Beranda Lokal Menelusuri Jejak Bukti Keberadaan Orang Pendek di Sumatera

Menelusuri Jejak Bukti Keberadaan Orang Pendek di Sumatera

Jauh di dalam hutan di pulau paling barat kepulauan Indonesia, terletak rumah salah satu cryptid yang paling sulit dipahami di dunia. Orang Pendek, keajaiban cryptozoological yang terkenal di Sumatra, adalah primata kecil, berjalan dengan dua kaki atau bipedal yang pernah terlihat beberapa kali oleh penduduk asli maupun peneliti asing.

Penampakan Orang Pendek

Penampakan Orang Pendek
Replika model Orang Pendek

Orang Pendek diyakini sebagai spesies primata yang belum ditemukan, berpotensi besar berasal dari genus homo. Selama bertahun-tahun telah ada sejumlah besar penampakan Orang Pendek oleh pelancong, penduduk setempat, dan peneliti yang datang untuk mencari makhluk cryptid tersebut.

Karakteristik paling umum yang dikonfirmasi oleh banyak penampakan digambarkan Orang Pendek berdiri tegak dengan ketinggian badan antara 30 dan 60 inci, atau sekitar 2½ sampai 5 kaki. Makhluk-makhluk ini digambarkan tertutup rambut berwarna keemasan, coklat, atau abu-abu dan bipedal, berjalan tegak dengan cara yang sama seperti manusia.

Tetapi yang lebih aneh lagi adalah bahwasanya mereka dikatakan memiliki fitur wajah seperti manusia, berbeda jauh dalam penampilan dari kebanyakan monyet yang biasa kita lihat.

Fitur wajah manusia ini telah membuat beberapa orang percaya bahwa makhluk ini bisa jadi merupakan sepupu spesies manusia yang telah lama hilang, berbagi nenek moyang yang sama. Satu kelompok peneliti arkeologi yang menemukan sisa-sisa spesies kecil mirip manusia ini, melaporkan temuan mereka sebagai Homo floresiensis, dijuluki Hobbit dalam kehidupan nyata, mungkinkah ini cryptid Sumatera?

Menurut penduduk setempat, Orang Pendek adalah makhluk cerdas dengan kemampuan luar biasa dalam menghindari deteksi saat mengawasi manusia, dengan sifatnya yang sangat tersembunyi. Dalam satu pertemuan penduduk asli, salah satu warga yang melihat mengatakan makhluk itu mengangkat kedua tangannya ke atas untuk membuat dirinya terlihat lebih besar dan lebih mengancam, salah satu naluri intimidasi biasa dalam dunia kera. Pertemuan lain melaporkan tanda-tanda agresi yang serupa, meskipun tidak jelas apakah salah satu dari makhluk ini pernah menyerang.

Salah satu peneliti paling terkenal dalam mencari keberadaan Orang Pendek adalah mantan jurnalis Inggris, Debbie Martyr. Saat menyelidiki cryptid pada tahun 1994, Martyr melihat Orang Pendek dengan matanya sendiri di hutan Sumatra. Sayangnya, dia tidak sempat mengambil foto tepat waktu saat ia berpapasan dengan primata berkaki dua tersebut. Menurutnya makhluk itu memang tidak seperti apa pun yang pernah dia lihat sebelumnya.

Penampakan lainnya datang dari seorang mantan pilot helikopter militer, yang melihat makhluk itu saat terbang melalui Taman Nasional Kerinci Seblat, titik pusat terjadinya banyak penampakan Orang Pendek. Di sana, dia berkata menyaksikan cryptid tersebut di pohon dan terbang lebih dekat untuk mendapatkan tampilan yang lebih baik. Dia mengatakan kepalanya berbentuk berbeda dari manusia dan memiliki lebih banyak struktur seperti kera, tetapi wajahnya jelas humanoid (menyerupai manusia).

Bukti Orang Pendek

Meskipun sulit untuk menemukan gambar Orang Pendek secara definitif, ada satu video yang beberapa waktu sempat viral. Di dalam video rekaman itu, terlihat sesosok menyerupai manusia kerdil kecil melesat keluar dari hutan di depan sekelompok pengendara motor tanah. Makhluk itu lari ke hutan, tepat sebelum satu pengendara motor menangkapnya.

Makhluk tersebut jatuh, saat mau mengambil tongkat panjang dan melarikan diri, terlihat seperti tidak mengenakan apa-apa selain cawat. Makhluk ini tampak seukuran manusia kecil, meskipun tingginya sulit untuk dinilai karena berbagai sudut rekaman yang kurang tepat.

Namun makhluk yang terlihat dalam video itu tampak kurang berbulu jika dibandingkan dengan sebagian besar deskripsi Orang Pendek penduduk setempat. Dalam rekaman tersebut, makhluk itu terlihat hanya memiliki rambut sangat sedikit di punggungnya, menguatkan kemungkinan bahwa rekaman itu bisa saja bohong.

Peneliti lain yang melacak Orang Pendek adalah orang Inggris yang bernama Adam Davies. Davies membuat model replika menurut apa yang dia yakini sebagai jejak kaki makhluk yang dia temukan di hutan-hutan Sumatra Barat.

Menurut pengamatan dan penelitiannya, bentuk model yang cocok dengan deskripsi Orang Pendek adalah memiliki jari yang berbeda, seperti layaknya monyet pada umumnya. Tetapi ada satu perbedaan yang mencolok: jari-jari kaki tidak panjang seperti monyet, melainkan pendek dan lebar seperti manusia.

Para peneliti lain seperti Richard Freeman telah menjelajahi daerah-daerah seperti Sumatra Barat selama bertahun-tahun, memotret spesies yang belum pernah didokumentasikan sebelumnya. Menurut Freeman, ia mengambil gambar hingga 60 spesies yang belum pernah dilihat sebelumnya, membuat kemungkinan bahwa spesies primata yang tidak diketahui ada di sana relatif tinggi.

Namun mereka yang sinis mengatakan bahwa penampakan makhluk itu hanyalah penampakan orangutan yang disalahartikan saja. Namun ada argumen kuat yang dapat menghalau skeptisisme ini, yaitu orangutan tidak pernah terlihat di daerah Sumatra. Orangutan juga menggunakan lengan dan buku jarinya untuk keseimbangan ketika berjalan, tidak bergerak sepenuhnya tegak, seperti kebanyakan kesaksian orang-orang yang pernah melihat ciri-ciri Orang Pendek.

Sampai saat ini, status Orang Pendek masih dalam pencarian dan penelitian. Tetapi dengan semua bukti keberadaannya, nampaknya para peneliti ini akan dapat menemukan bukti pasti segera. Penemuan Orang Pendek tentu akan menambah catatan sejarah luar biasa tentang keberadaan manusia di bumi.