Beranda Penyakit Penyakit HIV AIDS

Penyakit HIV AIDS

Definisi HIV AIDS

Penyakit HIV AIDS
Penyakit HIV AIDS

AIDS adalah tahap akhir dari penyakit menular yang disebabkan oleh human immunodeficiency virus, atau HIV. Virus ini merusak sistem kekebalan seseorang, membuat penderitanya menjadi rentan terhadap tumor kanker tertentu dan meningkatnya risiko infeksi penyakit lainnya.

HIV dapat ditularkan setiap kali cairan tubuh yang mengandung virus (terutama darah atau cairan seksual) bersentuhan dengan selaput lendir (jaringan lunak yang melapisi berbagai rongga tubuh, seperti mulut atau vagina) termasuk aliran darah itu sendiri. Seseorang dapat tertular AIDS melalui hubungan seksual, anal atau oral, kelahiran anak (turunan), menyusui, transfusi darah, atau berbagi jarum suntik.

Pengertian HIV AIDS

AIDS saat ini dianggap sebagai pandemi karena telah menyebar ke setiap negara di dunia. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), 33,2 juta orang di seluruh dunia hidup dengan infeksi HIV pada 2007 dan sebanyak 2,1 juta orang telah meninggal dunia di tahun tersebut, 330.000 di antaranya adalah anak-anak.

Para ilmuwan berpendapat bahwa virus yang menyebabkan AIDS diduga berasal dari suatu tempat di hutan hujan Afrika sebagai infeksi simpanse dan kera Dunia Lama. Pada suatu titik di abad kedua puluh ia melompati penghalang spesies dari monyet ke manusia

AIDS pertama kali didefinisikan sebagai penyakit epidemi manusia pada Juni 1981 oleh Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Virus penyebab AIDS diidentifikasi oleh dua tim ilmuwan Prancis dan Amerika pada 1983–1984.

Infeksi HIV berkembang secara perlahan karena virus secara bertahap akan melemahkan sistem kekebalan tubuh penderitanya. Diperlukan rata-rata sebelas tahun infeksi HIV untuk berkembang menjadi AIDS. AIDS didiagnosis ketika jumlah sel darah putih tertentu dalam darah pasien turun ke tingkat kritis atau pasien mengalami tumor yang mematikan atau infeksi oportunistik.

Pada tahap awal infeksi HIV, penderita mungkin tidak memiliki gejala sama sekali atau sering dikira sebagai penyakit seperti flu ringan dengan demam serta sakit kepala dalam beberapa hari atau minggu setelah terinfeksi. Gejala-gejala ini biasanya akan hilang sendirinya tanpa pengobatan dan orang tersebut merasa normal kembali, meskipun pada saat yang sama ia juga dapat menularkan infeksi kepada orang lain.

Orang yang terinfeksi dapat terus merasa baik-baik saja dalam jangka waktu mulai dari beberapa bulan hingga beberapa tahun.

Jumlah Penderita HIV AIDS

Di seluruh dunia, sekitar 0,6 persen populasi terinfeksi HIV, atau sekitar 35 juta orang. Sembilan puluh lima persen dari kasus ini ada di Afrika atau Asia Tenggara. Sekitar 25 juta orang dilaporkan telah meninggal karena AIDS.

Sekitar 25 juta orang telah meninggal karena AIDS sejak 1981, menjadikan penyakit ini salah satu pandemi paling mematikan dalam sejarah dunia. Di Amerika Serikat, perkiraan revisi CDC baru-baru ini menunjukkan bahwa sekitar 945.000 orang telah didiagnosis dengan AIDS sejak 1981, dan sekitar 1,2 juta saat ini hidup dengan infeksi HIV.

Sekitar seperempat dari orang-orang ini tidak menyadari bahwa mereka terinfeksi. CDC memperkirakan bahwa ada sekitar 56.300 kasus baru infeksi HIV di Amerika Serikat setiap tahun.

Penyebab dan Gejala Penyakit HIV AIDS

Penyebab AIDS adalah infeksi oleh virus yang bernama human immunodeficiency virus atau HIV. HIV adalah virus yang bereproduksi dengan memasukkan bahan genetiknya sendiri ke dalam jenis sel darah putih yang disebut limfosit CD4.

Ketika salinan virus keluar dari sel darah putih yang terinfeksi, mereka akan menyerang sel CD4 lain dan siklusnya akan terus berulang hingga penderitanya positif HIV. Akhirnya karena begitu banyak sel darah putih telah dihancurkan sehingga sistem kekebalan tubuh melemah dan orang tersebut tidak dapat lagi melawan infeksi oportunistik.

Orang tersebut juga dapat memiliki kanker tertentu yang terkait dengan sistem kekebalan tubuh melemah.

Pada tahap awal infeksi HIV, penderita biasanya tidak memiliki gejala serius atau mirip seperti penyakit biasa misal flu ringan dengan disertai gejala sakit kepala, demam, dan pembengkakan kelenjar getah bening. Jika itu adalah HIV, penderita juga akan mengalami serangkaian gejala kedua, seringkali akan berlangsung selama bertahun-tahun setelah infeksi awal, ditandai dengan diare, penurunan berat badan, sesak napas, dan batuk-batuk.

Untuk dinyatakan positif mengidap AIDS, bagaimanapun, pasien harus mengalami infeksi oportunistik serta memiliki jumlah CD4 di bawah 200. Infeksi oportunistik tersebut termasuk penyakit seperti toksoplasmosis, infeksi jamur pada kerongkongan, pneumonia yang disebabkan oleh organisme yang dikenal sebagai Pneumocystis, dan berbagai gangguan pada saluran pencernaan yang disebabkan oleh parasit. Kanker yang terkait dengan AIDS termasuk Kaposi sarkoma, kanker kulit; dan limfoma non-Hodgkin.

Gejala lain dari AIDS lengkap meliputi:

• Berkeringat di malam hari dalam jumlah yang tidak wajar.
• Demam lebih dari 100 ° F (37,7 ° C) yang berlangsung selama beberapa minggu
• Sakit kepala
• Penglihatan kabur atau masalah penglihatan lainnya
• Diare kronis
• Pembengkakan pada kelenjar getah bening yang berlangsung selama tiga bulan atau lebih

Diagnosa Penyakit HIV AIDS

Penyakit HIV AIDS
Luka di kaki akibat sarkoma Kaposi, kanker yang biasa ditemukan pada pasien AIDS.

Diagnosis infeksi HIV dan AIDS justru seringkali dipersulit lantaran penderitanya merasa takut dites untuk memastikan penyakitnya. Ketakutan ini bisa saja disebabkan jika hasil tes ternyata positif, efeknya akan berdampak pada rumah tangga, pekerjaan, hubungan, atau kesempatan untuk menyelesaikan pendidikan yang tengah dijalani.

Karena banyak orang yang terinfeksi menunda tes dan malah enggan memberi tahu pasangannya, penyakit ini terus mengalami penyebaran yang sangat cepat. Pada tahun 2006, CDC merekomendasikan skrining HIV rutin untuk semua orang dewasa, remaja, dan wanita hamil dalam pengaturan perawatan kesehatan, bukan hanya mereka yang dianggap berisiko tinggi.

Tes untuk HIV adalah proses dua langkah. Tes pertama adalah tes skrining, yang biasanya melibatkan pengambilan sampel darah pasien. Ada tes skrining lebih baru yang cukup hanya menggunakan sampel urin atau air liur orang bersangkutan.

Tes skrining cepat ini bekerja dengan cara mencari antibodi terhadap virus HIV dan memberikan hasil dalam waktu sekitar dua puluh menit. Jika orang tersebut dinyatakan positif terinfeksi HIV, tes kedua yang lebih spesifik, disebut tes Western blot, dilakukan. Tes ini menggunakan sampel darah untuk mengidentifikasi antibodi terhadap HIV.

Pada tahun 1996 Badan Pengawas Obat dan Makanan dunia menyetujui kit tes yang dapat digunakan orang di rumah yang disebut Tes Akses HIV-1 di Rumah. Pasien dapat menggunakan alat ini dengan cara menusuk jari mereka pada kartu blotting khusus dan mengirimkannya kembali ke perusahaan. Sampel ini lalu diidentifikasi hanya dengan nomor kode uni, sehingga memungkinkan orang tersebut tetap anonim atau tidak diketahui identitasnya. Biaya tes sekitar $ 45,00 dan hasilnya akan tersedia dalam waktu tujuh hari.

Poin penting yang perlu diingat adalah bahwa mungkin bisa saja diperlukan beberapa minggu hingga tiga bulan setelah seseorang terinfeksi untuk menghasilkan antibodi yang cukup terhadap HIV untuk dideteksi lewat tes darah. Periode waktu ini disebut Periode Jendela. Seseorang yang memiliki hasil tes negatif untuk infeksi HIV setelah mengalami perilaku berisiko tinggi harus menunggu tiga bulan dan melakukan tes darah lagi untuk memastikan mereka benar-benar tidak terinfeksi.

Pengobatan Penyakit HIV AIDS

Saat ini belum ada obat untuk menyembuhkan infeksi HIV atau AIDS. Ketika seseorang dinyatakan positif terinfeksi HIV, dokter akan mengukur jumlah virus dalam darahnya. Tingkat ini disebut viral load. Viral load membantu dokter untuk memutuskan kapan harus memulai pengobatan untuk HIV.

Metode pengobatan paling baru saat ini dikenal dengan nama highly active antiretroviral therapy atau ART yang lebih disempurnakan. Diperkenalkan pada tahun 1996, ART terdiri dari kombinasi tiga atau lebih obat berbeda dari dua atau lebih kelas obat antiretroviral yang tersedia saat ini. ART bukan obat untuk AIDS, tetapi hanya mengurangi viral load, meningkatkan kualitas hidup pasien secara keseluruhan, dan memperpanjang harapan hidup.

ART memiliki beberapa kelemahan. Pertama, perawatannya memerlukan biaya yang sangat mahal. Selain itu, obat yang dipakai dalam ART memiliki efek samping yang bikin tidak nyaman; akibatnya, beberapa pasien AIDS justru memilih untuk berhenti minum obat. Terakhir, beberapa pasien juga mengalami resistansi terhadap obat antiretroviral dan tidak lagi menanggapi pengobatan terlebih jika penderitanya tidak mau mengikuti aturan pengobatan yang benar.

Baca juga: Cara Mengetahui Tubuh Terkena HIV dengan Tes Sederhana di Rumah

Masa Depan HIV AIDS

AIDS tidak bisa disembuhkan. Tanpa pengobatan, infeksi HIV akan berkembang menjadi AIDS dalam rata-rata sebelas tahun. Setelah didiagnosis AIDS, pasien akan memiliki harapan hidup tidak lebih dari sembilan bulan tanpa pengobatan.

Seseorang yang didiagnosis dengan infeksi HIV dan memulai pengobatan dengan ART dapat memiliki harapan hidup lebih lama sekitar dua puluh tahun atau lebih setelah diagnosis. Sayangnya, sekitar setengah dari pasien yang memulai pengobatan dengan ART gagal untuk mendapatkan manfaat penuh seperti yang diharapkan lantran tidak sanggup dan menghentikan pengobatannya.

Pencegahan Penyakit HIV AIDS

Tidak ada vaksin saat ini yang dapat melawan infeksi HIV. Selain itu, tidak ada kemungkinan bahwa vaksin yang efektif bisa dikembangkan di masa mendatang mengingat virus yang menyebabkan AIDS bermutasi begitu cepat.

Meskipun ada berbagai vaksin untuk melawan HIV telah diuji oleh National Institutes of Health sejak ithun 1996, sejauh ini tidak ada yang disetujui untuk digunakan di luar uji klinis.

Orang dapat menurunkan risiko infeksi HIV dengan melakukan tindakan pencegahan berikut yang direkomendasikan oleh CDC:

• Batasi aktivitas seksual hanya untuk satu pasangan yang diketahui tidak terinfeksi dan setia.
• Gunakan kondom saat berhubungan seks dengan siapa pun yang status HIV-nya tidak diketahui.
• Jangan berbagi jarum atau menyuntikkan obat-obatan terlarang.
• Jangan bertukar seks dengan narkoba.
• Petugas layanan kesehatan harus mengikuti pedoman yang dianjurkan untuk melindungi terhadap jarum suntik dan paparan cairan tubuh yang tidak disengaja lainnya yang mungkin terkontaminasi dengan HIV.
• Melakukan uji klinis infeksi HIV setelah terlibat dalam kegiatan berisiko tinggi; jika hasil tes positif, segera beri tahu pasangan seksual saat ini untuk menghentikan penyebarannya.

Daftar Istilah Khusus dan Maknanya

Highly active antiretroviral therapy (ART): Kombinasi individual dari tiga atau lebih obat ARV yang digunakan untuk mengobati pasien dengan infeksi HIV.

Viral load: Ukuran keparahan infeksi HIV, dihitung dengan memperkirakan jumlah salinan virus dalam satu mililiter darah.

Infeksi oportunistik: Infeksi yang disebabkan oleh organisme yang tidak menyebabkan penyakit pada seseorang dengan sistem kekebalan tubuh yang sehat.

Periode jendela: Periode waktu antara seseorang terinfeksi HIV dan titik di mana antibodi terhadap virus dapat dideteksi dalam sampel darah.

Pandemi: Penyakit menular yang menyebar ke seluruh wilayah besar atau bahkan di seluruh dunia.

Sumber referensi:

  • Centers for Disease Control And Prevention (CDC). Fact Sheet: Estimates of New HIV Infections in the United States. Available online at http://www.cdc.gov/hiv/topics/surveillance/resources/factsheets/incidence.htm
  • Centers for Disease Control and Prevention (CDC). HIV/AIDS. Available online at http://www.cdc.gov/hiv/.
  • Mayo Clinic. HIV/AIDS. Available online at http://www.mayoclinic.com/health/hiv-aids/DS00005.
  • National Institute of Allergy and Infectious Diseases (NIAID). HIV/AIDS. Available online at http://www3.niaid.nih.gov/healthscience/healthtopics/ HIVAIDS/default.htm
  • Public Broadcasting System (PBS) Frontline. The Age of AIDS. Available online at http://www.pbs.org/wgbh/pages/frontline/aids/
  • TeensHealth. HIV and AIDS. Available online at http://kidshealth.org/teen/infections/stds/std_hiv.html