Beranda Pengetahuan Berapa Lama Virus Bisa Bertahan Hidup di Permukaan? Ini Penjelasannya

Berapa Lama Virus Bisa Bertahan Hidup di Permukaan? Ini Penjelasannya

Virus corona covid-19
Virus corona covid-19

Di antara pegangan pintu, keypad di mesin ATM, dan bahkan ponsel, kita selalu menyentuh begitu banyak permukaan setiap hari. Ini adalah hal biasa yang sering kita lakukan. Tetapi ketika musim flu atau ada wabah virus lain (seperti sekarang ini), tindakan sederhana sentuh menyentuh semacam ini nyatanya dapat menyebarkan kuman lebih cepat.

Hal ini patut diperhatikan karena ada beberapa jenis virus yang dapat hidup di permukaan selama berjam-jam, atau bahkan berminggu-minggu. Kita juga tidak pernah tahu karena virus sangat kecil dan tidak dapat dilihat oleh mata telanjang manusia, apakah permukaan tersebut bersih atau mungkin saja telah terkontaminasi dari orang yang tertular sebelumnya.

Ketidakpastian lainnya adalah virus itu beragam dan memiliki tingkat kelangsungan hidup permukaan yang beragam pula. Bahkan tidak ada pedoman yang jelas terkait berapa lama sebenarnya virus dapat bertahan hidup di luar host (tubuh inangnya). Jenis permukaan dan suhu lingkungan serta kelembaban juga ikut berperan. Jadi permukaan mana sebenarnya yang aman untuk disentuh, dan seberapa sering kita perlu mendisinfeksinya?

Sebelum kita membahas lebih jauh mengenai berapa lama virus dapat bertahan hidup di permukaan, kita harus memahami terlebih dahulu mekanisme cara kerja virus itu seperti apa.

No Virus Is an Island

Virus itu tidak memiliki enzim (seperti manusia) untuk menciptakan reaksi kimia yang diperlukan untuk reproduksi. Sebaliknya, virus membutuhkan sel inang, yang bisa berupa bakteri, jamur, tanaman atau hewan, termasuk juga manusia. Dengan bantuan dari tuan rumah tersebut, virus kemudian dapat berkembang biak dan memperbanyak dirinya. Hal ini memang bagus untuk kehidupan virus tetapi umumnya justru buruk untuk kesehatan tubuh inangnya atau si tuan rumah.

Tanpa sel inang, virus tidak bisa bertahan dalam jangka panjang. Namun, ia memiliki jendela waktu singkat dimana ia dapat berfungsi dengan harapan bisa menularkan (alias menginfeksi) host baru.

Di luar inangnya, virus dapat dibagi menjadi dua kategori, apakah dia utuh dan tetap menular atau dapat dengan mudah diidentifikasi, yang berarti ia memiliki bahan genetik yang cukup untuk diidentifikasi melalui teknik laboratorium seperti polymerase chain reaction, atau PCR. Tetapi daalm hal ini ia tidak lagi mampu melekat pada sel inang, Julia Griffin dan Nsikan Akpan menulis dalam artikel untuk PBS News Hour. Pada saat virus di permukaan dapat diidentifikasi, maka ia tidak akan dapat menyebabkan kerusakan.

Berapa Lama Virus Bisa Hidup di Permukaan?

Lamanya waktu virus dapat hidup di permukaan dan tetap menular sangat bervariasi bergantung pada patogen, Dr. Alicia Kraay, rekan postdoctoral dalam epidemiologi di Emory University, menjelaskan dalam email. Ada perbedaan awal antara virus. Misalnya, rhinovirus – virus yang menyebabkan flu biasa – akan bertahan selama kurang dari satu jam di permukaan. Namun, yang lain seperti norovirus, merupakan virus yang dapat menyebabkan muntah dan diare – dapat bertahan selama berminggu-minggu. Tidak mengherankan, dengan kemampuannya hidup selama ini di luar inang, norovirus dapat menyebar baik melalui orang yang terinfeksi maupun melalui makanan dan permukaan yang terkontaminasi.

Penelitian tentang berapa lama COVID-19 dapat bertahan di permukaan adalah baru dan masih berkelanjutan. Sebuah studi 13 Maret oleh para peneliti di National Institutes of Health (NIH), Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) dan beberapa universitas membandingkan coronavirus baru (SARS-CoV-2) dengan SARS-CoV-1, yang paling berkaitan human coronavirus dan virus yang menyebabkan epidemi 2003.

Studi non-peer-review menemukan bahwa kedua virus tersebut memiliki viabilitas yang sama di lingkungan, namun, studi ini menentukan coronavirus baru dapat bertahan hingga tiga hari pada permukaan stainless steel dan plastik. Kelangsungan hidup di permukaan lain lebih rendah – hanya satu hari di kardus dan empat jam di tembaga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa coronavirus baru dapat hidup di udara selama berjam-jam dan di permukaan hingga berhari-hari.

Studi penelitian lain yang diterbitkan 17 Maret 2020, dalam New England Journal of Medicine oleh National Institute of Allergy and Infectious Diseases dan Princeton University juga menemukan bahwa stabilitas novel coronavirus (SARS-CoV-2) mirip dengan SARS- CoV-1 dalam kondisi eksperimental yang diuji. Namun, coronavirus baru lebih stabil daripada SARS-CoV-1.

Dalam percobaan ini, SARS-CoV-2 tetap utuh dalam bentuk aerosol hingga tiga jam. Sementara yang masih bisa terdeteksi pada plastik dan stainless steel hingga 72 jam setelah aplikasi. Tidak ada coronavirus yang mampu bertahan terukur setelah empat jam pada permukaan tembaga, dan 24 jam pada karton.

Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kelangsungan Hidup Virus

Untuk memastikan faktor-faktor apa yang mempengaruhi tingkat bertahan hidup virus tidaklah mudah. Faktanya, dalam artikel di PBS News Hour, Griffin dan Akpan menulis bahwa tidak ada banyak “data yang jelas pasti” tentang berapa lama sebenarnya virus flu dan pilek tetap bisa menular.

“Secara umum, kelangsungan hidup patogen pada fomites (objek atau bahan yang kemungkinan membawa infeksi) ditentukan lewat menginokulasi permukaan dengan jumlah virus yang diketahui dan kemudian mengambil sampel pada berbagai interval waktu untuk menentukan jumlah yang pulih,” kata Kraay. “Para ilmuwan menggunakan informasi ini untuk memperkirakan kurva peluruhan patogen pada permukaan tertentu, yang dapat diekstrapolasi untuk interval waktu yang lebih lama.”

Tim dari NIH dan CDC yang mempelajari variasi permukaan pada coronavirus mengamati viability atau kelayakan virus dalam matriks yang berbeda, serta dalam berbagai kondisi lingkungan.

Meskipun virus memiliki tingkat ketahanan hidup yang berbeda di permukaan, faktor tambahan lain juga turut serta memengaruhi kemampuan mereka dalam bertahan di luar inang. Seperti misalnya suhu, kelembaban dan sifat permukaan, semuanya dapat mempengaruhi kelangsungan hidup, menurut Kraay.

“Secara umum, virus bertahan paling lama pada suhu yang lebih rendah, kelembaban yang lebih tinggi dan pada permukaan yang tidak berpori (seperti stainless steel),” katanya. “Akan tetapi, beberapa virus juga bisa bertahan hidup dengan baik pada kelembaban rendah.”

Selain bahan permukaan dan lingkungan, jumlah virus di permukaan juga dapat membantu menentukan berapa lama ia akan bertahan, jelas James M. Steckelberg, M.D. dalam sebuah artikel di Mayo Clinic. Meskipun dimungkinkan untuk menyebarkan virus seperti flu dan pilek melalui berbagi benda, kontak pribadi adalah mekanisme penyebaran virus yang paling umum.

Ada banyak teori berkaitan tentang apakah coronavirus akan berkurang selama bulan-bulan hangat (musim panas) karena udara sedang kering. Tetapi Dr. Marc Lipsitch, profesor epidemiologi dan direktur, Pusat Dinamika Penyakit Menular, Harvard T.H. Chan School of Public Health mengatakan ketika menyangkut coronavirus, “relevansi faktor ini tidak diketahui.”

Bisakah Kita Tertular Virus dari Permukaan?

Jika kita menyentuh permukaan yang terkontaminasi virus – termasuk COVID-19 – apakah itu berarti kita juga akan terkena virus seketika itu? Jawabannya belum tentu. Tetapi jika kita tidak segera mencuci tangan, lalu menyentuh mulut, hidung, atau mata, maka hal ini jelas bisa menularkan virus. Namun, CDC mengatakan kontaminasi permukaan tidak dianggap sebagai cara yang paling mungkin untuk dapat terinfeksi coronavirus. Tanpa host, virus akan mulai terdegradasi dengan cepat, sehingga ia akan mati sebelum mendapatkan host baru.

Anthony Fauci, direktur National Institute of Allergy and Infectious Diseases (NIAID), menjelaskan pada 13 Maret 2020, melalui CNN/Facebook Global Coronavirus Town Hall bahwa ketika membicarakan perihal viability virus pada berbagai zat, mungkin hal itu bisa diukur dalam takaran beberapa jam. Meskipun ia merekomendasikan agar membersihkan permukaan – seperti gagang pintu dan layar ponsel jika memungkinkan, ia memperingatkan agar tidak perlu khawatir tentang uang dan surat.

Pada intinya, terlepas dari perbedaan viabilitas pada permukaan di antara patogen, fomites dan konteks-konteksnya, rekomendasi No. 1 untuk mencegah penyebaran virus adalah tetap yang paling penting, yaitu mencuci tangan secara teratur.