Beranda Dunia Kisah Militer Australia Kalah Perang Melawan Burung Emu

Kisah Militer Australia Kalah Perang Melawan Burung Emu

Dalam hal postur, Emu adalah burung terbesar kedua di dunia. Burung majestik ini hanya bisa ditemukan di Australia. Burung emu pertama kali terlihat oleh orang Eropa yang melakukan perjalanan ke pantai barat Australia pada tahun 1696. Diperkirakan pada tahun 2009, populasinya telah mencapai 630.000 hingga 725.000 ekor. Meskipun burung-burung ini adalah salah satu makhluk paling menarik di Australia saat ini, sekitar 77 tahun yang lalu mereka pernah menyebabkan kepanikan bagi orang-orang di daerah Chandler dan Walgoolan di Australia. Hal itu kemudian menyebabkan Perang Emu besar tahun 1932 hingga militer Australia dipanggil untuk melawan amukan pasukan burung emu. Tapi anehnya, dalam peperangan tersebut pasukan emu menang telak meski melawan senapan mesin.

Pada tahun 1932, setelah Perang Dunia I, tentara Australia yang kembali pulang diberi lahan untuk pertanian oleh pemerintah. Namun saat mereka mulai bertani, gerombolan burung emu datang memakan dan menghancurkan semua tanamam milik para petani 

Pasukan Militer Australia Perang Dunia I
Tentara Australia menunggu kereta di stasiun kereta api Gamache setelah meninggalkan Perancis untuk dipulangkan ke rumahnya masung-masing

Setelah Perang Dunia I usai, para tentara kembali ke rumahnya masing-masing dan memulai kehidupan lamanya kembali. Meskipun mereka ingin sekali kembali ke kehidupan “normal” , mereka justru mengalami banyak kesulitan. Tidak banyak kesempatan kerja yang tersedia untuk para pemuda-pemuda ini.

Sebelum maju berperang, sebagian besar pria tersebut dulunya adalah pekerja tidak terampil, seperti pengembala atau petani. Sebagai ungkapan terimakasih atas jasa-jasanya terhadap negara, pemerintah Australia lalu membuat strategi untuk menawarkan “skema pemukiman tentara.” Sesuai dengan skema ini, lebih dari 5.000 mantan tentara diberikan petak-petak tanah. Mereka diminta menggunakan tanah itu untuk membudidayakan tanaman gandum dan memelihara domba. Pemerintah bahkan menawarkan mereka uang untuk memulai masa depan barunya di bidang pertanian.

Meskipun pemerintah Australia memiliki alasan yang bagus dengan menawarkan petak tanah dan uang, namun sebagian besar plot tanahnya adalah tandus, yang tidak layak untuk semua jenis budidaya. Ditambah, Depresi Besar telah menyebabkan harga gandum turun drastis. Untuk menenangkan para veteran yang sudah terlanjur marah, pemerintah kemudian menjanjikan subsidi gandum, tetapi, seperti halnya dengan banyak janji yang dibuat oleh pemerintah, subsidi tersebut nyatanya tidak pernah datang.

Keadaan menjadi bertambah buruk, saat hampir seluruh tanaman yang ditanam oleh para veteran tersebut diserang oleh emu! Ya, burung-burung besar, tak bisa terbang yang saat ini menjadi kebanggan Australia.

Para petani mengalami kesulitan melindungi tanamannya. Namun karena sebelumnya mereka adalah pasukan bersenjata yang terlatih, satu-persatu burung emu ditembaki dengan senapan. Sayangnya, mereka masih tidak dapat menghentikan “ancaman” bahkan setelah menembak sekitar 100 ekor burung emu

Kerusakan lahan dan berkurangnya suplai air bersih akibat serangan burung emu

Emu adalah burung besar. Ketinggiannya dapat mencapai sekitar 5,7 kaki. Mengesampingkan sisi majestiknya, siapa sangka jika burung emu pada tahun 1932 pernah membawa malapetaka bagi kehidupan para prajurit yang beralih menjadi petani. Mereka menghancurkan semua yang telah ditanam susah payah oleh para petani. Pada akhir tahun, ada lebih dari 20.000 emu berlarian melintasi ladang gandum dan melahap tanaman apa pun yang mereka temukan di jalan. Rupanya, emu ini tengah bermigrasi untuk mencari air dan tak sengaja menemukan makanan kesukaannya, yang tak lain adalah gandum.

Setelah mencoba berbagai cara untuk menghentikan emu, para mantan militer itu melakukan satu hal yang mereka tahu paling baik – yaitu menembakinya dengan senapan. Tapi masalahnya adalah tingkat emu yang bermigrasi sangatlah banyak. Jumlah mereka bertumbuh dengan cepat. Bahkan setelah para petani menembak mati sekitar 100 ekor emu, masalah tetap terus ada dan bertambah semakin parah.

Kondisi ini membuat para petani meminta bantuan pemerintah Australia. Militer Australia, di bawah Mayor G.P.W. Meredith, dikerahkan untuk membantu para petani, yang menyebabkan peperangan besar melawan binatang dikenal sebagai Perang Besar Emu (The Great Emu War) pada tahun 1932

Burung Emu
Seorang pria memegang emu yang dibunuh oleh tentara Australia dan Lewis Gun digunakan selama Perang Emu. Kredit Gambar: Wikipedia, Wikipedia

Karena sudah buntu, para petani mau tidak mau harus memohon bantuan ke pemerintah. Pemerintah lantas memberi persetujuan kepada militer Australia untuk berbaris ke ladang dan menghentikan pemberontakan “teror” yang dilakukan oleh pasukan burung emu. Kontingen kecil yang ditugaskan dilengkapi dengan 10.000 butir amunisi dan dua senapan Lewis (senapan mesin). Para prajurit ditempatkan di bawah komando Mayor G.P.W. Meredith dari Seventh Heavy Battery of Royal Australian Artillery. Mereka berbaris ke distrik Campion di mana pusat ladang gandum berada.

Ketika para tentara melihat burung-burung sedang bergerombol berlarian, mereka secara diam-diam berbaris di belakangnya. Mereka bergerak dengan formasi pertempuran dan akan menyerang burung-burung tersebut dari belakang. Tapi begitu pertempuran telah dimulai, apa yang terjadinya selanjutnya sangat mengejutkan. Ya, para prajurit ternyata kalah melawan sekelompok emu yang tidak bersenjata.

Anehnya, para emu mampu meminimalkan korban dari tembakan senapan mesin. Dua upaya dilakukan untuk membasmi emu, tetapi burung tersebut tetap memenangkan pertempuran kedua kalinya. Sayangnya, meskipun mereka menang melawan militer, populasi mereka turun drastis selama enam bulan berikutnya karena penduduk setempat terus melanjutkan pemusnahan secara individual.

Tentara Australia
Tentara Australia Ray Owen memegang bangkai burung Emu dan Sargent McMurray dan Gunner J. O’Hallroan dengan senapan mesin Lewis selama Perang Emu

Ketika perang senjata dimulai pada 2 November 1932, emu yang telah tersebar ke segala arah dan diserang ternyata mampu meminimalkan korban jiwa. Meski tak satu pun dari burung-burung itu yang membalas menyerang pasukan militer.

Setelah serangan pertama, sekitar 100 emu terlihat lagi di ladang. Para prajurit membuang semua strategi rumit kali ini dan mulai menembakinya pada jarak dekat. Sayangnya, senjata itu macet karena cuaca buruk, dan hanya 12 burung yang terbunuh. Pada minggu pertama operasi, 2.500 butir amunisi telah ditembakkan. Ada ketidakpastian pada jumlah burung yang terbunuh. Satu laporan mengatakan ada sekitar 50 ekor, sementara menurut jumlah yang didapat oleh penduduk setempat, sekitar 200-500 burung tewas. Karena liputan negatif di media, operasi tersebut kemudian dihentikan pada 8 November 1932.

Ketika audah tidak terdengar lagi suara tembakan senapan, gerombolan emu datang kembali ke ladang. Militer harus diterjunkan kembali pada 13 November 1932, dan kali ini usahanya lebih berhasil dibandingkan dengan serangan pertama. Pada 2 Desember, mereka membunuh 100 emu per minggu. Meredith mengklaim bahwa dia telah membunuh 986 emu dengan 9.860 butir amunisi.

Burung emu
Segerombolan besar burung emu

Tetapi masalah dari emu tetap saja tidak dapat diatasi sepenuhnya, dan para petani meminta bantuan lagi pada tahun 1934, 1943, dan 1948. Naun Pemerintah Australia menolak semua permintaan itu selanjutnya. Hal ini menyebabkan penduduk setempat harus rela memberikan sebagian hasil taninya untuk burung emu.

Meski dalam hal ini tampak seperti emu yang menang, populasi mereka justru turun drastis selama beberapa bulan setelah serangan ini. Ada banyak protes oleh konservasionis untuk melindungi burung langka Australia ini dan menghentikan pemusnahan massal yang masih terus berlangsung. Namun hari ini, burung emu telah menjadi hewan kebanggaan dan kesayangan Australia selain hewan-hewan langka lainnya.