Beranda Pengetahuan Bukan Kebetulan, Ini Sejarah Sinterklas Selalu Berpakaian Merah

Bukan Kebetulan, Ini Sejarah Sinterklas Selalu Berpakaian Merah

Sinterklas
Sinterklas naik kereta salju

Dari dulu hingga sekarang yang pernah kita tahu, Santa Claus alias Sinterklas selalu terlihat mengenakan baju berwarna merah mencolok. Ternyata pilihan warna merah tersebut bukanlah tanpa sengaja atau kebetulan, melainkan ada sejarah menarik di baliknya.

Santa adalah sosok yang paling dikenal pada saat musim liburan Natal, tetapi pernahkah kalian membayangkan bagaimana jadinya jika Sinterklas baju mantel lain selain warna merah?

Banyak orang yang belum tahu sejarahnya merasa begitu penasaran, kenapa Sinterklas selalu berpakaian baju berwarna merah.

Sejarah Santa Claus akan Sinterklas

Santa Claus sebenarnya didasarkan pada salah seorang tokoh sejarah yang terkenal sangat dermawan, Saint Nicholas.

Singkat cerita, Saint Nicholas adalah seorang pria yang pernah memperoleh warisan sejumlah besar uang dari orang tuanya ketika mereka meninggal.

Alih-alih menggunakan semua uang itu untuk foya-foya dan kesenangannya sendiri, ia justru memilih menggunakan banyak uang tersebut untuk membantu orang-orang miskin.

Dalam membagikan uangnya itu, Nicholas membungkusnya dalam bentuk hadiah misterius kepada masing-masing orang. Karena sifat dermawannya itulah, dia akhirnya mendapat gelar Saint yang artinya Suci atau Kesucian.

Warna Baju Santa Claus

Lantas apa hubungannya dengan warna merah pada baju yang dikenakannya, para sejarawan berpendapat bahwa warna tersebut berhubungan dengan pakaian para santo selama abad-abad awal.

Saint Nicholas hidup pada abad ke-4, pada masa itu kebanyakan jubah atau yang populer selalu berwarna merah dan putih.

Nicholas dianggap mengenakan pakaian merah dan putih, yang kemudian menjadi salah satu alasan mengapa Sinterklas modern selalu memakai warna-warna itu.

Apakah Santa pernah memakai warna lain?

Dimulai pada abad ke-16, Pastor Natal diperkenalkan ke Inggris dan menjadi tokoh Santa saat musim Natal.

Seperti Saint Nicholas, dia adalah karakter yang penuh dengan keceriaan, dermawan, dan suka membagi-bagikan hadiah ke semua orang.

Namun, Pastor Natal pada waktu itu mengenakan pakaian hijau bukannya merah, lantaran sebagai simbol yang melambangkan datangnya musim semi.

Selama bertahun-tahun, Pastor Natal dan Santa Claus telah menjadi satu, yang kemudian keduanya sepakat untuk mengenakan baju warna merah.

Thomas Nast, seorang kartunis populer Amerika, menggambar Santa pertama kali pada majalah Harper’s Weekly pada tahun 1862.

Foto-foto aslinya menampilkan Santa mengenakan pakaian cokelat, tetapi selama tiga puluh tahun berikutnya, secara bertahap berubah menjadi jas merah.

Santa Claus dan Coca-Cola

Santa Claus yang gemuk dan periang seperti yang kita kenal dan cintai saat ini sebenarnya adalah gambar rekaan yang pertama kali diciptakan untuk kampanye iklan oleh Coca-Cola.

Pada tahun 1920-an, gambar Santa mengenakan mantel berwarna merah kemudian mulai banyak ditampilkan di majalah dan koran.

Haddon Sundblom adalah orang yang dikreditkan terkait penciptaan Santa modern.

Dia ditugaskan oleh Coca-Cola pada tahun 1931, ketika pada waktu itu sedang terjadi masa Depresi Hebat. Dalam hal ini, perusahaan ingin membawa suasana baru yang lebih menggembirakan untuk masyarakat.

Mereka meminta Sundblom untuk menggambar tokoh Santa yang akan melambangkan Natal, namun tetap harus realistis dan dapat diterima oleh semua orang.

Sundblom mengambil inspirasi dari puisi 1822, ‘Twas the Night Before Christmas‘ karya Clement Clark Moore.

Dalam puisi ini, Santa digambarkan sebagai periang dan bertubuh tambun, dengan pipi merah, mata berbinar dan lesung pipit.

Namun, terkait warna mantel merah yang dikenakan oleh Santa tentu bukan hal yang baru. Sundblom tidak hanya menyalin begitu saja warna jubah Saint Nicholas, tetapi ia juga merujuk pada karya-karya Thomas Nash, yang merujuk pada mantel merah sebelum akhir abad ke-19.

Sundblom berhenti dan tidak lagi mengilustrasikan Santa Claus pada tahun 1964, tetapi Coca-Cola masih terus menggunakan karakter Natal favorit anak-anak itu untuk mengiklankan minuman populernya terlebih pada saat-saat perayaan Natal.