Beranda Pengetahuan Ramalan Kartu Tarot: Asal-usul, Sejarah dan Kegunaannya

Ramalan Kartu Tarot: Asal-usul, Sejarah dan Kegunaannya

Kartu Tarot
Kartu Tarot

Asal-usul

Tarot adalah setumpuk (dek) biasanya berjumlah tujuh puluh delapan kartu yang semula sebenarnya dibuat untuk permainan kartu tetapi sekarang juga digunakan untuk meramal. Dek ini dibagi menjadi dua bagian: arcana utama (dua puluh dua kartu) dan arcana minor (lima puluh enam kartu).

Setiap kartu menampilkan konsep atau pola dasar tertentu, misalnya, Justice atau The Lovers. Dipercaya bahwa kartu yang kita pilih dapat memberikan jawaban atas pertanyaan dan menunjukkan kepada pemilih apa yang perlu dilakukan untuk membuat keputusan dan gerakan tertentu dalam hidup.

Sejarah Kartu Tarot

Tarot (awalnya dikenal sebagai trionfi) berasal pada pertengahan abad ke-15 di Eropa, dimana pada waktu itu masih digunakan untuk bermain permainan kartu biasa. Baru pada abad kedelapan belas pembacaan kartu tarot pertama kali muncul sebagai bentuk praktik ramalan.

Ahli okultisme Perancis Jean-Baptiste Alliette (1738-1791), juga dikenal dengan nama samaran Etteilla, dikreditkan sebagai orang pertama yang mempopulerkan tarot sebagai metode ramalan dan menciptakan dek tarot pertama yang dibuat khusus untuk tujuan ini.

Penggunaan Kartu Tarot

Ada dua cara untuk meramal dengan tarot: pertama dengan mengunjungi langsung pembaca kartu tarot dan melihat peruntungan kartu yang dipilih. Cara kedua adalah dengan belajar otodidak seni kartu tarot untuk membaca diri sendiri atau keduanya juga lebih bagus!.

Kebanyakan orang membaca ramalan tarot hanya ketika mereka merasa membutuhkan bimbingan atau ingin menentukan maksud dan tujuan dalam hidup. Namun ada pula orang yang melakukannya secara teratur.

Pembacaan kartu tarot relatif cepat (sesingkat lima belas menit) dan bisa dilakukan kapanpun tanpa syarat-syarat khusus, jadi siapa saja sebenarnya bisa melakukannya asal paham dengan aturan yang ada. Saat ini untuk bisa meramal sendiri dengan kartu tarot relatif mudah dalam belajarnya. Banyak sumber-sumber yang bisa kita gali baik itu yang gratis maupun berbayar, termasuk kursus online, lokakarya, buku, grup-grup di sosial media dan situs web.