Beranda Dunia Perbedaan Orang Arab dan Yahudi yang Menyebabkan Mereka Tidak Akur

Perbedaan Orang Arab dan Yahudi yang Menyebabkan Mereka Tidak Akur

Arab dan Israel

Keterbedaan antara orang Arab dan orang Yahudi sebenarnya telah ada sejak jaman dahulu. Sejarah mencatat bahwa perbedaan pandangan ini telah menyebabkan peperangan dan pertempuran antara kedua kelompok etnis tersebut.

Terlepas dari kenyataan bahwa baik orang Arab maupun orang Yahudi yang sama-sama berasal dari Semit, mereka berselisih, dan konflik Arab Israel ini telah menjadi pusat perhatian serta menyebabkan hubungan kurang baik antara AS dan negara-negara Islam lainnya. Artikel ini mencoba menelusuri sejarah awal mula untuk mencari tahu penyebab sebenarnya perbedaan antara orang Arab dan orang Yahudi.

Orang Arab

Arab adalah etnik yang terkonsentrasi di Asia Barat dan Afrika Utara. Orang Arab tinggal terutama di 21 negara yang termasuk wilayah geografis ini, tetapi banyak pula mereka yang ditemukan berada di bagian lain dunia. Meskipun saat ini sebagian besar orang Arab adalah Muslim, orang Arab ada di sana sebelum munculnya Islam, ada bukti orang Kristen Arab serta orang Yahudi Arab.

Saat ini orang Arab ditemukan terkonsentrasi dan tersebar di wilayah geografis besar yang terdiri dari 21 negara seperti Mesir, Libya, Sudan, Yordania, Arab Saudi, Yaman, Oman, Aljazair, Mauritania, Bahrain, Qatar, UEA dll. Negara-negara Arab terkenal dengan sumber daya minyaknya yang melimpah.

Orang Yahudi

Yahudi adalah kata yang biasa digunakan untuk orang yang mengaku sebagai Yudaisme terlepas dari di mana tempat mereka tinggal. Sebagian besar orang Yahudi, walau bagaimanapun, ditemukan di negara Israel yang diciptakan pada tahun 1948. Wilayah yang disebut Israel ini dikelilingi oleh negara-negara Arab di Lebanon, Suriah, Yordania, dan Mesir.

Meskipun mayoritas penduduk Israel adalah Yahudi, ada juga Muslim Arab dan Kristen yang tinggal di Israel. Ada 75% orang Yahudi dalam populasi 7 juta di Israel. Hampir satu juta orang Yahudi tinggal di luar negeri, sebagian besar di AS, Prancis, dan Kanada.

Apa perbedaan antara orang Arab dan Yahudi?

Alasan konflik yang terjadi antara orang-orang Arab dan Yahudi dapat ditelusuri ke keyakinan agama mereka. Menurut Alkitab Yahudi, Tanah Israel dijanjikan oleh Allah khusus kepada anak-anak Israel. Menurut Al-Quran, Tanah Kanaan dijanjikan tidak hanya untuk keturunan Ishak, putra bungsu Abraham, tetapi juga bagi keturunan putra sulungnya, Ismail.

Orang Arab menganggap diri mereka sebagai anak Ismail. Dalam 1400 tahun terakhir, para penguasa Muslim telah membangun struktur yang sekarang menjadi situs suci bagi orang-orang Arab tetapi terletak di tanah yang disebut Israel.

Yerusalem, ibu kota Israel, diyakini oleh umat Islam sebagai tempat yang dilalui nabi mereka Muhammad selama perjalanannya ke surga. Dengan demikian, wilayah yang telah diklaim oleh orang Yahudi sebagai tanah yang dijanjikan kepada mereka oleh Tuhan juga telah diklaim oleh orang Arab Palestina.

Jika dilihat dari sudut pandang alasan politik, kita bisa temukan bahwa kebangkitan nasionalisme Arab sebagai tanda kebencian terhadap diskriminasi Arab oleh Kekaisaran Ottoman serta pemberontakan melawan Kekaisaran selama Perang Dunia I yang didukung oleh Inggris menyebabkan penciptaan Palestina.

Masuknya dalam jumlah besar orang Yahudi di negara ini menciptakan rasa tidak aman di antara orang-orang Arab Palestina. Orang-orang Yahudi juga mulai banyak yang membeli properti di daerah ini menyebabkan kemarahan di antara orang-orang Arab.

Pertempuran Tel Hai terjadi antara orang-orang Arab dan Yahudi pada tahun 1920. Ada dugaan kuat bahwa Inggris tengah berusaha untuk menciptakan negara Israel yang merdeka di dalam Palestina. Pada tahun 1948 Inggris mengumumkan niat mereka untuk hengkang. Dan benar, pada 14 Mei 1948, David Ben Gurion, Ketua Dewan Yahudi, mendeklarasikan Negara Israel di dalam Palestina.

Mesir, Suriah, Lebanon, dan Yordania meradang atas keputusan tersebut, kemudian menyerang negara yang baru didaulat. Perang Arab Israel terjadi pada tahun 1948. Israel berhasil mengalahkan pasukan gabungan ini, dan akhirnya terjadi gencatan senjata pada tahun 1949 antara Israel dan semua tetangganya.

Sejak itu, Israel telah menandatangani banyak perjanjian dengan tetangga negaranya, tetapi keretakan antara orang Arab dan orang Yahudi sebenarnya masih terus berlanjut.