Beranda Pengetahuan Mungkinkah Dua Orang Bisa Memiliki Sidik Jari Sama?

Mungkinkah Dua Orang Bisa Memiliki Sidik Jari Sama?

Sidik jari tangan

Sidik jari tangan

Pola sidik jari seringkali digunakan sebagai acuan awal untuk mengidentikasi atau memecahkan suatu kasus kejahatan. Banyak orang menanyakan, mungkinkah ada orang di dunia ini yang memiliki sidik jari sama?. Jawabannya adalah, dua orang tidak mungkin memiliki sidik jari yang sama. Sejauh menurut data dan penemuan ilmu forensik yang ada, bahkan kembar identik sekalipun memiliki cetakan sidik jari yang sangat berbeda. Hal ini membuat analisis sidik jari masih menjadi salah satu sarana atau metode utama untuk mengidentifikasi orang-orang yang terlibat dalam kejahatan.

Meski sidik jari tidak bisa identik, namun sebenarnya bisa sangat mirip. Dua kembar identik, misalnya, akan memiliki sidik jari yang mungkin tampak identik jika dilihat dengan mata telanjang. Faktanya, beberapa karakteristik tersebut mungkin merupakan hasil genetika. Dengan demikian, hal ini dapat dimungkinkan untuk segera mengidentifikasi hubungan keluarga dengan memeriksa sidik jari anggota keluarga terdekat. Hal ini terutama terjadi jika orang tua memiliki sidik jari yang sama. Kemiripan di antara anak-anak dapat terjadi secara teratur.

Saat orang mendengar kata sidik jari, mereka kebanyakan langsung memikirkan jari. Namun, istilah ini juga mengacu pada pola berbeda dan unik yang terbentuk pada jari kaki. Sekali lagi, pola ini tidak pernah ditemukan identik bahkan pada si kembar sekalipun.

Meskipun sidik jari terbukti sangat unik, sidik jari seringkali masih dijadikan bukti penting opsi kedua setelah bukti DNA dapat ditemukan. DNA sering disebut sebagai sidik jari genetik manusia, karena juga berbeda untuk setiap orang. Jenis bukti ini melihat perbedaan baik antara sampel dan tersangka yang dikumpulkan. Hal ini dapat dengan cepat mengatur atau mengesampingkan kemungkinan bahwa seseorang bertanggung jawab atas kejahatan.

Seringkali, bukti sidik jari pada furnitur atau dinding hanya bisa membuktikan kehadiran seseorang di tempat kejadian, dan belum tentu kehadiran seseorang pada saat terjadi kejahatan. Beberapa bukti DNA, di sisi lain, seperti yang dikumpulkan dari alat pemerkosaan, dapat secara positif mengidentifikasi seseorang sebagai satu-satunya yang bisa melakukan kejahatan tersebut. Bila inspektur forensik bisa mendapatkan kedua jenis bukti tersebut, suatu kasus akan dengan mudah diselesaikan.