Beranda Penyakit Penyakit ADHD: Gangguan Hiperaktif dan Kesulitan Fokus

Penyakit ADHD: Gangguan Hiperaktif dan Kesulitan Fokus

Gangguan ADHD

Apa yang Dimaksud ADHD?

ADHD (Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder) adalah kondisi kronis yang memengaruhi jutaan anak dan sering berlanjut hingga dewasa. ADHD mencakup kombinasi beberapa masalah, seperti kesulitan mempertahankan fokus perhatian, hiperaktif, dan perilaku impulsif.

Gejalanya terkadang berkurang seiring bertambahnya usia. Namun ada pula beberapa orang yang tidak bisa sepenuhnya mengatasi gejala ADHD yang dialami, tetapi mereka dapat belajar cara untuk mengatasinya dan menjadi sukses.

Apa penyebab ADHD?

Penyebab pasti ADHD tidak jelas. Banyak faktor yang terlibat dalam pengembangannya.

ADHD bahkan dapat diturunkan dari keluarga, penelitian menunjukkan bahwa gen bisa berperan. Faktor lingkungan tertentu juga dapat meningkatkan risiko. Demikian juga masalah sistem saraf pusat pada saat-saat penting dalam perkembangan anak. Penggunaan obat ibu, penggunaan alkohol, merokok selama kehamilan dan kelahiran prematur adalah faktor risiko lain yang mungkin menyebabkannya.

Meskipun gula sering dikaitkan sebagai penyebab hiperaktif anak, tidak ada bukti khusus yang dapat digunakan untuk memperkuat klaim ini. Banyak hal di masa kanak-kanak yang dapat menyebabkan kesulitan memusatkan perhatian, tetapi hal itu tidak lah sama dengan ADHD.

Gejala ADHD

Pada beberapa anak, tanda dan gejala ADHD bisa terlihat sejak dini mulai usia 2 atau 3 tahun. Di antaranya adalah:

• Kesulitan memperhatikan
• Sering melamun
• Kesulitan mengikuti instruksi
• Kesulitan mengatur tugas atau kegiatan
• Sering lupa atau kehilangan barang yang dibutuhkan
• Sering gagal menyelesaikan tugas sekolah, pekerjaan atau tugas lainnya
• Mudah terganggu
• Sering gelisah atau menggeliat
• Kesulitan duduk dan inginnya selalu bergerak secara konstan
• Banyak bicara
• Sering menyela atau mengganggu

ADHD lebih sering terjadi pada pria daripada wanita, dan perilakunya dapat berbeda pada anak laki-laki dan perempuan. Misalnya, anak laki-laki mungkin lebih hiperaktif dan anak perempuan mungkin cenderung lalai.

Penting untuk diingat bahwa sebagian besar anak yang sehat juga bisa mengalami kurang perhatian, hiperaktif, atau impulsif pada satu waktu atau yang lain. Adalah normal bagi anak-anak prasekolah memiliki rentang perhatian yang pendek dan tidak dapat bertahan dengan satu kegiatan untuk waktu yang lama. Bahkan pada anak-anak yang lebih besar dan remaja, rentang perhatian sering tergantung pada tingkat minat.

Beberapa anak juga secara alamiah energik dan memiliki tingkat aktivitas yang lebih tinggi daripada yang lain. Anak-anak demikian itu tidak boleh diklasifikasikan sebagai pengidap ADHD hanya karena mereka berbeda dari teman atau saudara kandungnya.

Tes untuk Mengetahui ADHD

Tidak ada tes khusus untuk memastikan ADHD. Diagnosis pada umumnya meliputi riwayat medis dan wawancara atau kuesioner. Informasi umumnya dikumpulkan dari beberapa sumber, termasuk orang tua, sekolah, dan pengasuh.

Untuk melakukan diagnosis ADHD, si anak harus memenuhi kriteria dalam Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders)yang diterbitkan oleh American Psychiatric Association. Seorang anak yang didiagnosa dengan ADHD dapat diberikan diagnosis yang lebih spesifik (subtipe), seperti jenis ADHD karena kurang perhatian, jenis ADHD karena hiperaktif-impulsif atau jenis ADHD kombinasi.

Pengobatan dan Perawatan Penderita ADHD

Perawatan standar untuk ADHD termasuk obat-obatan, pendidikan, pelatihan dan konseling. Perawatan ini dapat meringankan banyak gejala ADHD, tetapi tidak dapat sepenuhnya menyembuhkannya. Mungkin perlu beberapa waktu untuk menentukan apa yang terbaik untuk anak dan keluarga Anda.

Obat Stimulan

Obat stimulan (psikostimulan) adalah obat yang paling sering diresepkan untuk ADHD. Obat jenis ini dianggap dapat meningkatkan dan menyeimbangkan kadar zat kimia otak yang disebut neurotransmiter. Obat-obatan dapat membantu menyembuhkan tanda dan gejala kurang perhatian dan hiperaktif, bahkan terkadang bisa secara dramatis.

Contoh obat stimulan tersebut bisa termasuk methylphenidate (Concerta, Metadate, Ritalin, dan sejenisnya), dextroamphetamine (Dexedrine), dextroamphetamine-amphetamine (Adderall XR) dan lisdexamfetamine (Vyvanse). Obat-obatan ini tersedia dalam bentuk aksi pendek dan aksi lama.

Bicarakan dengan dokter tentang kemungkinan efek samping stimulan. Meskipun jarang, kematian terkait jantung juga pernah terjadi pada anak-anak dan remaja yang menggunakan obat stimulan ini. Obat-obatan tidak boleh diminum jika anak Anda memiliki tanda-tanda atau gejala penyakit jantung atau adanya riwayat penyakit jantung dalam keluarga.

Obat Lain

Atomoxetine (Strattera) dan antidepresan seperti bupropion (Wellbutrin, yang lain) dan desipramine (Norpramin) juga biasa digunakan untuk mengobati ADHD. Selain itu, ada juga Clonidine (Catapres) dan guanfacine (Intuniv, Tenex) yang juga biasa digunakan untuk ADHD.

Atomoxetine dan antidepresan bekerja lebih lambat daripada stimulan. Obat jenis ini bisa jadi alternatif jika anak Anda tidak dapat mengonsumsi stimulan karena alasan kesehatan atau jika stimulan dikhawatirkan dapat menyebabkan efek samping yang lebih parah.

Terapi dan Konseling Perilaku

Terapi dan konseling perilaku dapat diberikan oleh psikiater, psikolog, pekerja sosial atau profesional kesehatan mental lainnya. Hasil terbaik biasanya terjadi ketika pendekatan tim digunakan, dengan guru, orang tua, dan terapis atau dokter yang bekerja bersama. Anak-anak dibiarkan berbicara tentang kondisinya, serta belajar perilaku sosial yang sesuai dan bagaimana menghadapi situasi sulit.

Gaya Hidup

Untuk membantu mengurangi masalah atau komplikasi terkait ADHD, perhatikan beberapa hal terkait gaya hidup berikut ini:

  • Berikan struktur. Struktur tidak berarti kekakuan atau disiplin yang ketat. Melainkan cara mengatur berbagai hal sehingga kehidupan anak dapat diprediksi, setenang dan seteratur mungkin. Konsisten, tetapkan batasan dan memiliki konsekuensi yang jelas untuk perilaku anak lebih baik.
  • Jalani rutinitas. Susun rutinitas harian untuk anak Anda dengan harapan yang jelas mencakup hal-hal seperti waktu tidur, waktu pagi, waktu makan, tugas sederhana dan TV.
  • Hindari gangguan. Saat berbicara dengan anak Anda, jangan melakukan banyak tugas. Lakukan kontak mata saat memberikan instruksi.
  • Berikan contoh. Cobalah untuk tetap sabar. Berbicaralah dengan tenang dan sabar. Hadiahi perilaku yang baik dan berikan penguatan positif.