Banyaknya informasi yang simpang siur dan berseliweran di internet terkait virus corona COVID-19, membuat masyarakat awam merasa bingung menanggapi mana yang benar-benar fakta atau hanya sekedar hoaks yang terkesan di-boombastiskan.
Banyaknya masyarakat yang merasa cemas dan khawatir adalah wajar mengingat bahwa Cina sendiri, dimana wabah ini dimulai, terkesan tidak pernah jujur sedari awal. Selain itu, kita juga akan dibuat bingung lagi lantaran lembaga pemerintah utama dari berbagai negara, khususnya China dan AS, saling menyalahkan satu sama lain terkait masalah ini.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga tidak luput disalahkan atas merebaknya penyakit ini, sama seperti pemerintah China juga disalahkan oleh tidak hanya AS tetapi juga negara-negara Asia lainnya yang dianggap paling bertanggung jawab mengapa virus tersebut menyebar dengan cepat di Cina dan kemudian ke negara lain.
Selain itu, WHO juga menuai kritik terkait pengendalian informasi dan penyensoran sumber-sumber independen, seperti Cina, yang berusaha menyebarkan informasi penanggulangan penyakit yang sekarang dianggap sebagai pandemi ini.
Salah satu contoh spesifik adalah WHO secara terbuka mendiskreditkan klaim bahwa meningkatkan sistem kekebalan tubuh sangat membantu dalam memerangi atau mencegah virus. Yang seharusnya ini adalah suatu kebenaran lantaran kebanyakan orang-orang yang meninggal karena COVID-19 adalah orang-orang yang bermasalah dengan kekebalan tubuhnya lemah, terutama orang tua dan orang dengan komorbiditas (Orang dengan masalah kesehatan yang sudah ada sebelumnya).
Namun, banyak pula berita positif tersiar yang bisa memberi harapan bagi banyak orang. Seperti yang saya kutip dari WorldHealth.net, mereka menulis berita berdasarkan laporan resmi dari dokter yang sudah terpercaya dari Tiongkok berikut ini:
“Richard Z. Cheng, MD, PhD adalah associate director untuk uji klinis. Kami bisa dengan bangga mengatakan bahwa Dr. Cheng adalah dokter anti-aging yang bersertifikasi dari American Academy of Anti-Aging Medicine (A4M) serta menjadi Fellow dan dewan yang bersertifikat A4M Integrative Cancer Therapy. Saran dan pendapat dari Dr. Cheng yang pernah dilontarkan di bulan Februari berbunyi: ”
“Vitamin C sangat menjanjikan (punya harapan) dalam pencegahan, dan terutama penting untuk mengobati pasien yang sudah kritis saat tidak ada lagi opsi pengobatan yang lebih baik. Lebih dari 2.000 orang telah meninggal karena wabah COIV-19, namun saya belum melihat atau mendengar vitamin C dosis besar intravena yang digunakan dalam setiap kasus kematian tersebut. Fokus tunggal saat ini yang hanya pada soal vaksin dan obat antivirus khusus untuk epidemi adalah salah tempat. “
“Dosis awal dan cukup besar vitamin C intravena sangat penting. Vitamin C tidak hanya antioksidan prototipikal, tetapi juga berperan dalam pembunuhan virus serta pencegahan replikasi virus. Pentingnya dosis besar vitamin C intravena tidak hanya pada tingkat antivirus. Ini adalah masalah sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS) yang membunuh sebagian besar orang dari pandemi koronaviral (SARS, MERS dan sekarang n-Covid). ARDS adalah tahap terakhir yang umum menuju kematian. ”
Sementara itu, berikut ini adalah pernyataan penting lainnya dari seorang dokter bernama Hyoungjoo Shin, M.D dari Korea Selatan:
“Di rumah sakit kami di Daegu, Korea Selatan, semua pasien rawat inap dan semua staf telah menggunakan vitamin C secara lisan sejak minggu lalu. Beberapa orang minggu ini mengalami demam ringan, sakit kepala dan batuk, dan mereka yang memiliki gejalanya akan mendapat 30.000 mg vitamin C intravena. Beberapa orang membaik setelah sekitar dua hari, dan sebagian besar gejala hilang setelah satu suntikan.”.
Video pernyataan dari Richard Z. Cheng:
Sumber rujukan penting lainnya:
https://www.globalresearch.ca/three-intravenous-vitamin-c-research-studies-approved-treating-covid-19/5705405
https://worldhealth.net/news/official-statement-china-recommended-treatment-covid-19/
https://www.europereloaded.com/news-media-attacks-vitamin-c-treatment-of-covid-19-coronavirus-video/
The 3rd Large Dose VIt C Clinical Study for NCP Approved
https://www.youtube.com/watch?v=VMDX0RSDp1k
