Beranda Dunia Islam Kisah Nabi Ibrahim Hingga Awal Mula Terciptanya Air Zam-zam

Kisah Nabi Ibrahim Hingga Awal Mula Terciptanya Air Zam-zam

Kisah Nabi Ibrahim
Kaligrafi Arab bertuliskan Ibrahim

Kisah Nabi Ibrahim – Nabi Ibrahim datang dari Irak menuju Syam yang kemudian dia tinggal di kota al-Khalil di Baitul Maqdis. Ketika terjadi kekeringan yang demikian panjang, dia bersama istrinya berangkat menuju Mesir. Tatkala penguasa Mesir melihat istri Ibrahim, dia jatuh cinta dan ingin mengawininya.

Maka, Nabi Ibrahim meminta istrinya untuk mengatakan pada penguasa itu bahwa dia adalah saudarinya (memang dia adalah saudarinya dalam agama). Ini dilakukan karena adanya kekhawatiran dari Nabi Ibrahim bahwa jika dia mengatakan yang sebenarnya, maka dia akan dibunuh oleh penguasa tersebut.

Allah melindungi istri Nabi Ibrahim dari kejahatan raja zalim itu. Setiap raja tersebut akan menyentuh istri Ibrahim, maka tangannya selalu lumpuh. Raja itu pun tahu siapa sebenarnya wanita itu dan dia menghadiahkan seorang budak padanya yang bernama Hajar. Kemudian raja itu memerintahkan agar Ibrahim, istrinya, serta budak yang dia hadiahkan itu segera keluar dari Mesir.

Nabi Ibrahim kembali ke Khalil di Syam dan tinggal di sana. Sarah, istrinya, memasrahkan Hajar pada Ibrahim untuk dinikahi. Sarah berkata, “semoga Allah mengaruniakan seorang anak darinya.” Maka, setelah beberapa lama menikah, Hajar pun hamil dan melahirkan seorang putra yang bernama Ismail. Namun, Sarah justru dilanda cemburu yang sangat kuat dan meminta kepada Ibrahim agar Hajar bersama anak yang baru dilahirkannya itu pergi dari sisinya.

Ibrahim bersama Hajar dan anaknya segera berangkat ke arah selatan hingga tiba di sebuah tempat yang disebut Mekah Al-Mukarramah. Kemudian dia tinggalkan keduanya di tempat itu. Pada saat itulah Ibrahim berdoa (sebagaimana yang diabadikan di dalam Al-Qur’an),

“Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati. Ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat. Maka, jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.” (Ibrahim: 37)

Kemudian Ibrahim pun kembali Syam. Sedangkan, Hajar yang ditinggalkan Ibrahim di Mekah mulai kehabisan air. Tatkala air sudah benar-benar habis, dia segera mencari sumber air lain di sekitar. Dia berlari-lari kecil antara Shafa dan Marwah sebanyak tujuh kali untuk mencari air.

Hingga akhirnya dia datang ke tempat zam-zam, Ismail yang masih kecil memukul-mukulkan kakinya ke tempat itu sambil menangis karena kehausan. Maka, memancarlah air dari tempat tersebut dengan izin Allah. Kemudian mereka tinggal dan menetap di sana.

Sementara itu, kabilah ]urhum yang berada di yaman melakukan migrasi dan melewati Mekah. Hajar mengizinkan mereka untuk tinggal bersama ia dan putranya di tempat itu. Ismail pun tumbuh di tengah-tengah lingkungan kabilah Jurhum itu.

Mengenai Kabilah Jurhum ini, akan kita bahas lebih lanjut dalam artikel Sejarah Singkat Pertumbuhan Mekah dan Kisah Nabi Ismail. Demikian artikel singkat tentang Kisah Nabi Ibrahim. Semoga bisa memberi manfaat.