Beranda Dunia Tinggal di Desa Indah Ini Hanya Dikenai Sewa Rp13.000 Per Tahun

Tinggal di Desa Indah Ini Hanya Dikenai Sewa Rp13.000 Per Tahun

Biaya sewa rumah saat ini sangatlah mahal, terutama jika tinggal di daerah perkotaan. Bahkan tak jarang, pemilik rumah terus meningkatkan harga sewa setiap tahunnya. Adakah tempat perumahan di dunia ini yang tidak pernah menaikkan harga sewanya bahkan meski hari sudah berganti ratusan tahun? Ternyata inilah yang terjadi di sebuah desa kecil bernama Fuggerei. Fuggerei awalnya dibangun sebagai kompleks perumahan bagi kaum tidak mampu. Selama bertahun-tahun dengan lebih banyak bangunan dan fasilitas ditambahkan, Fuggerei telah bermanifestasi menjadi sebuah desa kecil. Tahukah Anda, biaya sewa untuk tinggal di Fuggerei tetap sama yaitu $1 atau sekitar Rp13.000 sejak tahun 1520 sampai sekarang.

Fuggerei adalah kompleks bersejarah di Augsburg, Jerman, yang merupakan kompleks perumahan sosial tertua di dunia. Bahkan setelah lebih dari 500 tahun, kompleks perumahan ini masih aktif digunakan. Anehnya, uang sewa untuk tinggal di sana belum berubah sejak 1520, dan pengelola masih mengenakan biaya $1 untuk masa tinggal satu tahun.

Desa Fuggerei di malam hari
Desa Fuggerei di malam hari

Dibangun di tengah-tengah kota Augsburg, berdiri sebuah kompleks perumahan kecil berdinding. Tempat ini dibangun pada tahun 1520 dan dikenal sebagai Fuggerei. Fuggerei adalah kompleks perumahan sosial tertua dalam sejarah yang masih berdiri tegak dan ditempati hingga hari ini. Fuggerei memiliki sejarah yang unik dan menarik. Tapi hal yang paling membuat banyak orang kagum adalah, orang-orang yang tinggal di kompleks ini diharuskan membayar sewa yang sama seperti pada 1520. Sewa tahunan pada tahun 1520 adalah 1 gulden Rhein, dan tarifnya sampai hari tetap sama atau setara di bawah $ 1.

Karena kompleks ini secara historis terlindungi, tidak ada banyak perubahan kecuali yang diperlukan saja. Perubahan itu termasuk tarif listrik (yang mengikuti jaman) dan biaya air untuk kebutuhan sehari-hari. Unit perumahan tersebut secara keseluruhan kurang lebih berukuran 500–700 kaki persegi. Setiap apartemen dilengkapi dengan dapur, ruang tamu, kamar tidur dan ruang cadangan kecil. Setiap rumah memiliki doorknocker tersendiri seperti kerucut pinus atau daun semanggi. Hal ini karena sebelumnya, tidak ada lampu jalan. Jadi, setiap rumah memiliki gagang pintu yang berbeda sehingga orang dapat mengidentifikasi rumah mereka di kondisi gelap dengan hanya menyentuh gagang pintu. Apartemen di lantai dasar juga dilengkapi dengan taman dan gudang, sementara apartemen lantai atas dilengkapi dengan loteng.

Komplek ini dibangun oleh Jakob Fugger, seorang tukang roti yang kaya raya, pada tahun 1520. Dia bermaksud membangun tempat tersebut agar menjadi kompleks perumahan yang terbuka untuk orang miskin dan yang membutuhkan tempat tinggal di Augsburg, Jerman. Seiring bertambahnya penduduk, Sekolah, gereja, dan fasilitas lainnya kemudian dibangun di dalam kompleks.

Jacob Fugger
Jacob Fugger (foro kiri)

Kompleks bersejarah, Fuggerei, di tengah-tengah kota Augsburg, adalah ciptaan Jakob Fugger Orang Kaya raya di jamannya. Dia adalah seorang bankir tajir dan bertanggung jawab untuk mengelola keuangan Kekaisaran Romawi dan keluarga Habsburg. Dia adalah salah satu pemodal terkaya dalam sejarah yang meninggalkan lebih dari tujuh ton emas untuk keluarganya.

Tetapi dia tidak lantas puas dengan kekayaannya dan ingin melakukan beberapa perbuatan baik untuk masyarakat. Hal itu membuatnya memiliki rencana untuk membangun Fuggerei dengan setoran awal 10.000 gulden. Tujuannya adalah untuk menciptakan komunitas bagi orang miskin yang menggabungkan kegiatan keagamaan bersama dengan fasilitas perumahan yang sangat murah. Penduduk asli kompleks itu terutama adalah pengrajin dan pekerja harian. Beberapa orang mengoperasikan usaha kecil dari rumah atau menjual jasa untuk kemudian ditukar dengan barang-barang kebutuhan sehari-hari. Sekolah didirikan di tempat tersebut untuk memberikan pendidikan Katolik. Salah satu penduduk paling terkenal di Fuggerei adalah kakek buyut Wolfgang Amadeus Mozart yang tinggal dari tahun 1681 hingga 1694. Pada hari ini, ada plakat batu yang didedikasikan untuk patronasinya.

Arsitektur asli perumahan tersebut dibuat oleh Thomas Krebs dan Gereja St. Markus kemudian dibangun oleh Hans Holl pada tahun 1582. Hingga tahun 1938, banyak lagi kompleks perumahan, air mancur, dan fasilitas lainnya ditambahkan. Namun sayangnya, selama Perang Dunia II, sebagian besar Fuggerei rusak. Untuk perlindungan para penghuninya, bungker dibangun di dalam kompleks. Hari ini, bunker telah diubah menjadi museum bunker. Setelah perang berakhir, dua bangunan dibangun untuk para janda dalam rangka mendukung mereka dan keluarganya. Juga, kerusakan yang dilakukan telah diperbaiki dan ada lebih banyak lagi bangunan ditambahkan. Hingga hari ini, ada 67 rumah dan 147 Wohnungen (apartemen).

Meskipun harga sewa dan suasana kotanya sangat menggiurkan, ada peraturan daftar tunggu empat tahun untuk bisa pindah ke Fuggerei. Selain itu, ada pembatasan ketat untuk menjadi bagian dari komunitas perumahan Fuggerei. Hanya orang-orang yang berusia di atas 60 tahun dan beragama Katolik, bersama dengan persyaratan tertentu lainnya, yang dapat tinggal di sana.

Kompleks perumahan ini cukup menawan, dan siapa pun yang tahu tentang tempat tersebut pasti ingin tinggal di sana meski hanya sementara waktu. Namun, ada pembatasan ketat jika Anda ingin menjadi bagian dari Fuggerei. Sebagai permulaan, ada daftar tunggu yang mencakup empat tahun. Beberapa orang yang mendapatkan kesempatan untuk tinggal di sana setelah menunggu begitu lama mengatakan  mereka merasa sangat senang seperti memenangkan lotere.

Selain itu, orang yang bersedia tinggal di Fuggerei harus beragama Katolik. Mereka juga harus berpartisipasi dalam doa harian yang dilakukan tiga kali setiap hari – Doa Bapa Kami, Salam Maria, dan Pernyataan Iman Nicea. Persyaratan usia minimum adalah lebih dari 60 tahun, dan pemohon harus tinggal di Augsburg selama dua tahun terakhir. Juga, meskipun kompleks perumahan hanya untuk orang miskin dan yang hanya membutuhkan, jika mereka memiliki utang sebelumnya, mereka tetap tidak diperbolehkan. Orang-orang yang tinggal di sana juga diminta untuk berkontribusi kepada masyarakat dengan bekerja sebagai penjaga malam, sexton, atau tukang kebun. Mereka juga memiliki jam malam yang ketat. Gerbang kompleks ditutup pada jam 10 malam setiap harinya. Masuk diluar jam itu akan dikenakan biaya dend $0.50 (atau € 1) untuk penjaga malam.

Setiap tahun, diperkirakan 200.000 pengunjung datang untuk mengunjungi kota bersejarah ini. Meskipun mereka tidak diizinkan masuk ke salah satu tempat tinggal penduduk, pengunjung dapat menjelajahi museum yang menampilkan peninggalan apartemen yang masih berdir sempurna dan memberikan informasi mendalam tentang keluarga Fugger.

Museum apartemen

Orang-orang dari seluruh dunia datang untuk melihat sekilas komunitas yang luar biasa ini. Empat puluh lima menit tur tersedia untuk pengunjung. Para pengunjung tidak dapat memasuki salah satu bangunan yang ditempati. tetapi jika mereka ingin merasakan tampilan dan nuansa apartemen, mereka dapat mengunjungi museum. Museum ini memiliki apartemen yang dijadikan cagar budaya, persis seperti yang ada di gedung-gedung yang ditempati para penduduk.

Museum ini juga menawarkan informasi rinci tentang keluarga Fugger. Pengunjung juga dapat memeriksa bunker yang dibangun selama Perang Dunia II. Beberapa bahkan mendapat kesempatan untuk berinteraksi dengan orang tua yang tinggal di komunitas.

Para pengunjung melihat di dalam museum

Tur ini tersedia dalam berbagai bahasa asing seperti Jerman, Inggris, Italia, Prancis, Rusia, Spanyol, Ceko, Rumanian, Yunani, Hungaria, dan Cina. Setiap tur dikenakan biaya € 4 per orang.