Beranda Pengetahuan Mengetahui Seseorang Pengguna Obat Terlarang dari Matanya, Bisakah?

Mengetahui Seseorang Pengguna Obat Terlarang dari Matanya, Bisakah?

Bagaimana cara mengetahui jika seseorang adalah pengguna obat terlarang semisal narkoba?. Cara konkrit yang biasa dilakukan adalah dengan melakukan tes darah dan tes urine. Bagaimana jika kita bisa mengetahui bahwa seseorang menggunakan narkoba hanya dengan melihat matanya?

Sebuah laporan investigasi yang dilakukan oleh Vice.com di salah satu klub malam di Berlin mengungkapkan bahwa asupan obat tertentu yang digunakan seseorang dapat dilihat melalui sorotan matanya.

Sudah lama diketahui bahwa mata dapat mengungkapkan keadaan tertentu seseorang. Inilah sebabnya mengapa polisi sering kali menyorotkan mata seseorang saat dilakukan pemeriksaan rutin. Berdasarkan laporan ini, pupil mata akan mengalami pelebaran setelah menggunakan kokain, marijuana, atau amfetamin (Mydriasis) dan mengalami penyempitan setelah mengonsumsi opiate (Miosis).

Namun tes ini tidak mudah karena perubahan ukuran pupil seseorang dapat berarti banyak hal; penggunaan narkoba hanya salah satunya. Bahkan ada pula contoh ketika obat-obatan tidak memengaruhi ukuran pupil sama sekali.

“Perubahan ukuran pupl mata dapat menjadi indikasi konsumsi obat-obatan tertentu, meskipun tidak pasti,” jelas Heike Krause dari tempat rehabilitasi darurat untuk orang-orang yang berisiko kecanduan di Berlin. “Pupil mata juga dapat melebar jika seorang penderita epilepsi yang sedang dalam pengobatan. Jadi kami mencari tanda-tanda lain yang lebih meyakinkan. Misalnya, jika seseorang berkeringat.”

Namun begitu, mata tampaknya masih menjadi petunjuk awal yang mudah untuk mengetahui kondisi seseorang. Misalnya, polisi di Hamburg menggunakan pupillograph, sebuah perangkat yang terlihat seperti kacamata 3D untuk mengetahui apakah seorang pengemudi berada di bawah pengaruh obat-obatan atau alkohol. Tetapi menurut Holger Vehren dari kantor pers kepolisian Hamburg, alat pengukur bukanlah “senjata ajaib deteksi obat, ini lebih merupakan ‘tes awal’ sebelum tes darah.”

Ahli toksikologi Thorsten Binschenck-Domaß menjelaskan secara lebih rinci tentang keefektifan jenis tes reaksi yang digerakkan oleh cahaya ini. “Kokain, amfetamin, dan THC, serta sejumlah halusinogen, menyebabkan pupil mata menjadi lambat atau kurang bereaksi terhadap cahaya,” katanya. “Gejala-gejala ini dapat bertahan lebih lama dari efek subyektif zat tersebut selama berjam-jam dan hingga dua hari. Efeknya juga dapat menyebabkan peningkatan kepekaan terhadap silau cahaya. “

Namun pupil mata yang bereaksi normal tidak secara otomatis berarti tes darah berikutnya akan muncul negatif. Meskipun pupillograph dapat mengukur ukuran pupil dan waktu reaksi, hal itu tidak berarti alat tersebut dapat mengetahui secara pasti apakah zat-zat ilegal semacamnya telah dikonsumsi, apalagi mengetahui jenisnya apa.

Berikut ini adalah galeri hasil fotografi mata yang dikumpulkan dari beberapa orang pengguna obat-obatan terlarang berbeda: