Beranda Pengetahuan Alasan dan Sejarah Kenapa Februari Paling Sedikit Jumlah Harinya

Alasan dan Sejarah Kenapa Februari Paling Sedikit Jumlah Harinya

Kalender kuno
Kalender kuno

Februari adalah bulan kedua dalam penanggalan Masehi, dan jika kalian kita perhatikan, februari memiliki jumlah hari yang paling sedikit dibanding bulan-bulan lainnya. Kenapa bisa demikian, apa alasan dan sejarah yang menyebabkannya?

Kalender sekarang seperti yang digunakan di seluruh dunia saat ini, disebut kalender Julian. Kalender asli memiliki 12 bulan dan 365 hari yang sama dalam setahun dan 366 hari untuk tahun kabisat. Kapan kalender pertama kali diperkenalkan? Tepatnya tanggal 1 Maret diperingati sebagai tahun baru karena Maret adalah bulan pertama dari kalender asli ini.

Jadi Februari adalah bulan terakhir dan dialokasikan untuk menyimpan sisa-sisa jumlah hari dalam setahun. Inilah sebabnya mengapa Februari memiliki jumlah hari paling sedikit. Februari tetap sebagai bulan terakhir tahun itu hingga 450 SM ketika kemudian diubah menjadi bulan kedua tahun itu.

Di kalender aslinya (sebelum diubah), berikut ini urutan bulan awalnya:

· Sept-em-ber adalah bulan ke-7
· Oct-o-ber adalah bulan ke-8
· Nov-em-ber adalah bulan ke-9
· Des-em-ber adalah bulan ke-10

Kalian mungkin juga bertanya-tanya mengapa hari Tahun Baru juga telah mengalami perubahan seperti sekarang?. Kita merayakan Tahun Baru untuk menandai selesainya tahun setelah 12 bulan. Tahun Baru dipandang lebih sebagai festival daripada sebagai titik referensi dalam kalender waktu.

Bulan dan kalender dirancang berdasarkan musim. Hari Tahun Baru diubah oleh kaisar pada zamannya sesuai keinginan mereka. Bahkan pernah juga 25 Desember dan 25 Maret diperingati sebagai hari Tahun Baru.

Tahun baru hanyalah titik referensi untuk menunjukkan satu revolusi Bumi. Hari Tahun Baru berbeda di setiap peradaban. Setiap aktivitas astronomi atau pergerakan benda langit digunakan sebagai titik referensi oleh sebagian besar kalender ciptaan manusia.