadi topik menarik yang banyak dibicarakan oleh komunitas ilmiah. Berkat Teori Relativitas Einstein dan pelebaran waktu, perjalanan waktu secara ilmu fisika sesungguhnya benar-benar dapat terjadi. Faktanya, kosmonot Rusia Sergei Krikalev sudah melakukannya. Dia memegang rekor dunia pertama kali setelah melakukan perjalanan 0,02 detik ke masa depannya sendiri.

Dalam karirnya, Sergei Krikalev dikenal sebagai astronot sejati

Insinyur mekanik dan kosmonot Rusia, Sergei Krikalev adalah salah satu ilmuwan roket paling terkenal di dunia. Dalam hidupnya, ia pernah melakukan enam penerbangan luar angkasa dan menghabiskan total 803 hari, sembilan jam, dan 39 menit di luar angkasa. Perjalanannya dimulai pada tahun 1985 ketika ia terpilih menjadi kosmonot.

Pada awal 1988, ia memulai pelatihan untuk misi pertamanya di stasiun luar angkasa Mir. Pada tanggal 26 November 1988, ekspedisi dimulai dengan peluncuran Soyuz TM-7. Krikalev dan kru kembali ke Bumi lima bulan kemudian pada tanggal 27 April 1989.

Pada 19 Mei 1991, misi Mir kedua Krikalev dimulai dengan peluncuran Soyuz TM-12. Karena penggantian kru yang tertunda, Krikalev perlu memperpanjang masa tinggalnya. Dia kembali ke Bumi pada 25 Maret 1992. Ekspedisi ketiganya, STS-60 Space Shuttle Discovery, berangkat pada 3 Februari 1994. Setelah tinggal selama delapan hari, tujuh jam, dan sembilan menit di luar angkasa, Krikalev kembali ke rumah pada 11 Februari 1994

STS-88 Space Shuttle Endeavour adalah misi 12 hari yang berlangsung dari 4 hingga 15 Desember 1998. Dua ekspedisi terakhir Krikalev berada di atas Stasiun Luar Angkasa Internasional (International Space Station). ISS Expedition 1 diluncurkan pada 31 Oktober 2000, kemudian ia meninggalkan ISS pada 18 Maret 2001. Misi terakhirnya, ISS Expedition II, dimulai pada 14 April 2005, dan berlanjut hingga 10 Oktober 2005.

Krikalev secara teknis telah melakukan perjalanan waktu

Krikalev di ISS atau Stasiun Luar Angkasa Internasional telah menambah satu lagi pencapaian namanya, tak lain adalah perjalanan waktu. Untuk memahami cara kerjanya, pertama-tama kita perlu tahu bahwa untuk melakukan perjalanan dalam waktu, seseorang harus mampu mencapai kecepatan cahaya saat bepergian di ruang angkasa.

Jadi, jika kita bisa membangun pesawat ruang angkasa yang bisa melaju secepat kecepatan cahaya atau 186.000 mil per detik, kita mungkin bisa melakukan perjalanan tepat waktu antar dimensi. Albert Einstein adalah yang pertama berteori terkait hal itu.

Saat mengorbit di sekitar Bumi, ISS bergerak dengan kecepatan sekitar 8 km per detik. Meskipun kecepatannya luar biasa, kecepatan ini secara hitung-hitungan mendekati kecepatan cahaya. Namun, ketika kita menggabungkan kecepatan Stasiun Luar Angkasa Internasional dan periode waktu lama yang dihabiskan Krikalev di luar angkasa, kita akan melihat bahwa dia sebenarnya telah melakukan perjalanan 0,02 detik ke masa depan, dan hal ini dimungkinkan karena proses yang disebut pelebaran waktu.

Pelebaran waktu dapat dihitung menggunakan teori relativitas Einstein, yang menyatakan bahwa waktu bergerak secara berbeda terhadap dua objek yang mengalami tingkat gravitasi yang berbeda atau bepergian dengan kecepatan yang berbeda.

Perbedaan relatif kecepatan dan gravitasi dapat menyebabkan pelebaran waktu, tetapi masing-masing faktor memengaruhi waktu secara berbeda. Misalnya, saat mengorbit planet ini, satelit dan astronot tinggal lebih jauh dari pusat Bumi daripada orang-orang di darat. Oleh karena itu, mereka akan mengalami pelebaran waktu gravitasi yang berkurang.

Hal ini berarti waktu akan bergerak sedikit lebih cepat bagi para astronot, dan ketika mereka kembali ke Bumi, mereka secara teknis akan kembali ke masa lalu. Namun, kecepatan mempengaruhi pelebaran waktu secara berbeda. Dalam hal ini, jam akan berdetak relatif lebih lambat untuk para astronot daripada orang-orang di darat. Itu berarti setelah kembali ke Bumi, para astronot harus menyesuaikan jamnya dengan mempercepat waktu.

Karena gravitasi Bumi lebih lemah daripada banyak planet lain, pelebaran waktu gravitasi memiliki efek yang sangat kecil. Kecepatan relatif adalah faktor utama yang menyebabkan astronot mengalami pelebaran waktu. Namun, teknologi saat ini hanya dapat mencapai kecepatan terbatas. Yang berarti pengaruhnya terhadap perjalanan waktu sangatlah kecil. Misalnya, jika seorang astronot menghabiskan enam bulan di ISS, ia akan berusia kurang dari orang di Bumi, tetapi selisihnya sangat sedikit sekitar 0,007 detik. Perbedaannya akan jauh lebih besar jika ISS benar-benar melakukan perjalanan dengan kecepatan cahaya.