Beranda Hobi Sejarah Asal-usul dan Filosofi dari Permainan Ular Tangga

Sejarah Asal-usul dan Filosofi dari Permainan Ular Tangga

Permainan ular tangga
Permainan ular tangga

Siapa yang masa kecilnya menghabiskan banyak waktu untuk mengocok dadu lalu menjalankan orang-orangan pada selembar kertas bermotif kotak-kotak? Jika iya, masa kecil Anda sungguh menyenangkan! Ya. Siapa yang tidak kenal dengan permainan ular tangga. Jenis permainan tradisional ini benar-benar terkenal.

Masa kanak-kanak adalah masanya bermain. Kewajiban mereka yang sesungguhnya adalah bermain. Ketika bermain, sesungguhnya, anak tengah berkembang. Baik mental, kepribadian maupun kemampuan berpikirnya. Hal yang mungkin tidak Anda pikirkan. Karena, mungkin yang Anda tahu, kemampuan anak hanya dapat berkembang di sekolah.

Pemikiran tersebut tentu tidak sepenuhnya salah. Anak memang membutuhkan sekolah untuk menambah pengetahuannya tentang pelajaran yang sifatnya teori. Tetapi, bermain juga tidak kalah penting untuk mereka. Dengan bermain, pemikiran mereka menjadi lebih luas. Pemahaman mereka terhadap sesuatu akan berbeda dengan anak-anak yang jarang bermain.

Keseimbangan memang diperlukan. Sekolah, berbagai les atau kursus serta beri waktu anak untuk bermain sesuai kehendaknya. Tetapi tentu saja, tetap berada dalam pengawasan orangtua. Hal-hal kecil tersebut akan berpengaruh besar saat anak tumbuh dewasa.

Berbagai pendapat tentang pentingnya permainan untuk anak sudah banyak dilontarkan. Bahkan oleh para ahli. Kurang lebihnya mereka mengatakan bahwa permainan penting untuk anak-anak. Bukan hanya penting untuk kecerdasan intelektual tapi juga kecerdasan emosional.

Melarang anak untuk bermain, sama saja membatasi perkembangan emosionalnya. Bermain sama dengan melakukan hubungan interaksi. Maka dari itu, akan lebih baik jika anak bermain bersama teman-temannya. Dari saling berinteraksi itulah anak belajar banyak hal tentang kepribadian. Tentang sifat manusia dan tentang bagaimana caranya bersosialisasi.

Mengajarkan hal-hal tersebut sejak dini pada anak cukup penting. Dengan membiarkannya bermain bersama teman-teman, anak diajarkan untuk tidak individualis. Karena, kita sama-sama tahu bahwa manusia adalah makhluk sosial. Lalu apa salahnya membiarkan anak untuk membangun hubungan sosialnya? Yang harus diawasi adalah, perhatikan agar anak bermain dengan teman-teman seusianya.

Karena, jika membiarkan anak bermain dengan teman yang tidak sebaya, fase pemahaman terhadap sesuatu pasti akan berbeda. Hal ini bisa tidak baik untuk perkembangannya. Anak bisa berisiko ikut-ikutan melakukan hal yang seharusnya tidak dilakukan anak seusianya. Risiko anak untuk jadi tidak nurut pada Anda sebagai orangtuanya juga cukup besar.

Permainan Anak yang Berkembang

Perkembangan akan selalu ada di muka bumi. Manusia terus berpikir dan berkreasi untuk menghadirkan sesuatu yang baru. Termasuk jenis permainan. Jenis permainan saat ini sudah jauh berkembang dibandingkan beberapa tahun lalu. Perubahan ini kemudian mengategorikan permainan menjadi dua jenis, yaitu permainan tradisional dan modern.

Lalu, termasuk dalam kategori manakah permainan ular tangga? Anda bisa menggolongkannya sebagai permainan tradisional. Karena, dalam memainkannya Anda tidak perlu menggunakan alat-alat canggih hasil penemuan terbaru.

Permainan anak-anak sudah banyak berubah. Konon mengikuti perkembangan zaman yang juga semakin berubah. Hal-hal menyenangkan kini bagi anak-anak kini dikemas dengan lebih modern. Di zaman seperti sekarang ini, permainan sudah berubah menjadi serba modern.

Permainan tradisional hampir tidak mungkin ditemui di kota-kota besar. Kegembiraan mereka tidak didapat dari berlari-lari di lapangan, tidak juga didapat dari kesederhanaan. Mereka kini bisa bahagia hanya dengan menekan-tekan tombol dan berhadapan dengan layar monitor. Bagi mereka, dapat bersenang-senang ketika bermain tidak membutuhkan banyak orang.

Permainan seperti itu tentu akan memberikan dampak yang berbeda kepada anak-anak. Apa yang diberikan oleh jenis permainan tersebut tidak sama dengan apa yang diberikan oleh permainan modern. Anak menjadi lebih individualis. Manajemen waktu yang dimiliki anak juga tidak teratur. Sadar atau tidak, permainan seperti itu akan membuat anak kecanduan.

Beberapa waktu lalu sempat ada berita yang mengabarkan bahwa sejumlah anak dengan gangguan jiwa meningkat akibat game. Mereka sudah sangat kecanduan hingga berani untuk membolos sekolah. Ketika dilarang, anak tersebut berteriak dan mengamuk. Permainan seperti itu jelas sangat membahayakan kejiwaan anak. Sebelum semuanya terlanjur, ada baiknya jika Anda mulai sangat membatasi hal tersebut. Ganti dengan sesuatu yang lebih fun dan sifatnya mendidik.

Beruntunglah Anda yang masih sempat merasakan serunya berbagai permainan modern. Anda pasti tahu bagaimana rasanya tertawa lepas khas anak-anak. Anda akan tahu bagaimana rasanya bertengkar berebut sesuatu dengan teman. Anda akan merasakan aura kompetisi yang masih sangat polos ketika balapan lari ke suatu tempat.

Dunia anak-anak saat ini terasa semakin miris. Banyaknya mall-mall dengan berbagai sarana permainan modern semakin mengikis habis keberadaan permainan tradisional seperti ular tangga. Ya. Permainan semacam ular tangga tidak mendapatkan perhatian yang besar untuk saat ini. Bergeser dengan berbagai permainan modern.

Sejarah dan Filosofi Ular Tangga

Tahukah Anda bahwa permainan ini berasal dari India? Ya. Permainan mengandalkan dadu dan papan atau kertas bermotif kotak-kotak dengan berbagai peraturan di dalamnya ini berasal dari tanah Hindustan. Di negara asalnya, permainan ini dikenal dengan sebutan moksha patam atau vaikunthapaali, atau dikenal juga dengan nama paramapada sopaanam.

Ketiga bahasa India yang mengacu pada permainan ini artinya adalah tangga menuju keselamatan. Menyebarnya permainan tradisional milik India ini terjadi pada 1943. Saat itu, permainan ini mulai menyebar di Amerika Serikat.

India memiliki budaya dan filosofi yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Negara tersebut kaya dengan hal itu. Apapun yang lahir dari mereka pastilah memiliki sesuatu. Termasuk permainan ular tangga ini. Jika Anda pernah memainkannya sedikit banyak pasti sudah terbayang kandungan nilai filosofi dari permainan ini.

Ya. Ketika bermain, Anda dihadapkan pada dua pilihan yang semuanya bergantung nasib, atau masyarakat India mengenalnya dengan istilah karma. Bisa ular yang artinya harus turun atau tangga yang artinya naik.

Ini kemudian dikaitkan dengan filsafat milik sistem kepercayaan Hindu. Ada sebuah kontras di sini, antara karma dan kama atau takdir dan keinginan. Setuju? Ketika memainkan ular tangga, keinginan untuk selalu menginjak kotak bertangga pasti paling besar, tapi ketika takdir atau kocokan dadu memaksa Anda untuk akhirnya menginjak kotak berular, Anda bisa apa?

Tangga dan ular yang ada pada permainan ini juga melambangkan sesuatu. Masih menurut filsafat Hindu, tangga adalah gambaran dari kebijakan. Tangga bermakna kerendahan dan kemurahan hati serta iman. Sementara ular melambangkan nafsu, kemarahan dan hal-hal buruk lainnya. Jumlah kotak yang totalnya 100 adalah gambaran sebuah keselamatan.

Bermain Ular Tangga

Anda yang pernah memainkan permainan ini sedikit banyak pasti tahu aturan mainnya, bukan? Ya. Untuk dapat memainkan ini, Anda perlu beberapa teman. Setidaknya satu teman. Karena, permainan ini baru bisa dimainkan dengan minimal dua orang.

Permainan baru bisa dimulai jika salah satu pemain berhasil mengeluarkan dua dadu bermata 6 bersamaan. Jika salah satu dadu tidak bermata 6, ia harus menunggu hingga kedua dadunya bermata 6. Setelah berhasil mendapatkan “boarding pass”, baru lah Anda bisa mengocok dadu lagi sebagai langkah awal.

Dalam permainan, Anda diwakilkan oleh bidak. Bidak tersebutlah yang nantinya akan melaju pada kotak-kotak permainan. Bidak itu juga lah yang akan naik atau turun. Siapa yang bisa mencapai angka 100 lebih dulu, ia adalah pemenangnya.

Permainan ini benar-benar mengasyikkan. Anda bisa memainkannya dengan banyak teman. Memainkan permainan ini juga akan membuat adrenalin Anda naik turun. Ketika melihat mata dadu yang keluar dan iseng menghitung lalu ternyata hitungan tersebut berakhir di kotak berular akan memberikan Anda sensasi menegangkan sekaligus mengecewakan. Pun sebaliknya ketika kotak yang diinjak ternyata kotak bertangga.

Tidak berlebihan jika kita mengatakan bahwa ada emosi yang terlibat ketika memainkan permainan ini. Ada kecewa, sedih, bahagia dan senang bisa menjapai angka 100 lebih dulu. Meskipun memang tidak ada yang mengatur mendapatkan hadiah apa, tetapi sebuah kebanggaan akan Anda rasakan ketika menjadi pemenang.

Ada satu lagi perasaan yang umum dirasakan ketika Anda berhasil mencapai angka 100. Anda akan merasa menjadi seorang yang paling beruntung di dunia ini. Bagaimana tidak, karena jalannya sebuah bidak ditentukan oleh kocokan dadu yang seratus persen mengandalkan keberuntungan.

Mengenalkan permainan ini kepada anak-anak pasti cukup menyenangkan. Cara bermainnya yang sederhana akan mudah dimengerti oleh mereka. Jika bingung mencari perlengkapannya, Anda bisa membuatnya sendiri. Buat papan permainannya sendiri. Hal tersebut justru akan semakin mengasyikkan bukan?

Memainkannya bersama anak di waktu luang, pasti akan menambah kedekatan antara anggota keluarga. Selain itu, kesempatan anak untuk berselisih pun cenderung kecil, karena permainan ini benar-benar mengandalkan keberuntungan. Yang artinya, kesempatan anak untuk berlaku curang semakin kecil. Selamat bermain!