Beranda Lainnya Penemuan Formasi Aneh Mirip Reruntuhan UFO di Dasar Laut Baltik

Penemuan Formasi Aneh Mirip Reruntuhan UFO di Dasar Laut Baltik

Benda aneh mirip pesawat UFO
Benda aneh mirip pesawat UFO

Dalam sejarah misteri yang belum terpecahkan, Anomali Laut Baltik adalah salah satu penemuan di laut dalam paling aneh dalam dekade terakhir. Penemuan ini terjadi pada 2011 ketika tim penjelajah yang bernama Ocean-X, menemukan formasi tidak biasa dari kedalaman 300 kaki di bawah permukaa laut, di lepas pantai Swedia.

Setelah diperiksa lebih lanjut, penyelam dan kru permukaan melaporkan selalu mengalami kerusakan pada peralatan listrik setiap kali berada dalam jarak 200 m dari objek, yang berbentuk aneh, mirip seperti Milenium Falcon dalam film Star Wars.

Peter Lindberg dan Dennis Åsberg menemukan benda aneh yang berdiameter 180 kaki tersebut pada 19 Juni 2011, ketika sedang mengawasi Baltik dan mengamati pencitraan sonar di sepanjang dasar laut. Mereka dengan cepat menangkap keberadaan benda tidak biasa itu karena bentuknya yang bundar dan adanya tonjolan lurus yang unik.

Penemuan ini memunculkan spekulasi yang beragam, ada yang mengatakan bahwa benda tersebut kemungkinan adalah bukti pernah terjadinya kecelakaan pendaratan pesawat UFO di masa lalu.

Dokumenter Anomali Laut Baltik

Tak lama setelah penemuan itu, Lindberg dan Åsberg kemudian berangkat untuk membuat film dokumenter yang khusus merekam aktivitas mereka saat menyelam dan mempelajari lebih lanjut anomali tersebut.

Sebelum ini, mereka juga pernah melakukan eksplorasi lain dan berhenti setelah menemukan tempat penyimpanan sampanye vintage dari kapal karam 1907. Benda antik ini kemudian mereka jual dengan harga fantastis di lelang Christie.

Berkat pengalaman sebelumnya itu, mereka lalu memulai upaya berani dengan menyelidiki anomali Baltik tersebut. Harapannya benda itu bisa berupa pesawat luar angkasa atau struktur rahasia Nazi peninggalan dari Perang Dunia II.

Melihat dari hasil pencitraan sonar, benda aneh itu memiliki karakteristik menarik yang membedakannya dari formasi batuan alami di sekitarnya. Para penjelajah mengatakan formasinya mirip seperti tangga dan ada lubang bundar dikelilingi oleh bingkai persegi, yang diyakini merupakan hasil buatan tangan manusia.

Para kru kembali ke permukaan dengan sampel objek yang kemudian diuji oleh Volker Brüchert, seorang profesor geologi di Universitas Stockholm.

“Saya terkejut, ketika meneliti bahan tersebut saya menemukan batu hitam besar yang kemungkinan berasal dari batu vulkanik,” kata Brüchert. “Hipotesis saya adalah objek ini, struktur ini terbentuk selama Zaman Es ribuan tahun yang lalu.”

Namun terlepas dari analisisnya, Brüchert mengatakan ada kemungkinan bahwa sampel yang mereka kumpulkan mungkin menutupi sesuatu di bawah permukaan – sesuatu yang artifisial. Tim Ocean X percaya bahwa itulah yang mereka harapkan. Mereka ingin kembali dan menemukan bukti definitif, meskipun akhirnya mereka mengalami masalah pendanaan.

Namun minat dan rasa penasaran publik mulai menurun, setelah berita yang awalnya mengklaim temuan itu adalah pesawat luar angkasa, diberitakan kembali bahwa sampel yang mereka kumpulkan hanyalah potongan gneiss dan granit.

Secara latah, banyak media-media online yang kemudian ikut memberitakan serupa. Hal ini pun membuat Lindberg dan Åsberg frustrasi, yang hingga sampai hari ini, belum dapat menemukan sponsor atau membiayai perjalanan lain ke bawah laut untuk memastikan apakah benda itu benar-benar alami atau buatan.

Sisa Perang Dunia II Milik Nazi

Hanya kurang dari lima persen dunia laut yang telah dieksplorasi. Meskipun Laut Baltik hampir seluruhnya terkurung dari daratan, di situ dulunya adalah daerah perairan yang banyak diperebutkan selama Perang Dunia II.

Pada saat itu, Laut Baltik menciptakan batas alami antara Sekutu Uni Soviet, Skandinavia netral, dan kekuatan Poros Reich Ketiga. Sehingga sangat jelas, bahwa di situ dulunya adalah pusat aktivitas angkatan laut, terutama dalam pertempuran untuk mengontrol negara-negara Baltik Lithuania, Estonia, dan Latvia.

Dalam perjuangan untuk mengendalikan real estat utama ini, banyak sekali ranjau ditanam maupun perang angkatan laut guna melindungi rute pengiriman utama, terutama bagi Jerman yang mengandalkan pasokan bijih besi yang diimpor dari Swedia. Selama masa ini, diyakini bahwa Jerman membangun struktur bawah laut untuk mengacak sinyal komunikasi dan mungkin juga untuk mengganggu ranjau musuh.

Bisakah teori ini menjelaskan mengapa peralatan listrik tim Ocean-X selalu bermasalah saat berdekatan dalam jarak 200 meter dari benda aneh tersebut?

Jerman juga diduga pernah menjalankan program klandestin, yang berupaya menciptakan piring terbang. Memunculkan asumsi beberapa orang bahwa mungkin ini dulunya adalah lokasi kecelakaan salah satu pesawat milik Nazi.

Namun menurut publikasi Rusia PravdaReport.com, di Baltik juga pernah terjadi peristiwa penampakan UFO di masa lalu, di mana ada sebuah cakram perak terlihat melayang-layang di sekitar provinsi Rusia Kaliningrad.

Informasi Terbaru Anomali Laut Baltik

Lindberg dan Åsberg masih belum memposting pembaruan apa pun ke halaman Ocean X dalam beberapa tahun terakhir, namun video YouTube dari 2012 tampaknya menunjukkan adanya perjalanan lain ke situs benda anomali dalam misi penjelajahan bawah laut.

Sayangnya, video tersebut masih belum bisa memberikan banyak jawaban atau bahkan sesuatu yang secara visual berbeda, karena ada banyak pasir dan debu yang menghalangi, mengaburkan pandangan. Namun, ada pandangan sekilas dari salah satu dinding anomali, yang nampak terlalu halus dan berbentuk sangat rapi untuk dikatakan terbentuk secara alami. Meskipun ini masih dalam tahap pengamatan dan perspektif orang awam.

Dalam laporan berikutnya, ada klaim bahwa uji sampel batuan menunjukkan adanya kandungan limonit dan goetit – logam yang menurut seorang ahli geologi tidak mungkin terjadi secara alami dalam formasi batuan bawah air di laut Baltik.

Mungkinkah struktur ini benda buatan ataukah hanya formasi alami yang secara kebetulan berbentuk aneh? Kecuali Lindberg dan Åsberg menemukan sponsor untuk mendanai eksplorasinya, kita mungkin tidak pernah tahu.