Beranda Hobi 7 Permainan Tradisional yang Populer di Indonesia

7 Permainan Tradisional yang Populer di Indonesia

Permainan Tradisional Congklak
Permainan Tradisional Congklak

Permainan tradisional Indonesia sempat begitu populer di kalangan anak-anak sebelum tahun 80-an. Sampai-sampai tak afdol rasanya jika malam bulan purnama ada yang tidur sore-sore tanpa terlebih dahulu berkumpul di halaman rumah untuk bermain bersama.

Namun setelah era games digital ditemukan, kebiasaan memainkan permainan bersama-sama di halaman rumah mulai menghilang. Teknologi video games portable seperti game watch, juga Nintendo games membuat anak-anak menemukan kesenangan baru. Permainan tradisional memang masih dimainkan, namun intensitasnya mulai berkurang.

Apalagi saat perangkat Play Station ditemukan dan booming. Keasyikan permainan tradisional Indonesia yang selalu melibatkan banyak orang untuk memainkannya makin punah. Permainan elektronik yang dimainkan secara individual makin meraja lela pengaruhnya.

Kemudian, saat internet makin mudah aksesnya, muncul lagi tren game online yang memungkinkan permainan tersebut dimainkan oleh pemain dari beberapa tempat yang berbeda, memanfaatkan koneksi internet.

Permainan tradisional Indonesia makin ditinggalkan dan dianggap kuno serta tak bergengsi untuk dimainkan oleh anak-anak. Teknologi sudah menjadi bagian hidup yang tak terpisahkan dalam kehidupan anak-anak di Indonesia, bahkan sampai ke kampung-kampung sekalipun.

Kebiasaan itu membuat pertumbuhan psikis anak-anak turut terpengaruh. Mereka kini tumbuh menjadi pribadi yang individual dan sosialisasinya terbatas. Kebiasaan memainkan permainan dalam game yang bersifat individual itu pun membuat anak-anak kurang peka dengan keadaan teman-temannya. Kecerdasan sosial mereka juga kurang.

Empati anak-anak terhadap penderitaan orang lain pun turut berpengaruh sebab rata-rata jenis permainan dalam Play Station atau game online yang disukai bertema perang dan pertarungan. Ini membuat rasa empati mereka tidak terasah dan memicu sikap agresif.

Nah, dengan banyaknya dampak buruk dari game digital yang dapat mempengaruhi perkembangan anak-anak, ada baiknya permainan tradisional Indonesia kembali dipupuk dan ditumbuhkembangkan. Sebab, rata-rata permainan tradisional menyehatkan dengan aktifitas di luar ruangannya, dan dimainkan banyak anak, yang memupuk keterampilan bekerja sama pada anak-anak.

Beberapa Jenis Permainan Tradisional Indonesia yang Populer

Ada jenis permainan tradisional Indonesia yang sangat sering dimainkan, terutama dalam even-even semacam peringatan hari kemerdekaan Indonesia. Dalam peringatan ini, hadiah-hadiah yang disediakan membuat banyak peserta yang bersemangat turut menjadi peserta dalam permainan. Hal ini membawa efek positif dalam rangka pelestarian permainan tradisional Indonesia, agar tidak punah dan dilupakan. Berikut adalah beberapa jenis yang populer dimainkan:

1. Permainan Tarik Tambang

Permainan ini biasanya melibatkan 5 atau lebih peserta dalam 1 grup. Seperti namanya, cara bermain permainan tarik tambang adalah dengan menarik sebuah tambang yang telah disiapkan oleh panitia. 2 grup bertarung untuk saling adu kekuatan dalam menarik sebuah tambang. Garis diletakkan di tengah-tengah posisi 2 grup tersebut, sebagai penanda batas. Jika salah satu grup telah melewati garis batas yang dibuat karena kalah kuat menahan tarikan lawan, maka grup tersebut kalah.

Kunci kemenangan dari permainan tarik tambang adalah, pemain yang terdepan haruslah yang kekuatannya paling besar. Ini agar ia dapat menahan dan menyentak tali tambang agar dapat menjauhi garis batas.

2. Permainan Kasti

Permainan tradisional Indonesia ini masih banyak dimainkan oleh anak-anak sekolah dalam pelajaran olahraga. Cara mainnya mirip dengan softball, hanya saja kasti lebih sederhana dan tidak membutuhkan lapangan khusus. 2 grup yang memiliki lebih dari 5 pemain dapat memainkan kasti.

Prinsipnya adalah, pemain harus bisa memukul bola yang dilemparkan, dengan pemukul dari kayu sejauh mungkin, agar pemain tersebut dapat melewati titik-titik singgah dalam lapangan, hingga kembali ke home.

3. Congklak

Congklak adalah permainan tradisional Indonesia yang asalnya dari Jawa. Congklak menggunakan media permainan terbuat dari kayu atau plastik, yang dicetak dengan lubang-lubang dipermukaannya. Biji-biji terbuat dari besi atau juga kerang kecil sejumlah 98 buah melengkapi permainan congklak.

Dua buah lubang besar terdapat di ujung papan congklak, berfungsi sebagai lumbung tempat pemain mengumpulkan hasil perolehan biji-biji congklak mereka. Pada akhir permainan, yang paling banyak jumlah biji dalam lumbungnya akan menjadi pemenang.

Sedangkan lubang kecil di sepanjang papan congklak berjumlah 14 terdiri atas 7 disetiap sisi pemain. Tiap lubang ini akan diisi dengan 6 biji kerang masing-masing lubangnya. Pemain akan mengedarkan biji-biji kerang ini agar lumbung mereka terisi.

4. Gasing

Sebenarnya gasing tidak hanya dikenal di Indonesia. Namun gasing termasuk permainan tradisional Indonesia, sebab sudah dimainkan sejak jaman dahulu oleh nenek moyang kita. Gasing terbuat dari kayu yang diukir dengan bentuk bundar mirip bola, namun ujung-ujungnya runcing, hingga memungkinkannya mencapai kesetimbangan saat sedang berputar pada porosnya.

Untuk dapat berputar kencang, gasing akan dililit dengan tali yang lalu disentak keras agar gasing terlempar dan berputar. Untuk memainkan permainan ini, memang peserta tidak berkelompok, melainkan sendiri-sendiri. Namun untuk mencari pemenang, maka beberapa orang dengan gasing berbeda akan adu kekuatan dan kestabilan gasingnya. Gasing mana yang paling lama berputar, maka itu pemenangnya.

5. Petak Umpet

Petak umpet ini permainan yang sering dimainkan jaman dahulu, kala bulan purnama sedang bersinar. Termasuk dalam permainan tradisional Indonesia dan juga dunia serta disukai oleh anak-anak.

Cara memainkannya juga mudah, namun tak kalah seru dengan game online. Petak umpet dapat dimainkan oleh beberapa anak, tak terbatas jumlahnya. Seorang anak yang mendapat giliran jaga di sebuah tempat, harus mencari tempat persembunyian teman lainnya. Yang paling pandai bersembunyi dan tak bisa ditemukan, itu yang menang.

6. Balap Karung

Balap karung ini juga merupakan permainan yang kerap diadakan saat peringatan hari kemerdekaan RI setiap tahunnya. Prinsip permainannya sama dengan balap lari, hanya saja setiap peserta memakai karung di kakinya seperti sarung.

Karung yang salah satu ujungnya tertutup itu membuat langkah peserta menjadi terhambat dan terkadang membuat mereka terjatuh. Ini yang selalu memicu tawa penonton saat lomba balap karung diselenggarakan. Sangat meriah, apalagi jika hadiah yang disediakan menarik. Peserta pasti akan membludak.

7. Panjat pinang

Panjat Pinang adalah permainan warisan dari penjajah Belanda. Menurut sejarahnya, penjajah sengaja mengadakan lomba panjat pinang untuk mendapat kelucuan saat para pribumi berebut hadiah berupa bahan pangan dan kebutuhan pokok yang sangat sulit didapatkan kaum pribumi jaman itu.

Dengan susah payah, peserta panjat pinang memanjat batang pinang licin untuk mendapat hadiah yang digantung di atasnya berupa keju, atau makanan dan barang-barang lainnya. Sementara itu, penjajah tertawa-tawa menonton mereka.

Namun itu tinggal sejarah. Kini panjat pinang diselenggarakan untuk membagi kesenangan di hari perayaan kemerdekaan RI. Peserta harus bekerja sama untuk dapat mencapai berbagai hadiah yang telah disediakan oleh panitia dengan cara memanjat batang pinang beramai-ramai. Hadiah yang ada bahkan cukup bernilai, misalnya sepeda motor dan juga televisi dan uang tunai. Biasanya peserta akan membagi rata hadiah yang diperoleh dengan adil.

Permainan tradisional Indonesia sejatinya masih sangat banyak jumlahnya. Namun seiring berjalannya waktu dan modernisasi, beberapa bahkan telah mulai punah dan tak lagi dikenal. Padahal permainan tersebut memiliki banyak manfaat bagi perkembangan fisik dan psikis yang sehat untuk anak-anak dan orang dewasa yang memainkannya.

Kelebihan Permainan Tradisional Indonesia

Sekilas, kondisi ini bukan hal yang perlu dikhawatirkan. Sebaliknya para orangtua justru merasa lebih senang jika anak-anak mereka tidak bermain yang membahayakan atau menyebabkan tubuh menjadi kotor. Sebenarnya ini pemikiran yang kurang tepat.

Karena dengan membiarkan seorang anak tenggelam dalam permainan berbau teknologi tersebut, justru akan merusak mental dan perkembangan jiwa seorang anak. Mereka akan tumbuh menjadi seorang yang egois serta individualis serta enggan bekerja keras karena sudah terpola berpikir praktis.

Dengan mengajarkan permainan tradisional Indonesia ada beberapa nilai manfaat yang bisa diberikan pada seorang anak. Diantaranya adalah, melatih anak agar lebih kreatif. Permainan tradisional biasanya harus dibuat terlebih dahulu, seperti permainan mobil-mobilan dari kulit jeruk. Disinilah seorang anak dituntut kreativitasnya, mengubah barang yang tidak bermanfaat menjadi berguna. Permainan itu juga membina sikap sosial. Banyak permainan yang harus dimainkan secara kelompok seperti permainan lompat tali. Hal ini secara tidak sadar akan menumbuhkan jiwa sosial dan sikap saling menghargai pada sesama manusia.

Melatih kekompakan. Permainan bakiak, menuntut kerjasama tim. Jika anak biasa memainkan permainan bakiak, mereka akan terpola untuk bisa bekerja sama dengan orang lain secara kompak dan tidak mementingkan egoisme. Permainan tradisioanl juga melatih fisik. Permainan seperti petak umpet, menuntut seorang anak untuk bisa berpikir dan berlari kencang. Hal ini akan melatih seorang anak untuk berolahraga dan menyehatkan tubuh.

Permainan tradisional juga mengajarkan bahwa bangsa ini memiliki aset yang tak boleh diabaikan. Aset permainan ini adalah satu hal yang harus dilestarikan agar apa yang telah diciptakan oleh orang terdahulu masih bisa dinikmati hingga kini. Kalau semua permainan harus berbau teknologi, maka bagaimana dengan masa depan permainan tradisional yang menarik itu?

Menyiasati Permainan Tradisional

Kalau orangtua tidak membiarkan anak-anaknya bermain kotor karena mereka khawatir anaknya terkena kuman atau bakteri, maka ada beberapa hal yang bisa dilakukan.

Untuk bermain petak umpet, bisa dilakukan di rumah. Selain aman, semua perabotan rumah tangga bisa dijadikan saran untuk bersembunyi. Anak-anak jadi berpikir sangat kreatif mencari tempat yang paling tersembunyi. Mereka bahkan bisa menggunakan kain untuk menutupi tubuhnya agar tidak mudah ditemukan. Untuk permainan lompat tali, bisa dilakukan di beranda depan. Untuk beranda yang berukuran 12 meter persegi, permainan lompat tali bisa diikuti oleh 4-6 orang anak yang bergantian melompati tali yang terbuat dari karet gelang.

Sedangkan untuk permainan Rebut Benteng, halaman masjid atau lapangan kelurahan bisa dilakukan. Untuk permainan gasing dan yoyo, atap rumah atau di kamar juga bisa. Kalau bermain kelereng, halaman rumah yang hanya berukuran 6 meter persegi pun sudah cukup. Sempit dan tidak terlalu leluasa memang tetapi anak-anak mempunyai tingkat penyesuaian diri yang tinggi sehingga keadaan itu tak akan menjadi masalah.

Sekarang memang menjadi tugas orangtua dan guru untuk memperkenalkan permainan tradisional Indonesia yang bisa dilakukan oleh anak-anak di tempat yang sangat terbatas itu. Tanpa adanya dorongan dan gambaran bahwa permainan itu mengasyikkan dan sangat menyehatkan, anak-anak tak akan bisa dan mungkin juga tak akan mau mencoba. Sedini mungkin perkenalkanlah agar anak-anak mempunyai banyak alternatif permainan.