Beranda Psikologi 7 Hal Ini Akan Dialami Orang dengan Masa Kecil Kurang Bahagia

7 Hal Ini Akan Dialami Orang dengan Masa Kecil Kurang Bahagia

Masa kecil kurang bahagia
Masa kecil kurang bahagia

Tidak semua orang memiliki masa kecil yang indah dan bahagia. Masa kecil adalah tahap yang sangat penting bagi seorang insan yang akan beranjak menjadi dewasa. Bagaimana model pengalaman masal kecil di tahun-tahun awal akan memiliki dampak besar terhadap persepsi seseorang dalam menyikapi dunia dan lingkungan sekitar.

Jika seorang anak secara emosional memiliki pengalaman yang buruk atau kurang menyenangkan, maka hal itu seringkali akan berdampak negatif pada dirinya sebagai orang dewasa kelak. Luka fisik mungkin bisa sembuh seiring waktu, tetapi trauma psikologis yang dialami seorang anak akan selalu menjadi bagian dari dirinya meski telah dewasa.

Dibahas di bawah ini adalah beberapa kebiasaan yang umum dialami kalangan orang dewasa yang yang memiliki pengalaman buruk secara emosional di waktu kecilnya.

1. Kepercayaan diri rendah

Harga diri pada umumnya berarti variabel kepribadian yang menangkap perasaan orang tentang dirinya sendiri. Orang-orang yang secara emosional pernah jadi bulian waktu kecil biasanya akan memiliki kondisi emosi yang agak lemah dan mudah berubah-ubah. Hal ini timbul dari trauma yang mereka alami.

Orang-orang ini sering merasa bahwa orang lain seolah lebih tinggi darinya. Tidak peduli seberapa baik pekerjaannya, hal itu tidak akan pernah cukup. Mereka juga mengalami kesulitan untuk bertukar pikiran pada orang lain, karena perasaan bahwa orang lain akan memanfaatkannya saja dan memainkannya seperti orang bodoh.

2. Terlalu introver

Ketika seseorang secara emosional pernah diperlakukan tidak mengenakan oleh orang lain, dan terkadang oleh orang-orang kepercayaannya sendiri, maka menjadi sangat sulit baginya untuk mempercayai orang lain. Mungkin waktu telah menyembuhkan semua lukanya tetapi trauma masih akan terus berlanjut.

Mereka berpikiran jika membiarkan seseorang masuk begitu saja ke dalam hidupnya, maka dia akan dirugikan. Untuk orang seperti ini, menjadi sangat sulit untuk mendapatkan teman baru atau berbagi masalahnya dengan orang lain.

Dia akan mulai berpikir bahwa dirinya sendiri adalah teman terbaiknya dan tidak ada berhak untuk mendapatkan yang lebih baik dari dirinya.

3. Menumpuk amarah

Di waktu kecilnya, ketika seseorang pernah dilecehkan secara emosional, ia masih belum bisa membela dan melindungi dirinya sendiri. Ia selalu merasa tidak berdaya dan tidak bisa berbuat apa-apa karena tidak ada yang mau mendengarkannya.

Semua kemarahan dan frustrasi itu mulai terbawa arus dan kemudian, ketika telah dewasa, ia tidak dapat mengendalikan diri ketika menghadapi ketidakadilan. Trauma, bekas luka emosional di dalamnya membuat ia sangat cepat marah.

4. Menghindari konflik

Saat masih kanak-kanak, ia pernah mengalami banyak teriakan dan masalah keluarga. Tak jarang ia sering jadi bahan pelampiasan emosi orang tuanya dan ia selalu berjuang untuk memecahkan masalahnya sendiri. Trauma-trauma ini akan sangat berdampak pada pikirannya hingga dewasa. Saat dewasa, ketika sedang berdebat sesuatu hal, ia seringkali akan berpikir keras terlebih dahulu bahkan sebelum menaikkan suara.

Ia mencoba menangani situasi dengan sangat tenang dan dingin, tetapi begitu diskusi berubah menjadi pertengkaran, ia akan mengalami trauma dari kilas balik. Kadang-kadang keadaan ini juga dapat memicu serangan panik.

5. Sering meminta maaf yang tidak wajar

Di masa kanak-kanak, ia sering dikritik bahkan atas perkara yang sepele sekalipun. Sehingga saat sudah dewasa, ia akan berpikir bahwa segala sesuatunya adalah kesalahannya sendiri. Ia mungkin adalah orang yang bekerja paling keras dalam tim perusahaan, ketika ada yang salah, ia akan langsung berpikir bahwa itu adalah kesalahannya.

Pelecehan mental yang pernah dialami waktu kecil berdampak besar pada harga diri seseorang. Kepercayaan diri yang sangat rendah tersebut memengaruhinya dengan tidak dapat membuktikan kepada penuduh bahwa sebenarnya ia tidak bersalah.

6. Tidak bisa melakukan kontak mata dengan mudah

Membangun kontak mata yang baik ketika melakukan percakapan dengan seseorang menunjukkan seberapa yakin Anda dan seberapa banyak Anda percaya pada apa yang Anda katakan. Orang yang sangat introver secara alami biasanya tidak dapat mempertahankan kontak mata langsung. Alasan lain mengapa orang-orang seperti ini berpaling adalah mereka berpikir seolah orang lain tidak tertarik dengan apa yang mereka katakan.

7. Tidak suka dengan suara keras

Orang-orang yang memiliki masa kecil kasar tidak dapat menahan suara keras. Psikolog mengatakan bahwa suara keras kadang-kadang dapat bertindak seperti pemicu dan membawa seseorang kembali ke semua kenangan yang menghantui. Suatu suara keras tidak selalu berarti perdebatan sengit antara dua orang. Hal ini mungkin juga bisa merujuk pada kebisingan lalu lintas atau bahkan musik berat.

Jika Anda mengalami kecenderungan-kecenderungan seperti yang dijelaskan disini, kemungkinan Anda juga pernah mengalami sejarah masa lalu yang buruk di masa kanak-kanak. Carilah terapis yang terbaik dan mulailah kembali kehidupan yang lebih baik dan lebih selaras.