Beranda Pengetahuan Efek Samping Paracetamol, Menghilangkan Perasaan Senang

Efek Samping Paracetamol, Menghilangkan Perasaan Senang

Paracetamol adalah salah satu nama obat yang paling dikenal dalam dunia kedokteran. Banyak orang mengandalkannya untuk mencegah dan menghilangkan rasa sakit. Namun, penelitian terbaru yang dilakukan oleh para peneliti dari Ohio State University, menemukan bahwa parasetamol tidak hanya membunuh rasa sakit, tetapi juga respons emosional, termasuk untuk kesenangan.

Tablet paracetamol
Tablet paracetamol

Paracetamol Menyebabkan Mati Rasa Secara Emosional

Paracetamol adalah obat untuk menghilangkan rasa sakit, tetapi penelitian juga menemukan bahwa obat kimia tersebut juga memiliki efek samping lain. Pasien yang mengonsumsi obat tersebut dalam jumlah tertentu diketahui mengalami mati rasa secara emosional.

Penelitian ini dilakukan pada sejumlah sukarelawan yang mengonsumsi 100 gram parasetamol. Kelompok lain hanya diberikan plasebo sebagai pengganti obat. Ditemukan bahwa subjek yang menggunakan parasetamol menunjukkan respons yang lebih lemah ketika mereka dihadapkan dengan foto yang mengecewakan atau menyenangkan.

Setelah 60 menit menunggu obat untuk mencapai efeknya, 40 foto dipresentasikan kepada para peserta. Mereka ditanya apakah merasa positif atau negatif terhadap gambar tersebut. Mereka yang menggunakan parasetamol menilai foto-foto itu tidak Nampak terlalu ekstrem daripada mereka yang hanya mengonsumsi plasebo.

Jadi apakah foto-foto itu positif atau negatif, para peserta yang menggunakan parasetamol memiliki reaksi yang lebih rendah daripada mereka yang tidak menggunakan obat.

Pengumpulan Bukti

Semakin banyak penelitian menunjukkan bahwa parasetamol memang memiliki efek pada sensitivitas orang, oleh karena itu menyebabkan mereka bereaksi secara berbeda daripada mereka yang tidak menggunakan obat. Meskipun masih belum ada penelitian yang cukup tentang efek obat penghilang rasa sakit lainnya, termasuk aspirin dan ibuprofen, ada kemungkinan besar obat-obatan tersebut juga memiliki efek yang sama pada emosi orang.

Parasetamol dapat memberikan manfaat bagi pasien, tetapi pemberian dosis pereda nyeri setiap hari juga dapat menyebabkan emosi tumpul, belum lagi gagal hati dan ginjal karena overdosis.

Bagi penulis utama studi ini, penemuan ini dapat memiliki kelebihan dan kekurangan. Dengan diketahuinya parasetamol memiliki efek pada emosi, maka secara tidak langsung juga dapat digunakan sebagai pereda emosi. Dalam hal ini, paracetamol bisa menjadi obat ampuh untuk mengobati kecemasan dan depresi.

Namun, rasa sakit psikologis jauh lebih sulit untuk dipahami daripada rasa sakit fisik. Ketika dikonsumsi secara berlebihan, parasetamol dapat mengurangi kemampuan pengguna untuk merasakan emosi nyata dan positif. Tentu saja, ini cukup mengkhawatirkan, terlebih banyak orang yang mengonsumsi parasetamol setiap hari tidak menyadari betapa berpengaruh dan kuatnya obat tersebut mengendalikan emosi mereka.