Beranda Kesehatan Penyebab Diabetes Tak Terduga Menurut Ilmu Pengetahuan

Penyebab Diabetes Tak Terduga Menurut Ilmu Pengetahuan

Penyebab diabetes
Penyebab diabetes tak terduga

Penyebab diabetes bisa karena banyak hal, termasuk dari pola makan dan gaya hidup sehari-hari. Artinya, mereka yang tidak peduli soal makanan dan cenderung melakoni gaya hidup yang buruk lebih berisiko terkena diabetes pada akhirnya.

Selain yang sudah disebutkan sebelumnya, menurut para ilmuwan, ada faktor-faktor lain dapat meningkatkan peluang seseorang terkena diabetes, bahkan beberapa diantaranya cukup mengejutkan dan jarang disadari orang. Berikut ini adalah beberapa hal tak terduga yang dapat memicu dan jadi penyebab diabetes yang sering luput dari perhatian banyak orang.

Penyebab Diabetes

Arsenik

Penyebab diabetes tak terduga yang pertama adalah arsenik. Penelitian melaporkan bahwa paparan arsenik kronis dapat mengganggu sekresi insulin, dan juga meningkatkan risiko seseorang terkena diabetes tipe 2.

Sesuai penelitian yang diterbitkan pada tahun 2017 di American Journal of Physiology, arsenik “mencemari air minum sekitar 100 juta orang di seluruh dunia dan telah dikaitkan dengan resistensi insulin dan diabetes.

Arsenik terdeteksi di udara, makanan, air, dan minyak yang biasa kita konsumsi sehari-hari. Jadi, tidak mungkin untuk menghindari paparan arsenik karena ditemukan secara alami di lingkungan sekitar. Makanan-makanan tersebut bisa termasuk ayam, beras, bubuk protein dan bahkan jus apel.

BPA

BPA atau dikenal juga dengan Bisphenol A adalah senyawa sintetis yang sering digunakan dalam memproduksi jenis plastik tertentu untuk makanan kaleng, mainan, peralatan medis, dan liner minuman.

Penelitian menunjukkan bahwa BPA dikaitkan dengan banyak gangguan kesehatan. Jurnal Penelitian Lingkungan dan Kesehatan Masyarakat, studi manusia dan laboratorium menunjukkan bahwa paparan BPA terkait dengan peningkatan risiko penyebab diabetes tipe 2. Zat kimia ini bekerja langsung pada sel pankreas, sehingga mengganggu sekresi insulin dan glukagon, yang dapat memicu keadaan resisten insulin.

Apa cara terbaik untuk menghindari BPA? Batasi paparan terhadap segala jenis plastik, pilih stainless steel atau kaca jika memungkinkan, termasuk kertas tanda terima dari kasir, yang juga paling sering dilapisi dengan BPA atau senyawa kimia serupa.

Merkuri

Penelitian menunjukkan bahwa merkuri dapat menyebabkan hiperglikemia dengan mengubah fungsi sel beta pankreas.

Sesuai tinjauan sistematis yang diterbitkan dalam Penelitian Lingkungan, dan mengevaluasi 34 studi yang mengukur peningkatan risiko diabetes tipe 2, dan sindrom metabolik karena paparan merkuri. Meskipun hubungan antara diabetes tipe 2 dan paparan merkuri tidak konsisten di semua penelitian, ada data yang menunjukkan hubungan antara kejadian diabetes dan konsentrasi merkuri total.

Pestisida

Pestisida adalah bahan kimia yang banyak digunakan di pertanian untuk membasmi dan mencegah serangga serta hama yang dapat mengganggu produktivitas dan pertumbuhan tanaman.

Tinjauan sistematis dan meta-analisis yang diterbitkan di Environment International meneliti peran pestisida dalam patogenesis diabetes. Termasuk adalah 22 studi dan hubungan positif antara peningkatan paparan pestisida dan prevalensi diabetes.

Efek buruk dari pestisida dapat menjadi akut atau kronis tergantung pada tingkat paparan yang dialami. Untuk mengurangi paparan tersebut, pilihlah yang organik sedapat mungkin. Berikut adalah cara menghilangkan pestisida dari buah dan sayuran.

Phthalates (ftalat)

Phthalate atau ftalat adalah bahan kimia yang digunakan dalam plastik, untuk membantu meningkatkan fleksibilitas, daya tahan, dan transparansi banyak produk plastik. Sebuah penelitian yang dilakukan di Australia, mendeteksi ftalat di hampir 99,6% sampel urin partisipan, dan melaporkan bahwa konsentrasi ftalat berhubungan positif dengan diabetes tipe 2, serta penyakit kardiovaskular dan hipertensi.

Para peneliti menyesuaikan faktor-faktor lain yang biasanya berkontribusi pada faktor-faktor kesehatan ini, termasuk merokok dan konsumsi alkohol, tetapi hubungan antara ftalat, dan penyakitnya adalah sama.

Menghabiskan Waktu Terlalu Banyak Sendirian

Sesekali tidak masalah jika ingin bersantai menghabiskan waktu sendirian dengan menonton acara TV dan tidak berbicara dengan siapa pun. Tapi tidak untuk setiap saat.

Penelitian melaporkan bahwa isolasi sosial terkait dengan risiko yang lebih besar pada penyakit diabetes tipe 2, dan juga meningkatkan peluang seseorang terkena demensia.

Faktanya, wanita yang usianya berkisar antara 40-75, dan yang tidak berpartisipasi dalam kegiatan sosial 112% lebih mungkin menderita diabetes, dibandingkan dengan orang-orang dengan jejaring sosial yang kuat, menurut temuan Kesehatan Masyarakat BMC baru-baru ini.

Para ahli tidak sepenuhnya memahami hubungannya, tetapi, perlu dicatat bahwa individu yang mengisolasi diri dari teman dan keluarga lebih cenderung mengalami depresi, yang merupakan faktor risiko diabetes, menurut Sathya Jyothinagaram, MD, seorang ahli endokrinologi di Banner University Medical Center di Phoenix.

Terlalu Banyak Konsumsi Garam

Konsumsi natrium yang berlebihan dapat membuat tubuh lebih rentan terserang hipertensi atau kelebihan berat badan, 2 faktor risiko diabetes yang paling besar. Tapi, hal ini belum semuanya.

Terlalu banyak garam juga memiliki dampak langsung pada resistensi insulin, menurut para peneliti Swedia. Faktanya, untuk setiap 1.000 mg natrium tambahan yang dikonsumsi oleh peserta studi, risiko diabetes mereka meningkat sebesar 43%.

Jika tidak mau terkena diabetes, maka kita harus bisa menjaga asupan natrium di bawah 2.300 mg setiap hari, menurut American Heart Association. Akan lebih bagus lagi jika Anda mampu mengontrolnya di bawah 1.500 mg per hari.